55 sebanyak 53 orang 94,6. Hanya sedikit sebanyak 3 orang 5,4 responden yang
menjawab ”Tidak” ada penyuluhan dari petugas kesehatan.
b. Tingkat Petugas Kesehatan
Tabel 4.15. Distribusi Tingkat Dukungan Petugas Kesehatan pada Responden yang
Anaknya Menderita Gizi Buruk di Kabupaten Aceh Barat Daya pada Puskesmas Lhang Kecamatan Setia dan Puskesmas
Sangkalan Kecamatan Susoh.
No Tingkat Petugas Kesehatan Jumlah Orang
1 Tinggi
36 64,3
2 Sedang
7 12,5
3 Rendah
13 23,2
Jumlah 56
100,0
Berdasarkan tabel 4.15. di atas dapat dilihat bahwa tingkat dukungan petugas kesehatan sebagian besar 36 orang 64,3 responden berada pada tingkat
kategori ”tinggi” sedangkan 7 orang 12,5 berada pada kategori ”sedang” dan hanya 13 orang 23,2 tingkat dukungan petugas kesehatan berada pada kategori ”
rendah”.
4.5.2. Tindakan Responden
a. Distribusi Tindakan Responden
Universitas Sumatera Utara
56
Tabel 4.16 Distribusi Tindakan Responden
tentang Balita Penderita Gizi Buruk di Kabupaten Aceh Barat Daya pada Puskesmas Lhang Kecamatan Setia dan Puskesmas
Sangkalan Kecamatan Susoh.
No Variabel
Jumlah Orang Ya
Tidak N
N 1
Apakah Ada Sakit-sakitan Balita Gizi Buruk Dalam Setahun ini.
17 30,4
39 69,6
100,0 2
Jika Anak Balita Dinayatakan Gizi Buruk adakah perhatian khusus.
20 35,7
36 64,3
100,0 3
Kepada Anak Balita Gizi Buruk Adakah Diberikan Makanan Bergizi
17 30,4
39 69,6
100,0 4
Apakah Responden Memberikan Makan Anak Balita Gizi buruk Sendiri
19 33,9
37 66,1
100,0 5
Untuk Memulihkan Gizi Buruk Adakah Balita diberikan Makanan
Tambahan 18
32,1 38
67,9 100,0
6 Habiskah Makanan Balita Gizi Buruk
Ketika Di beri Makan 15
26,8 41
73,2 100,0
7 Memberikan Makan Balita
Menggunakan Sendok yang Bersih 19
33,9 37
66,1 100,0
8 Mencuci Tangan Dulu Sebelum
Memberikan Makan Balita 25
44,6 31
55,4 100,0
9 Adakah Balita dibersihkan Mulutnya
setelah Makan 24
42,9 32
57,1 100,0
10 Pernahkan Ditanyakan Selera Makan
Balita pada NenekPembantu 20
35,7 36
64,3 100,0
11 Ada Mencari Tahu Penyebab Anak
Tidak Selera Makan 19
33,9 37
66,1 100,0
12 Balita Tidak Selera Makan Adakah
Berobat ke Petugas Kesehatan. 17
30,4 39
69,6 100,0
Universitas Sumatera Utara
57 Berdasarkan tabel 4.16. di atas diketahui bahwa sebagian besar 36 orang
64,3 responden mengakui tidak perlu perhatian khusus terhadap anak penderita gizi buruk, sedangkan hanya 20 orang 35,7 responden yang
mengaku perlu perhatian khusus pada anak balita penderita gizi buruk. Sebagian besar 37 orang 66,1 responden menyatakan tidak memberi makan sendiri anak
balita penderita gizi buruk sedangkan hanya 19 orang 33,9 responden yang menjawab ”Ya” perlu memberi makan sendiri anak balita. Mayoritas 41 orang
73,2 responden mengakui anak balita penderita gizi buruk makanannya tidak habis dimakan, sedangkan hanya sedikit 15 orang 26,8 responden yang
mengakui makanannya habis dimakan oleh balita penderita gizi buruk.
Selanjutnya berdasarkan tabel 4.16. di atas diketahui bahwa sebagian besar sebanyak 31 orang 55,4 responden mengakui tidak perlu mencuci tangan
atau mencuci sendok sebelum memberi makan anak balita penderita gizi buruk, sedangkan hanya sebagian 25 orang 44,6 responden yang mengakui perlu
membersihkan tangan sebelum memberikan makan pada anak balita agar tidak terkontaminasi tangan dengan kuman penyakit. Umumnya juga sebanyak 37 orang
66,1 responden mengakui tidak perlu mencari tahu faktor penyebab gizi buruk pada anak balita mereka, sedangkan hanya 19 orang 33,9 responden yang
mengaku perlu diketahui penyebab gizi buruk pada anak balita agar mudah menanggulanginya.
Universitas Sumatera Utara
58 b. Tingkat Tindakan Responden
Tabel 4.17. Distribusi Tingkat Tindakan Responden di Kabupaten Aceh Barat Daya pada
Puskesmas Lhang Kecamatan Setia dan Puskesmas Sangkalan Kecamatan Susoh.
No Tingkat Tindakan Jumlah Orang
1 Tinggi
10 17,8
2 Sedang
3 5,4
3 Rendah
43 76,8
Jumlah 56
100,0
Berdasarkan tabel 4.17. di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar 43
orang 76,8 responden tingkat tindakan berada pada kategori ”rendah” sedangkan 3 orang 5,4 responden berada pada kategori ”sedang” dan hanya 10
orang 17,8 responden berada pada kategori ”tinggi”.
Universitas Sumatera Utara
59
BAB V PEMBAHASAN
5.1.
Karakteristik Responden
Berdasarkan tabel 4.2. diketahui bahwa mayoritas responden adalah para orangtua masih produktif dengan pendidikan yang rendah, dimana pekerjaan mereka
adalah pekerja yang berpenghasilan rendah. Temuan ini membuktikan adalah suatu kewajaran apabila terjadi kasus gizi buruk pada anak-anak mereka.
Menurut pendapat Agusalim 2007 yang dikutip oleh Yuwirna 2009. keluarga produktif yaitu pada rentang usia 31 - 40 tahun, pada umumnya menjadi
orangtua yang sudah kurang matang, sehingga saat dihadapkan pada tanggung jawab sebagai orangtua, muncul berbagai tantangan, terutama dalam bidang ekonomi.
Mereka mampu menjadi orangtua namun tidak mampu memberikan asupan gizi yang baik kepada balitanya.
Terlebih lagi jika dilihat dari aspek pendidikan orangtua umumnya mereka tidak tamat sekelah dasar SD. Yang terjadi di lapangan adalah mereka buta sama
sekali soal gizi, soal kebersihan, soal kesehatan dan soal makanan tambahan yang baik untuk dikonsumsi oleh anak balita. sesuai dengan pendapat Soekidjo 2003,
pengetahuan responden yang tidak memadai bisa disebabkan karena faktor pendidikannya yang rendah. hal ini juga menjadi salah satu argumentasi mengapa
mereka tidak mampu memberikan asupan gizi yang baik terhadap anak balita responden yang di temukan menderita gizi buruk.
Dilihat dari segi pekerjaan orangtua yang diteliti, ternyata paling banyak berprofesi sebagai nelayanan, ini muncul suatu persepsi bahwa jika para orangtua
Universitas Sumatera Utara