Kedudukan Fatwa TINJAUAN FATWA MUI TENTANG PUASA BAGI PENERBANG

38 Artinya: Mereka meminta fatwa kepadamu tentang kalalah. Katakanlah: Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah Fatwa di samping memberikan solusi terhadap pertanyaan yang diajukan juga berfungsi sebagai alat dalam merespon perkembangan permasalahan yang bersifat kotemporer. Dalam hal ini fatwa bisa memberikan kepastian dalam memberikan status hukum pada suatu masalah yang muncul. Tanpa adanya fatwa, suatu permasalaham boleh jadi tidak dapat terpecahkan yang akhirnya membuat umat bisa mengalami kebingungan.

B. Kedudukan Fatwa

Dalam kehidupan di masyarakat fatwa menduduki fungsi yang sebagai amar ma‟ruf nahi munkar, karena ia menyampaikan pesan-pesan agama yang harus dikerjakan atau harus ditinggalkan oleh umat. Oleh karena itu, hukum berfatwa menurut asalnya adalah fardhu kifayah. Bila dalam suatu wilayah hanya ada seorang mufti yang ditanya tentang suatu masalah hukum yang sudah terjadi dan akan luput seandainya ia tidak segera berfatwa, maka hukum berfatwa atas mufti tersebut adalah fardhu „ain. Namun, bila ada mujtahid lain yang kualitasnya sama atau lebih baik atau masalah yang ditanyakan kepadanya bukanlah masalah yang mendesak untuk segera dipecahkan, maka hukum berfatwa bagi mufti tersebut adalah fardhu kifayah. 8 8 Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh 2, Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 2001, Cet. II, h. 434-435 39 Fatwa dinyatakan sebagai jawaban atas suatu pertanyaan mengenai ketetapan hukum berdasarkan hasil Ijtihad tentang suatu persoalan yang belum jelas hukumnya. Fatwa merupakan satu dari sekian lembaga dalam hukum Islam untuk memberikan jawaban dan penyelesaian terhadap masalah-masalah yang dihadapi umat. Fatwa menempati kedudukan penting dalam hukum Islam, karena ia merupakan pendapat yang dikemukakan oleh ahli hukum Islam tentang kedudukan hukum suatu masalah baru yang muncul di kalangan masyarakat. Ketika muncul suatu masalah baru yang belum ada ketentuan hukumnya secara eksplisit tegas, baik dalam Al- Qur‟an, As-Sunnah, Ijma‟ maupun pendapat- pendapat fuqaha terdahulu, maka fatwa merupakan satu-satunya institusi normatif yang berkompeten menjawab atau menetapkan kedudukan hukum masalah tersebut. Seorang yang mengeluarkan fatwa disebut mufti, keberadaan mufti menggantikan kedudukan Nabi saw dalam menyampaikan hukum-hukum syariah, mengajar manusia, dan memberi peringatan kepada mereka agar sadar dan berhati-hati. Disamping menyampaikan apa yang diriwayatkan Nabi, mufti juga menggantikan kedudukan beliau dalam memutuskan hukum-hukum yang digali dari dalil-dalil hukum melalui analisis Ijtihadnya. Ringkasnya, mufti berkedudukan sebagai pemberi penjelasan tentang hukum syara yang harus diketahui dan diamalkan oleh umat. Orang pertama yang menjabat sebagai mufti adalah Rosulullah, beliau memberikan fatwa 40 terhadap segala permasalahan yang timbul atau terjadi berdasarkan wahyu dari Allah yang diturunkan kepadanya. 9 Kedudukan mufti sama dengan hakim, yaitu menggali hukum atau mencetuskan hukum kepada umat. Namun fatwa yang dikeluarkan bukanlah peraturan atau undang-undang yang harus diikuti, fatwa hanyalah nasehat, petuah atau jawaban pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan hukum, tiada sanksi bagi yang menghianatinya.

C. Peranan MUI Dalam Menetapkan Fatwa