51
mempertimbangkan efek – efek tersebut diatas, maka perlu diambil suatu
kebijakan yang dapat dijadikan suatu pedoman bagi awak pesawat dalam melaksanakan tugasnya. Sehingga, tindakan yang diambil oleh awak pesawat
tidak menyalahi aturan, baik itu aturan agama, organisasi, maupun aturan –
aturan lainnya. Kebijakan yang diambil diharapkan dapat memenuhi tuntutan semua pihak dengan mengedepankan keselamatan dan keamanan operator,
penumpang, maupun material.
B. Fatwa MUI Tentang Puasa Bagi Penerbang PILOT
Musyawarah Nasional Majelis Ulama Indonesia MUNAS MUI adalah forum permusya
warahan organisasi di kalangan para ulama, zuama‟ dan cendekiawan muslim Indonesia yang diadakan secara rutin sekali dalam lima
tahun. Musyawarah ini secara ideal diharapkan mampu merangkai dimensi- dimensi penting kehidupan sebuah organisasi, yaitu dimensi kemajuan
progress, kesinambungan continuity dan dimensi perubahan change. MUNAS MUI juga bermakna sebagai forum refleksi atas apa-apa yang telah
dikerjakan oleh seluruh jajaran kepengurusan MUI baik di pusat maupun di daerah, sejauh mana para pengurus telah melaksanakan amanah-amanah
organisasi yang dibebankan di pundak mereka.
3
3
Sekretariat Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Keputusan MUNAS VI 2005, Sekretariat MUI, 2005.
52
Salah satu hasil keputusan yang dicapai dalam MUNAS VIII MUI 2010 adalah fatwa tentang puasa bagi penerbang PILOT. Adapun dasar penetapan isi
fatwa tersebut sebagai berikut:
1. Dasar penetapan fatwa tentang puasa bagi penerbang PILOT.
Dalam membahas puasa bagi penerbang PILOT, MUI menimbang bahwa: sebagian masyarakat muncul pandangan mengenai adanya pengaruh
puasa Ramadhan pada berkurangnnya daya konsentrasi penerbang dalam menerbangkan pesawat terbang yang bisa menyebabkan kecelakaan pesawat, dari
permasalahan tersebut muncul pertanyaan, yang antara lain dari Kementrian Perhubungan RI dan PT Garuda Indonesia, mengenai hukum puasa bagi
penerbang PILOT dan kemungkinan melarang pilot untuk berpuasa saat bertugas, oleh karena itu atas dasar pertimbangan tersebut, Musyawarah Nasional
VIII MUI memandang perlu menetapkan fatwa tentang hukum Puasa bagi penerbang PILOT untuk dapat dijadikan pedoman masyarakat.
MUI mendasarkan fatwa tentang puasa bagi penerbang PILOT a.
Firman Allah SWT, antara lain:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” Q.S. al-Baqarah [2] : 183
53
Artinya: “Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam
perjalanan lalu ia berbuka, Maka wajiblah baginya berpuasa sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. dan
wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya jika mereka tidak berpuasa membayar fidyah, yaitu: memberi makan seorang miskin.
barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, Maka Itulah yang lebih baik baginya. dan berpuasa lebih baik bagimu jika
kamu
Mengetahui” Q.S. al-Baqarah [2] : 184
Artinya: “Beberapa hari yang ditentukan itu ialah bulan Ramadhan, bulan
yang di dalamnya diturunkan permulaan Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda antara yang hak dan yang bathil. Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir di negeri tempat tinggalnya di bulan itu, Maka
hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan lalu ia berbuka, Maka wajiblah baginya
berpuasa, sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak
menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-
54
Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur”Q.S. al-
Baqarah [2] : 185
Artinya: “Dan dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu
kesempitan...” Q.S. al-Hajj [22] : 78
Artinya: “Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam
kebinasaan, dan berbuat baiklah, Karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang berbuat baik” Q.S. al-Baqarah [2] : 195
b. Hadis Nabi antara lain:
ع ح أ س ع ه ع ه ض ئ ع ع
؟ ف ف أ س ع ه
ق س أ ف
: إ
طفأف ش إ ف ش
4
Artinya: Aisyah, isteri Nabi Muhammad saw., meriwayatkan bahwa Hamzah bin „Amr Al-Aslami bertanya kepada Nabi Muhammad saw. : apakah
saya puasa dalam perjalanan musafir ? Hamzah banyak melakukan puasa. Nabi Muhammad saw. Menjawab : “jika engkau mau puasa,
boleh puasa. Tapi jika engkau tidak puasa, boleh tidak puasa”. HR. Imam al-Bukhari
ف س ع ه
ه س أ ه ع خأ ق
ئ ه س ق ح ق ء ع ش ظ
4
Bukhari, Shahih al-Bukhari, h 43
55
خ ه خ ع ف ف أ س إ ق
ق ف .
ئ
Artinya: Muhammad bin Abdurrahman mengatakan : “Jabin bin Abdullah
mengatakan kepada saya : bahwa Rasulullah saw. Melintas dan bertemu dengan seorang lelaki yang sedang bernaung di bawah
sebuah pohon, yang kepalanya disirami dengan air. Rasulullah saw. Bersabda : mengapa teman ini ? para sahabat mengatakan : “ya
Rasulullah ia puasa”. Rasulullah saw. Bersabda : “Bukanlah suatu kebaikankamu puasa ketika dalam perjalanan musafir. Hendaklah
kamu gunakan rukhshah keringanan yang telah diberikan Allah
kepada kamu. Karena itu terimalah pemberian Allah itu”. HR. Al- Nasai
ض ا ض ا
Artinya: “tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh pula
membahayakan orang lain”. HR. Ibnu Majah dan Imam Ahmad c.
Qaidah :
5
Artinya: “Kesulitan dapat menarik kemudahan”
2. Kriteria puasa bagi penerbang berdasarkan fatwa MUI
Dengan berdasarkan konsideran tersebut di atas, MUI memutuskan fatwa tentang puasa bagi penerbang sebagai berikut:
6
Ketentuan Umum : Dalam fatwa ini, yang dimaksud dengan :
5
Abdul Wahab Khalaf, „Ilmu Ushul al-Fiqh, T.tp, Darul Qolam, 1956, h. 209
6
Majelis Ulama Indonesia, Fatwa Nomor 04 MUNAS-VIIIMUI2010, Jakarta: Sekretariat MUI, 2010, h. 4
56
1. Penerbang PILOT adalah awakkru pesawat yang sedang bertugas
menerbangkan pesawat. 2.
Musafir tetap adalah seseorang yang melakukan perjalanan secara terus menerus.
3. Musafir tidak tetap adalah seseorang yang melakukan perjalanan temporal.
Ketentuan Hukum :
1. Penerbang PILOT boleh meninggalkan ibadah puasa Ramadhan sebagai
rukhshah safar keringanan karena bepergian; dengan ketentuan: a.
Penerbang yang berstatus musafir tetap dapat mengganti dengan membayar fidyah;
b. Penerbang yang berstatus musafir tidak tetap wajib mengganti puasa di
hari lain. 2.
Membuat peraturan yang melarang seseorang berpuasa Ramadhan hukumnya haram karena bertentangan dengan syariat Islam.
C. Analisa Fatwa MUI Tentang Puasa Bagi Penerbang PILOT