Latar Belakang Analisis hubungan kausalitas pasar saham global terhadap pasar saham Indnesia : studi kasus bursa efek indonesia 1999-2009

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam abad ke 21 ini, Dunia mengalami dampak globalisasi serta revolusi dalam informasi dan teknologi. Pengaruh kejadian pada belahan dunia yang satu dapat cepat berpengaruh terhadap belahan dunia lain. Globalisasi dari sudut pandang ekonomi merupakan proses pengintegrasian ekonomi nasional bangsa-bangsa ke dalam sebuah sistim ekonomi global, atau globalisasi juga dapat diartikan sebagai suatu perluasan hubungan ekonomi diantara negara-negara yang berbeda dalam membuat sebuah tatanan ekonomi dunia yang di dalamnya terdapat ketergantungan satu sama lain di setiap bidang perekonomian nasionalnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa globalisasi adalah suatu proses di mana ekonomi semua negara saling berinteraksi secara timbal balik antara satu negara dengan negara lain. Dan dengan demikian memberikan peluang bagi masing-masing negara untuk mengembangkan dan meningkatkan kemajuan ekonominya Ludovicius S Wondabio, 2006. Proses globalisasi pada fase sekarang terdiri dari dua fenomena yang berbeda, yakni globalisasi bisnis produk dan globalisasi bisnis keuangan dimana proses globalisasi bisnis keuangan telah memiliki signifikasi dan kekuatan yang lebih besar daripada globalisasi bisnis produk dalam tanda kutip. Bisnis keuangan meliputi bisnis valas valuta asing serta investasi 1 langsung dan investasi tidak langsung. Investasi melalui pasar modal sebagai bentuk investasi bisa langsung dilakukan dimana saja diseluruh dunia. Pasar modal Indonesia melalui Bursa Efek Indonesia merupakan bagian tak terpisahkan dari kegiatan bursa saham global. Selain itu biasanya untuk bursa-bursa saham yang berdekatan lokasinya, seringkali memiliki investor yang sama. Fenomena yang terjadi karena globalisasi serta Indonesia sebagai anggota World trade organization telah membuka bursa saham bagi invetor asing yang berinvestasi diseluruh dunia. Oleh karena itu, perubahan di satu bursa juga akan ditransmisikan ke bursa negara lain. Dalam hal ini, biasanya bursa yang lebih besar akan mempengaruhi bursa yang lebih kecil Moh Mansur, 2005. Pada bursa di Indonesia, salah satu indikator indeks yang berlaku di Bursa Efek Indonesia BEI adalah Indeks Harga Saham Gabungan IHSG. Persentase perubahan angka IHSG dalam suatu periode mencerminkan rata- rata tertimbang dari imbalan hasil return saham-saham di BEI dalam periode tersebut. Dalam era globalisasi BEI sudah terintegrasi dengan beberapa bursa- bursa negeri lain, sehingga masa depan BEJ ikut ditentukan oleh prospek pasar global Siti Amalia 2009. Indeks Harga Saham Gabungan IHSG pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 April 1983, sebagai indikator pergerakan harga saham yang tercatat di bursa. Hari dasar perhitungan indeks adalah tanggal 10 Agustus 1982 dengan nilai 100. Jumlah emiten yang tercatat pada waktu itu adalah 2 sebanyak 13 emiten. Pada akhir tahun 2008 jumlah emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sudah mencapai 396 emiten. Seiring dengan perkembangan dan dinamika pasar, IHSG mengalami periode naik dan turun. Pada tanggal 9 Januari 2008, IHSG mencapai level tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia yaitu ditutup pada level 2.830,263. Indeks Harga Saham Gabungan mengalami peningkatan yang semakin pesat sejak krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1998. Hal ini ditunjukan dengan perkembangan nilai IHSG dan nilai transaksi. Nilai IHSG mengalami peningkatan 400 persen dari tahun 2000 hingga 2008. Kondisi ini juga diikuti dengan nilai transaksi yang meningkat. Nilai IHSG yang semakin tinggi merupakan bentuk kepercayaan dari investor atas kondisi ekonomi Indonesia yang semakin kondusif Supraptono, 2008. Gambar 1.1 Pergerakan IHSG Tahun 1996-2008 3 Namun krisis ekonomi global mulai pertengahan tahun 2008 telah mendorong jatuhnya nilai IHSG sebesar 50 persen dalam kurun waktu yang relatif singkat satu tahun. Krisis yang berasal dari Amerika Serikat telah meruntuhkan perekonomian di benua Eropa dan Asia, khususnya negara berkembang. Indonesia sebagai negara berkembang mendapat pengaruh yang cukup besar dari krisis finasial global. Berbagai kebijakan diambil pemerintah untuk meredam pengaruh buruk dari krisis, mulai dari menaikkan tingkat suku bunga, menaikkan bahan bakar minyak, menstabilkan nilai tukar, dan juga memperkuat aliran modal asing untuk melakukan investasi di Indonesia. Pasar modal memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia, dimana nilai Indeks Harga Saham Gabungan dapat menjadi leading indicator economic pada suatu negara. Pergerakan indeks sangat dipengaruhi oleh ekspektasi investor atas kondisi fundamental negara maupun global. Adanya informasi baru akan berpengaruh pada ekspektasi investor yang akhirnya akan berpengaruh pada IHSG. Salah satu indikator keberhasilan ekonomi makro suatu negara adalah Indeks Harga Saham IHSG selain faktor tingkat bunga interest rate, nilai tukar exchange rate dan GNP. Telah terbukti secara empiris bahwa variabel ekonomi makro berpengaruh signifikan terhadap return saham pada emiten yang terdaftar di BEI Lestari Murti, 2005. Bila kondisi ekonomi suatu negara baik maka IHSG tentunya juga menunjukkan adanya trend yang meningkat tetapi jika kondisi ekonomi suatu negara dalam keadaan turun 4 maka akan berpengaruh juga terhadap IHSG tersebut. Dengan adanya revolusi informasi, investor dimanapun dapat mengamati IHSG pada waktu yang bersamaan. Ketika kondisi suatu negara dalam keadaan menurun maka IHSG juga akan mengalami penurunan yang berakibat investor akan keluar dari pasar Anoraga Panji dan Pakarti Piji, 2006. Masalah integrasi bursa saham antar negara telah dipelajari sajak akir decade 80-an, khususnya setelah jatuhnya wall street 1987, sejak saat itu beberapa ahli melakukan penelitian sejenis di berbagai belahan dunia. Pada umumnya para ahli sepakat bahwa bursa-bursa saham internasional saling terkait satu sama lain. Bursa saham di USA mempengaruhi bursa saham di negara-negara lainnya, tetapi tidak sebaliknya. Beberapa penelitian para ahli juga berpendapat bahwa perekonomian suatu negara banyak dipengaruhi oleh perkembangan perekonomian negara lain. Ekonomi negara yang lebih kuat mempunyai kecenderungan untuk mendominasi negara yang perekonomiannya lebih lemah. Berdasarkan kajian ini maka diperkirakan negara yang kuat selalu menang dalam persaingan, sehingga negara yang lemah akan cenderung mengalami kerugian. Hal ini dapat diartikan juga bahwa ketergantungan negara yang lemah terhadap negara yang kuat akan semakin nyata. Pengaruh suatu bursa terhadap yang bursa lain terjadi karena terintegrasi Eiteman Stonehill dan Moffet 1995. 565 Apleyard 2001. 474 Integrasi pasar modal terjadi karena adanya transaksi jual beli saham antar negara yang semakin meningkat terus menurus melibatkan investor asing 5 yang membeli saham di pasar modal dalam negeri dan investor domestic membeli saham dipasar luan negeri. Oleh karena itu, jika transaksi saham antar negara naik maka pergerakan indeks harga saham antar negara tersebut akan naik secara bersamaan co-movement. Penelitian sebelumnya tentang pengaruh Indeks saham bursa global dalam hubungannya dengan besarnya indeks harga saham gabungan IHSG di Bursa Efek Indonesia BEI dilakukan Moh Mansur 2005 . Penelitian ini menggunakan tujuh bursa saham global. Adapun ketujuh bursa saham global tersebut adalah KOPSI yang mewakili bursa saham Korea, Hang Seng HSI yang mewakili bursa saham Hong Kong, NIKKEI 225 yang mewakili bursa saham Jepang, TAIEX yang mewakili bursa saham Taiwan, Dow Jones yang mewakili bursa saham New York, FTSE yang mewakili bursa saham Inggris, ASX yang mewakili bursa saham Australia. Metode penelitian yang digunakan adalah Path Analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh ketujuh indeks bursa saham global secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan tetapi secara individual hanya indeks bursa KOSPI, Nikkei 225, TAIEX, dan ASX saja yang mempengaruhi IHSG BEI. Penelitian selanjutnya mengenai analisa hubungan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG Jakarta JSX, London FTSE, Tokyo NIKKEI dan Singapura SSI Ludovicus Sensi Wondabio. 2006, menguji pengaruh IHSG 3 negara London, Tokyo, Singapura terhadap kondisi pasar modal di Indonesia yang tercermin dalam IHSG. Periode penelitian 66 bulan yaitu mulai Januari 2000 sampai dengan Juni 2005. Dalam penelitian ini 6 menggunakan metode satatistik, yaitu: Autocorrelation Condition Heteroscedasticity ARCH Generalized Autocorrelation Condition Heteroscedasticity GARCH Dan Vector Autoregression VAR. hasil penelitiaan ini menunjukan bahwa a Pola hubungan antara JSX dan FTSE, NIKEI dan SSI ternyata memiliki hubungan yang berbeda-beda. b FTSE dan NIKKEI ternyata mempunyai pengaruh terhadap JSX, tetapi JSX tidak mempunyai pengaruh terhadap FTSE dan NIKKEI. Ini menunjukkan bahwa kondisi perekonomian negara maju akan berpengaruh terhadap perekonomian negara berkembang. c Hubungan FTSE dan NIKKEI terhadap JSX adalah negatif atau berbalik dimana jika FTSE NIKKEI naik maka JSX turun. Ini menandakan bahwa kenaikan FTSE dan NIKKEI justru menekan JSX. Hal ini dapat diduga adanya pengalihan investasi oleh para investor. d JSX dan SSI berhubungan simultan tetapi JSX mempengaruhi SSI secara positif sedangkan SSI mempengaruhi JSX secara negatif. Artinya jika JSX naik maka SSI naik. Sedangkan jika SSI naik maka JSX malah turun. Penelitian lain mengenai Pengaruh nilai tukar mata uang dan indeks harga saham global terhadap pergerakan IHSG dilakukan Ali Fikri Hasibuan 2009. Penelitian ini bertujuan Untuk menggambarkan pengaruh Nilai Tukar Mata Uang dan Indeks Harga Saham Global Indeks Nasdaq, Taiex, Nikkei dan Kospi terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan baik secara simultan maupun parsial di BEI. Hasil penelitian menggunakan regresi linier berganda menunjukan secara simultan ditemukan terdapat pengaruh yang signifkan antara nilai tukar mata uang dan indeks harga saham global 7 Nasdaq, Taiex, Nikkei dan Kospi terhadap pergerakan IHSG. Dan secara parsial tidak terdapat pengaruh yang sigifikan variabel indeks Taiex terhadap pergerakan IHSG, tetapi terdapat pengaruh yang signifikan antara nilai tukar mata uang dan indeks harga saham global Nasdaq, Nikkei dan Kospi terhadap IHSG yang signifikannya dibawah 5. Penelitain lainnya mengenai pengaruh pasar saham dunia Jakarta Stock Exchange JKSE, Straits Times STI, Hongkong Hangseng-HSI, Jepang Nikkei, Amerika Serikat New York Stock Exchange-NYSE terhadap pasar saham Indonesia dilakukan juga Chandra Utama 2008. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahi hubungan masing-masing pasar dunia terhadap pasar saham Indonesia serta mengetahui arah pengaruh gerakan pasar saham dunia terhadap pasar saham Indonesia. Hasil penelitian menggunakan korelasi pearson dan Granger Causality Test menunjukkan terdapat hubungan saling mempengaruhi antar pasar saham Singapura, Hongkong, dan Jepang terhadap pasar saham Indonesia. Berarti terdapat interdependensi antar pasar saham. Interdependensi ini menyebabkan ada gerakan bersamasama antar pasar saham di Asia. Sedangkan pasar saham Amerika Serikat yang dalam penelitian ini dianggap mewakili pasar saham dunia lebih memberikan pengaruh kepada pasar saham Indonesia dibandingkan pengaruh pasar saham Indonesia terhadap pasar saham Amerika Serikat. 8 Berdasarkan latar belakang inilah penulis mencoba untuk menganalisa tentang “ Analisis Hubungan Kausalitas Pasar Saham Global terhadap Pasar Saham Indonesia ”

B. Perumusan Masalah