Ruang Lingkup Penelitian Metode Penentuan Sampel Metode Pengumpulan Data Gambaran Umum Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pasar saham global Nikkei, STI, KLCI, KOSPI, Hang Seng, NASDAQ, FTSE, ASX, dan KSE terhadap pasar saham Indonesia IHSG. Periode yang diteliti Januari 1999 sampai Desember 2009.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aktivitas pergerakan index-index harga saham di Negara Indonesia, Jepang, Singapore, Malaysia, Korea, China, Amerika Serikat, London, Australia, Kuwait mulai dari Januari 1999 sampai dengan Desember 2009. Sampel yang dipilih adalah IHSG, Nikkei, STI, KLCI, KOSPI, Hang Seng, NASDAQ, FTSE, ASX, dan KSE.

C. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data runtun waktu time series dengan skala bulanan yang diambil dari sumber data antara lain BEI dan Yahoo Finance. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data untuk melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : 36 1. Library Research Data yang diperoleh dari berbagai literatur seperti buku, majalah, jurnal, koran, internet dan hal lain yang berhubungan dengan aspek penelitian sebagai upaya untuk memperoleh data yang valid. 2. Field Research Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat sekunder yaitu data yang diperoleh pihak lain yang berkaitan dengan penulisan proposal ini, seperti pusat referensi pasar modal di Bursa Efek Indonesia. 3. Internet Research Terkadang buku referensi atau literature yang kita miliki atau pinjem diperpustakaan tertinggal selama beberapa waktu atau kadarluarsa, karena ilmu yang selalu berkembang, penulis melakukan penelitian dengan teknologi yang berkembang yaitu internet sehingga data yang diperoleh up to date seperti: www.yahoo.finance.com, www.wikipedia.com.

D. Metode Analisis

Dalam penelitian ini akan dipergunakan sebagai alat analisis adalah program Eviews, dengan berbagai metode analisis yang ada dalam ekonometri, yaitu:

1. Test Granger Causality

Merupakan metode untuk melihat bentuk hubungan antar variabel searah atau dua arah. Pada Uji Granger Causalitas yang dilihat adalah 37 pengaruh masa lalu terhadap kondisi sekarang, sehingga data yang digunakan adalah data time series. Pertanyaan yang sering muncul dalam uji kausalitas granger adalah: “berapa lag yang harus digunakan?”. Lag yang kecil biasanya lebih baik karena pada umumnya pengaruh lag yang berdekatan lebih tinggi dibanding lag yang lebih jauh Nachrowi 2006,264. Dalam penelitian ini, uji Granger Causality digunakan untuk memlihat apakah terdapat hubungan langsung maupun Bilateral Causality diantara variabel-variabel penelitian.

2. Metode Estimasi

Metode yang digunakan adalah metode kuadrat kecil Ordinary Least Square Method yaitu metode yang berusaha meminimalkan jumlah Deviasi Kuadrat. Deviasi atau residual dari sampel sample error adalah selisih antara nilai prediksi dengan nilai sesungguhnya dari variabel terikat. Keakuratan dan validitas model tergantung dari 10 sepuluh asumsi dasar dari OLS yaitu: a. Model bersifat linier b. Variabel independen bersifat non stokastik c. Faktor disturbance atau error mempunyai nilai mean nol d. Homokedasticity atau nilai residual sama besar e. Tidaka ada otokorelasi antara sesama error dan residual f. Tidak ada korelasi antara errorresidual dengan variabel bebas g. Jumlah observasi harus lebih besar dari variabel yang akan diestimasi 38 h. Nilai variabel independen tidak boleh sama dalam satu kolom i. Model dispesifikasi dengan benar j. Tidak terjadi multikolinearitas hubungan antara variabel independen yang sempurna. Bila seluruh asumsi terpenuhi, maka pendugaan yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil ini memiliki karakteristikbersifat BLUE Best Linier Unbissed Estimator . Disebut Unbiassed karena nilai harapan dari pendugaan sama dengan nilia para meter, dan disebut best karena dengan metode ini akan diperolah varianspenyimpanan terkecil. Pengujian Asumsi Klasik Menurut Gujarati agar karakteristik BLUE dapat dicapai model harus memenuhi asumsi klasik yaitu tidak terdapat gejala Autokorelasi, Heteroskedastsitas dan Multikolinearitas. Sebelum pengujian asumsi klasik perlu dilakukan uji normalitas data, apabila data yang diuji telah berdistribusi normal, maka errorresidual dari model regresi yang dibuat akan mempunyai distribusi normal yang baik pula, sehingga kesimpulan yang akan diambil secara statistic sudah benar.

a. Uji Stasioneritas

Data time series menyimpan banyak berbagai permasalahan salah satunya adalah masalah otokorelasi. Otokorelasi merupakan penyebab yang mengakibatkan data menjadi tidak stasioner, jika data dapat distasioneritaskan maka otokorelasi dapat diatasi. Merupakan hal yang sangat penting dalam anlisis time series. Dalam analisis time 39 series masalah stasioneritas merupakan masalah yang sangat penting. Untuk mengetahui data stasioner atau tidak dapat dilihat dari nilai rata- rata varian dari data time series tidak mengalami perubahan yang sistematis Nachrowi,2006;340. Tujuan uji stasioner adalah agar meannya stabil dan random errornya = 0, sehingga model regresi yang diperoleh mempunyai prediksi yang tidak spurious regresi semu. Data dikatakan stasioner nilai probabilitasnya tingkat kepercayaan = 0,05 atau ADF test nilai kritis ADF. Apabila data yang diperoleh belum stasioner pada tingkat level, maka diperlukan langkah untuk membuat data menjadi stasioner melalui proses differensi data. Uji stasioner data melalui proses differensi ini disebut dengan uji derajat integrasi. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan setiap variabel dengan membuat selisih nilai suatu variabel terhadap nilai variabel tersebut beberapa periode sebelumnya difference, maka variabel ini dapat disebut sebagai yang berintegrasi pada derajat satu, demikian seterusnya Han dan Hertanto,2006;28. Pada penelitian ini akan dilakukan pengujian stasioner dengan menggunakan metode Augment Dickey Fuller ADF test. Adapun langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut : 1. Uji hipotesis H : data tidak stasioner H 1 : data stasioner 40 2. Nilai ADF test statistic yang terdapat dalam output dibandingkan, jika nilai ADF test statistic critical value pada = 5 maka data sudah stasioner atau tolak H dan sebaliknya jika ADF test statistic critical value maka data tidak stasioner. Untuk mengatasi data tidak stasioner maka akan dilakukan 1 st differene. Agar tehindar dari masalh spurious regression, maka regresi harus dilakukan pada data variabel yang telah ditransformasikan dari data non stasioner ke data yang telah stasioner.

b. Uji Atokorelasi

Syarat agar pendugaan OLS akan bersifat BLUE Best Linier Unbiased estimate salah satunya adalah jika memenuhi asumsi bebas atokorelasi. Atokorelasi adalah korelasi antara variabel itu sendiri, pada pengamatan yang berbeda waktu atau individu. Umumnya kasus autokorelasi terjadi pada data time series. Deteksi autokorelasi dapat dilakuakn dengan uji Lagrenge Multiplier. Penentuan ada tidaknya masalah autokorelasi dapat dilihat dari nilai probabilitas Chi square. Jika nilai probabilitas lebih besar dari nilai á = 5 berarti tidak ada masalah autokorelasi. Sebaliknya jika nilai probabilitas lebih kecil dari nilai á = 5 berarti ada masalah autokorelasi.

c. Uji Heteroskedasticity

Heteroskedastisitas berarti variasi varians variabel tidak sama untuk semua pengamataan. Pada heteroskedastisitas kesalahan yang 41 terjadi tidak acak, tetapi menunjukan hubungan yang bersifat sistematis sesuai dengan besarnya satu variabel bebas. Pada Heteroskedastisitas terdapat fakta hubungan positif antara X dan Y, dimana nilai Y meningkat searah dengan nilai X, semakin besar nilai variabel bebas X dan variabel Y, semakin jauh koordinat X,Y dari garis regresi error makin besar. Untuk mengetahui apakah suatu data bersifat heteroskedastisitas atau sudah homokedastisitas akan dilakukan pengujian dimana dalam penelitian ini akan digunakan uji White Heteroskedastisitas. Adapun langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut : 1. Uji Hipotesis H = tidak ada Heteroskedasticity H 1 = ada Heteroskedasticity 2. Pada output Eviews, jika probability ObsR-squared lebih kecil dari = 5, maka disimpulkan untuk menolak hipotesis yang berarti tidak cukup bukti untuk menyatakan tidak ada Heteroskedastisitas Nacrowi, Usman, 2006.

3. Model ARCHGARCH

Dalam metode OLS dikenal teorema Gauss Markov, yang salah satunya varians dari error bersifat konstan, atau tidak berubah-ubah homoheteroskedastisitas, agar estimator yang didapat BLUE. Akan tetapi 42 dalam pembuatan model tidak jarang ditemui bahwa prasyarat tersebut tidak terpenuhi. Sekalipun keberadaan Heteroskedastisitas masih memberikan estimator OLS yang tidak bias dan konsisten, tetapi estimator tersebut sudah tidak efisien, yaitu varians dari estimator tidak minimum. Dan akibatnya uji t, interval kepercayaan, dan berbagai ukuran lainnya, menjadi tidak tepat. Oleh karena itu, masalah ini harus diatasi dalam mengestimasi dengan metode OLS. Untuk menghadapi situasi ini ada model yang dikenal yaitu ARCH AutoRegressive Conditional Heteroscedasticity. Dalam perkembangannya muncul variasi dari model ini yang dikenal dengan GARCH Generalized AutoRegressive Conditional Heteroscedasticity. Model ARCH dikembangkan oleh Robert Engle 1982 dan modifikasi oleh Mills 1999. GARCH dimaksudkan untuk memperbaiki ARCH dan dikembangkan oleh Tim Bollerslev 1986 dan 1994. Dalam model ARCH, varian residual data runtun waktu tidak hanya dipengaruhi oleh nilai residual variabel yang diteliti. Model ARCH menggunakan persamaan berikut: Dengan Varian Keterangan: = Varian Residual 43 Konstanta Komponen ARCH Agar varian selalu positif maka harus dipenuhi syarat . Sedangkan persamaan untuk model GARCH sebagai berikut: Dengan varian: Keterangan: Varian Residual Konstanta Komponen ARCH = Komponen GARCH

4. Model VAR

Pada teori keuangan dijumpai beberapa variabel yang memiliki kausalitas dan kita membuat estimasi model simultan dari variabel- variabel yang diteliti. Pemodelan seperti ini, dapat dikategorikan sebagai pemodelan multivariate yang simultan. Pemodelan seperti ini memiliki satu tantangan yaitu defenisi eksogen dari variabel-variabel yang sedang diteliti. Menurut Sims dalam Nachrowi D, 2006, jika terdapat hubungan yang simultan antar variabel yang diamati, maka variabel-variabel tersebut 44 perlu diperlakukan sama, sehingga tidak ada lagi variabel endogen atau eksogen. Berdasarkan pemikiran inilah Sims memperkenalkan konsep yang disebut Vector Auto Regresi VAR. VAR merupakan model yang menggambarkan hubungan simultan dua arah antar variabel. Persamaan model VAR sebagai berikut: dan Keterangan: Variabel yang diamati pada waktu ke t V waktu ke t-1 ariabel yang diamati pada adalah koefisien regresi Selain itu analisis VAR juga merupakan alat analisis yang sangat berguna baik di dalam memahami adanya hubungan timbal balik antar variabel ekonomi maupun di dalam pembentukan model ekonomi berstruktur.

1. Indeks

am biasa dan saham g tercatat di Bursa Efek Indonesia BEI.

E. Operasional Variabel

Harga Saham Gabungan IHSG Indeks Harga Saham Gabungan IHSG merupakan salah satu indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia BEI. Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh sah preferen yan 45

2. Nikkei

an atas bursa Tokyo sebagai

3. Singap

haan yang mewakili perusahaan yang ange.

4. Hang S

pada tanggal 24 Novenber 1969, dan

5. Korea

250 Nikkei 225 adalah indeks pasar saham di Jepang yang terdiri 225 saham-saham blue-chip yang terdaftar di pap indeks pengukuran pergerakan harga saham. ore Straits Times Price Index STI Indeks ini dibuat oleh Singapore Press Holding, Singapore Exchznge dan professor Tse Yiu Juen dari Singapore Manajement University dan di tinjau ulang paling tidak setahun sekali atau kapan saja bila diperlukan. Straits Times Indeks dihitung berdasarkan Market value weighted dari 30 saham perusa terdaftar di Singapore Exch eng Indeks HSI Hangseng Indeks HSI dalah indeks komulatif dari 40 saham blue chip dari Hong Kong Stock Market, yang merupakan salah satu indeks saham terpercaya, yang digunakan para investor dan fund manager untuk berinvestasi. Saham-saham yang terdaftar di dalam indeks ini berasal dari berbagai sektor, seperti Industri, Finance, Propertis dan sebagainya. Hang Seng pertamakali diperdagangkan dikelola oleh HIS Services limited. Composite Stock Indeks KOSPI Korea Composite Stock Indeks KOSPI diperkenalkan pertama kali pada tahun 1983 dengan nilai dasar 100 pada tanggal 4 Januari 1980. Kospi adalah indeks harga saham untuk seluruh saham biasa yang 46 diperdagangkan di bursa saham Korea. Indeks ini merupakan refresentatif dari indeks harga saham di Korea Selatan Korea Exchange. Indeks ini dihitun m utama paling liquid yang diperdagangkan oleh bursa saham

6. FTSE

i sekitar 81 dari kapitalisasi pasar

7. Austra

eks tersebut asi pasar saham Australia.

8. Kuwai

etenaran sebagai salah satu pasar saham yang paling potensial di dunia. g berdasarkan kapitalisasi pasar. Kospi merupakan indeks utama di Korea Selatan yang terdiri dari 200 saha Korea. 100 UKX FTSE 100 diambil sebagai respresentatif dari indeks Eropah, bursa saham London ini memiliki angka kapitalisasi yang paling besar bila dibandingkan dengan euronext ataupun bursa saham Belanda Deutse Borse. FTSE 100 perusahaan mewakil dari seluruh London Stock Exchange. lian Stock Exchange ASX ASX 200 Indeks merupakan tolok ukur untuk investable Australian Securities Exchange. Mengukur kinerja terbesar 200 daftar saham yang memenuhi persyaratan indeks di bursa. Ind meliputi sekitar 80 dari kapitalis t Stock Exchange KSE Kuwait Stock exchange adalah pasar saham dari The State of Kuwait yang merupakan bursa saham yang terbesar di teluk Persia, dan kini memperoleh k 47 48

9. Kuala

erupakan indikator penting bagi para investor vestasi.

10. NASD

sdaq terdiri dari Nasdaq National Market dan Nasdaq Small Cap Market. Lumpur Composite Indeks KLCI Kuala Lumpur Composite Indeks terdiri dari 30 perusahaan terbesar yang terdaftar di Malaysia. Kuala Lumpur Composite Indeks merupkan salah satu dari tiga indeks utama yang ada di Malaysia. Kuala Lumpur Composite Indeks adalah kapitalisasi tertimbang indeks pasar saham yang memiliki nilai dasar 100 per 2 Januari 1977. Pergerakan Kuala Lumpur Composite Indeks m dalam melakukan in AQ Indeks National Association of Securities Dealers Automated Quotations dioperasikan pada tanggal 8 Februari pada tanun 1971. Nasdaq merupakan pasar elektronik pertama di dunia. Sejak tahun 1999, Nasdaq adalah bursa saham terbesar di Amerika Serikat dengan lebih dari setengah jumlah perusahaan yang diperdagangkan di AS dicatat di sini. Na BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Penelitian

Salah satu keberhasilan ekonomi makro suatu negara adalah Indeks Harga Saham. Indeks berfungsi sebagai indikator trend pasar yang artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat. Bila kondisi ekonomi suatu negara baik maka indeks harga saham tentu akan menunjukan trend yang meningkat tetapi jika kondisi ekonomi suatu negara dalam keadaan turun maka akan berpengaruh juga terhadap indeks harga saham tersebut. Naik dan turunnya indeks harga saham dipengaruhi oleh keadaan dan kondisi ekonomi, sosial dan politik negara tersebut. Selain itu perekonomian suatu negara juga dipengaruhi oleh negara lain. Ekonomi negara yang lebih kuat mempunyai kecendrungan untuk mendominasi negara yang perekonomiannya lemah. Hal ini dapat diartikan bahwa ketergantungan negara yang lemah terhadap negara yang kuat akan semakin nyata. Pergerakan indeks menjadi indikator penting bagi para investor untuk menentukan apakah mereka akan menjual, menahan atau membeli suatu atau beberapa saham. Dengan adanya indeks, para investor dapat mengetahui trend pergerakan harga saham saat ini; apakah sedang naik, stabil atau turun. Karena harga-harga saham bergerak dalam hitungan detik dan menit, maka pergerakan indeks pun bergerak turun naik dalam hitungan waktu yang cepat pula sesuai dengan pergerakan harga-harga saham yang terdaftar di bursa. 49 Dewasa ini pasar saham Indonesia semakin terkait dengan gerakan dan gejolak pasar saham dunia. Selama enam tahun terakir IHSG terus meningkat semenjak akir tahun 2001 pada level 392.036 dan meningkat sampai akir tahun 2007 pada level 2750. Namun pada pertengahan tahun 2008 krisis keuangan yang terjadi di AS telah menimbulkan efek domino bagi perekonomian dunia. Selain Amerika, krisis juga terjadi di Eropa. Hal yang sama juga terjadi di Jepang dan Hongkong dengan merosotnya harga indeks mereka karena krisis keuangan yang terjadi di Amerika. Efek domino itu tentu saja secara kasat mata juga menerjang perekonomian Indonesia.

B. Penemuan dan Pembahasan