Hasil penelitian ini juga sejalan dengan yang disampaikan Priyanto 2006 bahwa pengetahuan partisipan mengenai gempa bumi berhubungan dengan tingkat
kesiapannya menghadapi gempa bumi. Penemuan ini mengimplikasikan jika program-program mempertimbangkan pengetahuan saat ini dan berupaya
menghilangkan miskonsepsi pengetahuan, akan meningkatkan kemampuan penduduk mempersiapkan diri dengan lebih baik atas gempa bumi atau bencana lain.
Sesuai dengan hasil penelitian LIPI 2006, menunjukkan pengaruh paling besar dalam perhitungan tingkat kesiapsiagaan masyarakat perdesaan Aceh adalah
tingkat pengetahuan yang dinilai cukup baik untuk individurumah tangga, sehingga nilai indeks pengetahuan rumah tangga sebesar 72 yang dapat dikategorikan siap .
Seperti pendapat Twigg 2007, bahwa apabila pengetahuan masyarakat akan bahaya, kerentanan, risiko dan kegiatan-kegiatan pengurangan risiko cukup memadai
maka akan dapat menciptakan aksi masyarakat yang efektif baik secara sendiri maupun bekerjasama dengan para pemangku kepentingan lainnya dalam
menghadapi bencana.
5.3. Pengaruh Sikap Terhadap Kesiapsiagaan Rumah Tangga Menghadapi Banjir
Sikap kepala keluarga di Desa Pelita Sagoup tentang bencana banjir kebanyakan masih negatif, dimana hasil penelitian menunjukkan 63,8 dengan
sikap negatif dan hanya 36,3 yang mempunyai sikap positif tentang bencana. Hasil analisis multivariat dengan uji statistik regresi logistik menunjukkan
variabel sikap berpengaruh p0,05 terhadap kesiapsiagaan bencana. Mengacu
kepada hasil uji secara statistik dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi sikap bencana banjir yang dihadapi kepala keluarga maka sikap positif semakin meningkat pada
daerah rawan banjir. Secara umum berdasarkan hasil analisis multivariat dengan menggunakan uji
regresi logistik, sikap kepala keluarga merupakan faktor yang paling berpengaruh daripada 2 dua variabel lainnya, nilai variabel sikap B = 2.019 merupakan angka
yang paling besar, oleh karenanya variabel sikap dalam penelitian ini dinyatakan sebagai satu-satunya variabel yang paling berpengaruh terhadap kesiapsiagaan rumah
tangga dalam menghadapi banjir. Hal ini bermakna makin positifnya sikap kepala keluarga di Desa Pelita Sagoup Jaya maka rumah tangga makin memiliki
kesiapsiagaan menghadapi banjir. Sesuai dengan penelitian LIPI 2006, bahwa pengaruh paling besar dalam
perhitungan tingkat kesiapsiagaan masyarakat perdesaan Aceh adalah tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat KA yang dinilai cukup baik untuk
individurumah tangga, Hal ini berarti masyarakat cukup memahami bencana dan mengetahui tindakan yang harus dilakukan, apabila terjadi bencana.
Menurut pendapat Sunaryo 2004, Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap suatu stimulus atau objek, baik yang bersifat intern maupun ekstern
sehingga manifestasinya tidak langsung dapat dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari prilaku yang tertutup. Sikap secara realitas menunjukkan adanya
kesesuaian respons terhadap stimulus tertentu. Hal ini apabila dikaitkan dengan hasil penelitian ini menunjukkan apabila sikapnya positif maka akan terjadi kesesuaian
dengan stimulus yaitu kesiapan menghadapi bencana
Menurut Yulaelawati 2008, Sikap pada fase preparedness, berbentuk adanya perilaku yang berlebih pada masyarakat tersebut karena minimnya informasi
mengenai cara mencegah dan memodifikasi bahaya akibat bencana jika terjadi. Berita yang berisi hebatnya akibat bencana tanpa materi pendidikan seringkali membuat
masyarakat menjadi gelisah dan memunculkan tindakan yang tidak realistis terhadap suatu isu.
Penelitian ini sejalan dengan Azwar 2007, menyatakan bahwa sikap yang positif terhadap sesuatu mencerminkan perilaku yang positif. Adapun sikap yang
positif dalam penelitian ini adalah kepala keluarga mampu mengantisipasi terjadinya bencana banjir, ada menyimpan telepon penting yang terkait dengan keadaan
bencana, memantau banjir kemudian adanya kesepakatan keluarga mengungsi jika banjir berat, ada latihan pertolongan pertama. Pada sikap positif kecenderungan
tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu. Sikap negatif kepala keluarga di Desa Pelita Sagoup salah satunya adalah
membuang sampah dalam selokan atau sungai sehingga menimbulkan banjir di Desa itu setiap tahunnya, mengabaikan keharusan hidup bersih dan sehat, tidak
menyiapkan kotak P3K di rumah, tidak menentukan lokasi mengungsi. sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindar, membenci, tidak menyukai
objek tertentu.
5.4. Pengaruh Pendidikan Terhadap Kesiapsiagaan Rumah Tangga menghadapi Banjir