Pengaruh Pendidikan Terhadap Kesiapsiagaan Rumah Tangga menghadapi Banjir

5.4. Pengaruh Pendidikan Terhadap Kesiapsiagaan Rumah Tangga menghadapi Banjir

Tingkat pendidikan kepala keluarga Desa Pelita Sagoup kebanyakan masih rendah, dimana 61,3 hanya berpendidikan dasar SD, sedangkan yang berpendidikan menengah 37,5 dan hanya 1,3 yang berpendidikan tinggi. Hasil analisis multivariat dengan uji statistik regresi logistik menunjukkan variabel pendidikan berpengaruh p0,05 terhadap kesiapsiagaan bencana banjir. Mengacu kepada hasil uji secara statistik dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi pendidikan kepala keluarga semakin mudah untuk merespon, menghargai, dan bertanggung jawab terhadap kesiapsiagaan bencana banjir. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepala keluarga Desa Pelita Sagoup yang mempunyai pendidikan menengah ke atas akan mempunyai kesiapsiagaan menghadapi banjir dan mereka lebih mengetahui komponen-komponen apa saja yang harus dipenuhi untuk kesiapsiagaan banjir. Karena pada prinsipnya pendidikan adalah pintu masuk seseorang untuk mengambil suatu keputusan, termasuk untuk kesiapsiagaan banjir Sesuai dengan penelitian Marpaung 2009, bahwa faktor pendidikan dapat memperkuat atau memperlemah tindakan komunitas untuk menghadapi bencana. Pendidikan merupakan faktor yang penting dan merupakan bagian dari kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana Sesuai dengan pendapat Cumming, et.al dalam Azhari 2002, yang mengemukakan bahwa pendidikan sebagai suatu proses atau kegiatan untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan individu atau masyarakat. Ini berarti bahwa pendidikan adalah suatu pembentukan watak yaitu nilai dan sikap disertai dengan kemampuan dalam bentuk kecerdasan, pengetahuan, dan keterampilan. Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Syahrial 2005 bahwa tingkat pendidikan sangat menentukan daya nalar seseorang, yang lebih baik sehingga memungkinkan untuk menyerap informasi-informasi juga dapat berpikir secara rasional dalam menanggapi informasi atau setiap masalah yang dihadapi. Sesuai juga dengan yang disampaikan oleh Priyanto 2006, bahwa pada masyarakat yang berpendidikan tinggi lebih mampu dalam mengurangi risiko, meningkatkan kemampuan dan menurunkan dampak terhadap kesehatan sehingga akan berpartisipasi baik sebagai individu atau masyarakat dalam menyiapkan diri untuk bereaksi terhadap bencana. Aktifitas pendidikan disamping untuk penyediaan informasi adalah mempelajari keterampilan dan pemberdayaan diri sedemikian rupa sehingga mampu melakukan tindakan yang memungkinkan untuk mengurangi resiko bahaya bencana. Menurut pendapat Kodoati dan Syarief 2006, bahwa tindakan-tindakan mengurangi dampak banjir pada individu dan masyarakat dilakukan dengan informasi dan pendidikan, sehingga untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi banjir akan lebih efektif lewat jalur pendidikan. Pemahaman tentang sumber bahaya dan potensi bencana kepada masyarakat hendaknya diintensifkan dengan diselenggarakannya pendidikan dan latihan, penyebaran brosur, pamflet, sehingga dapat meningkatkan kesadaran publik akan bencana. Implementasi hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan peran kepala keluarga di rumah masing-masing Haifani, 2008. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang pengurangan resiko bencana sangat diperlukan akan memberikan dasar bagi pemanduan pengurangan resiko bencana melalui sistem pendidikan formal dan non formal dalam upaya mengubah pola pikir, sikap dan perilaku dalam upaya mengurangi resiko bencana serta menjadikan upaya pengurangan resiko bencana menjadi budaya masyarakat. Hal ini sesuai dengan pendapat Nasution 1999 tentang budaya yaitu budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang karena informasi yang baru akan sering sesuai atau tidak sesuai dengan budaya yang ada.

5.5. Keterbatasan Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Terhadap Kesiapsiagaan Masyarakat di Kawasan Rawan Banjir di Desa Pengidam Kecamatan Bandar Pusaka Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013

6 54 91

Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Kepala Keluarga terhadap PHBS dalam Tatanan Rumah Tangga di Desa Aek Korsik Kecamatan Aek Kuo Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2013

2 82 154

Pengaruh Pengetahuan, Sikap dan Pendidikan Kepala Keluarga terhadap Kesiapsiagaan Rumah Tangga dalam Menghadapi Resiko Bencana Tsunami di Desa Ulee Lheue Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh Tahun 2013

0 38 147

Pengaruh Sumber Daya Organisasi terhadap Kesiapsiagaan Petugas Penanggulangan Bencana Menghadapi Bencana Banjir di Kabupaten Aceh Timur

4 44 95

Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Kepala Keluarga terhadap Kesiapsiagaan Rumah Tangga dalam Menghadapi Banjir di Gampong Mesjid Tuha Kecamatan Meureudu Kabupaten Pidie Jaya

4 65 98

Pengaruh Pengetahuan, Sikap, dan Dukungan Anggota Keluarga terhadap Kesiapsiagaan Rumah Tangga dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi di Desa Deyah Raya Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh

10 78 214

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI DESA NGOMBAKAN KECAMATAN Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo.

1 14 16

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI DESA NGOMBAKAN KECAMATAN Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo.

0 1 18

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI DESA LANGENHARJO KECAMATAN Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Desa Langenharjo Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo.

0 4 13

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI DESA LANGENHARJO KECAMATAN GROGOL Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di Desa Langenharjo Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo.

0 2 9