i. Pemasangan tanda bahaya, yakni jalur-jalur yang tidak dapat digunakan pada saat bencana.
Sedangkan persiapan menghadapi banjir dirumah tangga yang dapat dilakukan oleh kepala keluarga menurut Yulaelawati 2008, seperti dibawah ini:
a. Pastikan memiliki persiapan pelampung yang cukup untuk anggota keluarga. b. Pastikan memiliki bekal makanan dan persiapan obat-obatan yang memadai.
c. Miliki nomor konteks ketua RTRW dan instansi penting lainnya d. Simpanlah dokumen-dokumen dan surat-surat penting dalam plastik atau
kotak tahan air e. Titipkan photo copy dokumen-dokumen dan surat-surat tersebut di tempat
kerabat atau orang terpecaya yang tinggal di daerah yang tidak terkena banjir. f. Segera naikkan alat-alat atau kabel-kabel listrik sebelum terkena banjir yang
lebih tinggi yang tidak terjangkau oleh air banjir. g. Tutup kran saluran air utama yang mengalir ke dalam rumah
h. Selalu mendengar informasi tentang perkembangan cuaca i. Ikuti perintah evakuasi yang dikeluarkan oleh pemerintah atau petugas
bencana yang ada.
2.1.3 Tindakan-Tindakan yang Dilakukan Pasca Banjir
Masyarakat direpotkan setelah banjir reda dengan kondisi rumah yang kotor, bau, dan berantakan. Membersihkan rumah pasca banjir menurut Mistra 2007
adalah :
1. Banjir sudah reda Rumah dapat dibersihkan jika banjir sudah reda. Artinya, tidak ada banjir susulan
lainnya. Informasi mengenai kemungkinan ada atau tidaknya banjir susulan dapat ditanyakan pada pihak-pihak terkait, seperti pemda dan istitusi terkait lainnya.
Cara ini untuk mengantisipasi dan menghindari hal-hal yang tida dinginkan. 2. Gunakan alat pengaman
Alat pengaman yang dimaksud adalah sepatu boot, sarung tangan, dan masker. Alat-alat ini untuk melindungi penyakit saat membersihkan rumah akibat banjir.
3. Padamkan listrik
Oleh karena dalam membersihkan rumah menggunakan air dalam jumlah banyak, sebaiknya benda-benda kelistrikan di dalam rumah dipadamkan. Jika perlu,
sikring juga dimatikan. Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa air dapat menghantarkan bahaya jika dinyalakan saat rumah dibersihkan menggunakan air.
4. Maksimalkan udara masuk Agar udara keluar dari dalam rumah dan udara bersih masuk, sebaiknya buka
semua ventilasi udara, mulai dari jendela, pintu, dan ventilasi lainnya. Aliran udara dan sinar matahari yang masuk akan mengurangi kadar kelembaban dalam
rumah. Cara ini akan mencegah timbulnya jamur dan membuat udara lebih bersih. 5. Buang semua makanan yang terkena air banjir
Biasanya banjir membawa “oleh-oleh” berupa sampah yang berceceran. Bersihkan semua sampah tersebut dan makanan yang terkena air banjir karena
dikhawatirkan terkontaminasi kuman-kuman penyakit.
6. Keluarkan semua perabotan rumah Agar pembersihan dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, sebaiknya barang-
barang perabotan rumah dikeluarkan terlebih dahulu. Selain itu, perabotan yang basah dapat dijemur sehingga bisa kering seperti semula. Setelah barang
dikeluarkan, bersihkan lantai dari lumpur dengan menggunakan serokan karet. 7. Cat
dinding rumah
Banjir biasanya meninggalkan jejak di dining, terlebih lagi jika dinding berwarna putih. Jika kotoran yang menempel sedikit, dapat dibersihkan dengan lap basah.
Akan tetapi banyak, dinding dapat di cat ulang lagi. 8. Sterilkan dengan desinfektan
Walaupun seluruh ruangan sudah dibersihkan dari segala macam kotoran dan noda bukan berarti terbebas dari kuman dan bakteri. Oleh karena itu, lakukan
penyemprotan dengan desinfektan. Desinfektan adalah zat pembunuh kuman dan bakteri yang banyak digunakan untuk mensterilkan suatu ruangan.
Menurut Depkes RI 2006, tindakan-tindakan pasca banjir yang dapat dilakukan keluarga adalah:
1. Bersihkan lingkungan tempat tinggal, kumpulkan dan buanglah sampah yang
terbawa arus air ke dalam lubang dihalaman rumahatau ketempat sampah. Bersihkan lantai dinding didalam rumah bersihkan dengan cairan desifektan.
2. Kuburlah lubang-lubang bekas air.
3. Air sumur atau air keran yang berpotensi terkontaminasi, sebaiknya tidak
digunakan dulu, meskipun akan dimasak direbus dulu sebelum digunakan. Check dahulu air yang akan digunakan secara fisik warna, rasa, bau dll, sampai
dipastikan bahwa air tersebut layak untuk diminum.pake pelindung yang beralas keras Sandalsepatu apabila berjalan dalam genangan air
4. Tingkatkan daya tahan tubuh , minumlah supplemen vitamin, konsumsilah
makanan yang bergizi dan teratur, istirahatlah yang cukup. 5.
Buanglah makanan yang telah terkontaminasi 6.
Cucilah sayuran terlebih dahulu sebelum dimasak, hindari mengkonsumsi sayuran yang telah terkontaminasi. Tutuplah makanan yang akan disajikan
7. Obati luka yang terbuka dengan plester tahan air
8. Cucilah tangan dengan sabun sebelum atau sesudah makan
9. Laranglah anak anak anda bermain didaerah banjir, bila melakukannya mandi dan
cuci tangan yang bersih. 10.
Hindari tempat persembunyian tikus, dengan menutup lobang tikus yang ada. Adapun menurut Yulaelawati 2008, tindakan-tindakan pada saat terjadinya
banjir yang dapat dilakukan masyarakatperorangan adalah: 1.
Periksa apakah diri anda atau orang disekitar anda terluka, beri pertolongan pertama jika perlu.
2. Ingat untuk menolong orang yang memerlukan bantuan khusus, seperti bayi,
lanjut usia dan orang cacat. 3.
Tidak minum air kecuali setelah di masak, dan tidak menggunakan air yang tercemar untuk mencuci alat-alat dapur dan pakaian.
4. Tidak membiarkan anak-anak bermain di air banjir
5. Dengarkan informasi darurat
6. Ikuti rencana darurat di lingkungan bencana anda.
Menurut Efendi 2009, tindakan pada pra bencana dalam menghadapi bencana meliputi hal-berikut:
1. Usaha pertolongan diri sendiri pada masyarakat tersebut.
2. Pelatihan pertolongan pertama dalam keluarga seperti menolong anggota keluarga
lainnya. 3.
Pembekalan informasi tentang bagaimana menyimpan dan membawa persediaan makanan dan penggunaan air yang aman.
4. Perlu mencatat beberapa alamat dan nomor telepon darurat seperti dinas
kebakaran, rumah sakit dan ambulan. 5.
Memberikan informasi tempat alternatif penampungan atau posko-posko bencana. 6.
Memberikan informasi tentang perlengkapan yang dapat dibawa seperti pakaian seperlunya, radio portable, senter beserta baterai dan lain-lain
2.2 Bencana Banjir