variabel yang mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap kesiapsiagaan rumah tangga dalam menghadapi banjir., yaitu pengetahuan dan sikap.
4.5.3 Penentuan Variabel yang Berpengaruh dan Paling Berpengaruh pada
Kesiapsiagaan Rumah Tangga Menghadapi Banjir
Setelah melalui tahapan-tahapan dalam uji multivariat didapatkan hasil penentuan variabel independen yang paling berpengaruh terhadap kesiapsiagaan
rumah tangga menghadapi banjir, seperti terlihat pada Tabel 4.10 di atas, yaitu: Untuk variabel sikap p=0,000 mempunyai p value signifikan p0,05, dan
pengetahaun p=0,001 berarti ada dua 2 variabel yang mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap kesiapsiagaan rumah tangga menghadapi banjir.
Nilai variabel sikap B = 1,976 merupakan angka yang paling besar dari kedua nilai variabel lainnya, oleh karenanya variabel sikap dalam penelitian ini dinyatakan
sebagai satu-satunya variabel yang paling berpengaruh terhadap kesiapsiagaan rumah tangga dalam menghadapi banjir.
Proses analisis yang telah dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa dari ke 3 tiga variabel independen yang diduga berhubungan dengan kesiapsiagaan
rumah tangga dalam menghadapi banjir, ternyata hanya ada 1 satu variabel independen sikap yang mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap
kesiapsiagaan rumah tangga dalam menghadapi banjir.
83
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Kesiapsiagaan Rumah Tangga Menghadapi Banjir
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kebanyakan rumah tangga di Desa Pelita Sagoup Jaya belum siap menghadapi banjir, dimana 57 KK 71,3 tidak
siap menghadapi banjir dan hanya 23 KK 28,8 yang menunjukkan kesiapan Kepala keluarga menghadapi banjir.
Tidak siapnya rumah tangga di Desa Pelita Sagoup Jaya menghadapi banjir, menunjukkan bahwa mereka belum memiliki kesiapsiagaan dalam menghadapi
bencana banjir yang meliputi rendahnya kemampuan mengenali bencana yang berpotensi terjadi di lingkungan tempat tinggal, kemampuan mengenali tanda-tanda
akan terjadinya bencana, dan kesadaran untuk mengelola lingkungan tempat tinggal yang ramah bencana.
Hasil penelitian di Desa Pelita Sagoup Jaya sesuai dengan hasil penelitian LIPI 2006, yaitu Rumah tangga yang mewakili masyarakat Kota Bengkulu
memiliki indeks kesiapsiagaan sebesar 51 yang berarti bahwa masyarakat masih kurang siap dalam mengantisipasi terjadinya bencana alam. Hal ini berkaitan erat
dengan masih terbatasnya kepedulian akan pentingnya kesiapsiagaan, mengingat banjir sudah dianggap masyarakat sebagai kejadian rutin di Kota Bengkulu.
Ketidaksiapan dalam rumah tangga dalam menghadapi banjir akan menimbulkan kerugian bagi rumah tangga berupa rusaknya perabot-perabot, televisi,
kulkas, mesin cuci dan juga terendamnya dokumen-dokumen penting.