Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan data dan uraian di atas, maka penulis mencoba untuk meneliti mengenai masalah-masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat pendapatan petani kopi di daerah penelitian? 2. Bagaimana pengaruh karakteristik sosial ekonomi petani terhadap produksi petani kopi di daerah penelitian? a. Bagaimana pengaruh karakteristik sosial meliputi: umur, tingkat pendidikan, lama berusahatani petani kopi terhadap produksi petani kopi di daerah penelitian? b. Bagaimana pengaruh karakteristik ekonomi meliputi: jumlah tanggungan keluarga, curahan tenaga kerja, luas lahan, modal petani kopi terhadap produksi petani kopi di daerah penelitian? 3. Bagaimana kelayakan usahatani tanaman kopi di daerah penelitian? 1.3.Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui tingkat pendapatan petani kopi di daerah penelitian. 2. Untuk mengetahui pengaruh karakteristik sosial ekonomi petani terhadap produksi petani kopi yang ada di daerah penelitian. Universitas Sumatera Utara a. Untuk mengetahui pengaruh karakteristik sosial meliputi: umur, tingkat pendidikan, lama berusahatani petani terhadap produksi petani kopi yang ada di daerah penelitian. b. Untuk mengetahui pengaruh karakteristik ekonomi meliputi: jumlah tanggungan, curahan tenaga kerja, luas lahan, modal terhadap produksi petani kopi di daerah penelitian. 3. Untuk mengetahui kelayakan usahatani kopi di daerah penelitian. 1.4.Kegunaan Penelitian 1. Bahan informasi dan studi bagi pihak-pihak yang terkait dalam pengembangan perkebunan kopi rakyat. 2. Bahan pertimbangan bagi pemerintah maupun lembaga lainnya dalam mengambil kebijakan khususnya dalam bidang yang berkaitan dengan tanaman kopi dan petani kopi. 3. Sebagai bahan untuk melengkapi skripsi yang merupakan salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana di Fakultas Pertanian USU Medan. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1. Tinjauan Pustaka

Tanaman kopi rakyat sebagian besar merupakan tanaman tua, tanaman semaian dari bibit tanaman lokal dan umumnya merupakan kegiatan usaha sampingan selain mengusahakan ladang untuk padi dan sayuran. Perluasan tanaman kopi rakyat masih terus berlangsung terutama di daerah-daerah di luar Jawa. Jenis kopi yang dibudidayakan juga yang termasuk mudah dirawat, yaitu terbatas pada kopi Robusta yang kuat, tahan penyakit serta tidak begitu ketat pemeliharaannya Spillane,1990: 121. Sampai saat ini sasaran pasar komoditas kopi Indonesia masih mengandalkan pasar ekspor yang tersebar di berbagai kota besar di Negara maju antara lain: Jepang, Amerika Serikat, Jerman, Italia dan Belanda, hal ini dikarenakan konsumsi per kapita dalam negeri sendiri masih sangat rendah dan pertumbuhannya pun juga rendah, sementara di pusat-pusat konsumen di luar negeri, pertumbuhan konsumsi tampaknya cukup mantap. Dengan demikian perubahan harga di pasar dunia dan dalam negeri mempunyai hubungan yang erat dan bahkan mungkin saling mempengaruhi satu sama lain, karena harga yang akan diterima oleh pengekspor akan menjadi dasar penentuan harga yang akan dibayar ke pedagang perantara dan secara berantai akhirnya kepada petani produsen dan sebaliknya. Selanjutnya harga yang diterima petani akan menjadi Universitas Sumatera Utara penentu seberapa banyak volume produksi kopi yang akan dijual ke pasar atau ke pedagang perantara atau pedagang ekspor Hutabarat, 2006. Analisa usahatani dibutuhkan dalam perencanaan sejak pembukaan lahan sampai kopi siap dipasarkan. Di dalam analisa usahatani ini, kita akan tahu seberapa banyak tenaga, alat, dan bahan-bahan yang akan dibutuhkan sehingga bisa diperkirakan berapa besarnya modal yang perlu disediakan dan berapa besarnya pendapatan yang akan diperoleh Najiyati dan Danarti, 1990:173. Suatu rencana usahatani dalam azasnya harus mengandung hal-hal berikut: jenis dan nilai input, jumlah dan harga input yang akan digunakan, jumlah uangkredit yang diperlukan untuk pembiayaan pelaksanaan rencana, jumlah produksi yang akan diperoleh dan seberapa banyak dari produksi tersebut yang akan dijual untuk menghasilkan pendapatan dan keuntungan bersih yang diharapkan Tohir, 1991:144. Unsur-unsur pokok yang selalu ada pada suatu usahatani meliputi empat macam yang biasa disebut sebagai faktor-faktor produksi, yaitu: tanah, tenaga kerja,modal dan pengelolaanmanajemen Rustam, 2010. Masalah konsep yang umum ditemui dalam menyiapkan analisa investasi usahatani adalah bagaimana menentukan biaya tenaga kerja keluarga. Prinsip yang umum dipakai dalam penilaian adalah menilai pekerja keluarga atas biaya oportunitasnya; yaitu manfaat keluarga yang dikorbankan untuk ikut serta dalam usahatani Gittinger, 1986:161. Input atau masukan bagi usahatani itu dalam garis besarnya terdiri atas alam, tenaga kerja, modal, manajemen, dan sosial budaya. Sedangkan output atau hasil dari usahatani terdiri dari sewa tanah, bahan baku, bunga modal, modal, Universitas Sumatera Utara penyusutan, upah, pembayaran, pajak, beban sosial dan keuntungan Tohir, 1991: 166. Menurut Suratiyah 2009, faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya biaya dan pendapatan sangatlah kompleks. Namun demikian, faktor tersebut dapat dibagi ke dalam dua golongan sebagai berikut: 1. Faktor internal dan faktor eksternal 2. Faktor manajemen Untuk melihat tingkat kesejahteraan petani secara utuh perlu juga dilihat sisi yang lain yaitu perkembangan jumlah pembelanjaan petani untuk kebutuhan konsumsi maupun untuk produksi. Dalam hal ini petani sebagai produsen dan konsumen dihadapkan kepada pilihan untuk mengalokasikan pendapatannya. Pertama, untuk memenuhi kebutuhan pokok konsumsi demi kelangsungan hidup petani beserta Faktor Internal 1. Umur Petani 2. Pendidikan, pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilan. 3. Jumlah tenaga kerja keluarga 4. Luas lahan 5. Modal Faktor Eksternal 1. Input a. Ketersediaan b. Harga 2. Output a. Permintaan b. Harga Usahatani Biaya dan Pendapatan Universitas Sumatera Utara keluarganya. Kedua, pengeluaran untuk produksibudidaya pertanian yang merupakan ladang penghidupannya yang mencakup biaya operasional produksi dan investasi atau pembentukan barang modal. Unsur kedua ini hanya mungkin dilakukan apabila kebutuhan pokok petani telah terpenuhi; dengan demikian investasi dan pembentukan barang modal merupakan faktor penentu bagi tingkat kesejahteraan petani Rianse, 2009: 19. Dari segi ekonomi, ciri yang sangat penting pada petani kecil ialah terbatasnya sumberdaya dasar tempat ia berusahatani. Pada umumnya, mereka hanya menguasai sebidang lahan kecil, kadang-kadang disertai dengan ketidakpastian dalam pengelolaannya. Lahannya sering tidak subur dan terpencar-pencar dalam beberapa petak. Mereka mempunyai tingkat pendidikan, pengetahuan, dan kesehatan yang sangat rendah. Mereka sering terjerat oleh hutang dan tidak terjangkau oleh lembaga kredit dan sarana produksi. Bersamaan dengan itu, mereka menghadapi pasar dan harga yang tidak stabil, mereka tidak cukup menerima dukungan penyuluhan, pengaruh mereka kecil dalam pengawasan dan penyelenggaraan lembaga desa. Akibatnya, kelangsungan hidup mereka sering tergantung kepada orang lain dan pengaruh iklim yang jelek atau harga yang rendah dapat membawa bencana bagi petani dan keluarganya Soekartawi dkk, 1986:5.

2.2. Landasan Teori