Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data

Suku Gele Wih Ilang dan Pondok Baru. Ketiga desa tersebut dipilih karena di desa tersebut dapat diperoleh sampel petani kopi yang berumur 1,4,6,8,9,10,11,12,13,14 dan 15 tahun, sedangkan sampel pada umur 2,3,5 dan 7 tidak ditemui.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden di daerah penelitian melalui daftar kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi yang terkait dengan penelitian ini.

3.4. Metode Analisis Data

Data primer yang telah diperoleh terlebih dahulu ditabulasi kemudian dianalisis dengan uji statistik yang sesuai. Untuk menguji hipotesis 1, digunakan analisis pendapatan dengan menggunakan rumus: TR = Y. Py dimana, TR = total penerimaan Y = produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani i Py = harga Y Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya, jadi: Pd = TR – TC Universitas Sumatera Utara dimana, Pd = pendapatan usahatani TR = total penerimaan TC = total biaya Untuk menguji hipotesis 2 digunakan analisis Regresi Linear Berganda dengan rumus: Ŷ = a + b 1 x 1 + b 2 x 2 + b 3 x 3 + b 4 x 4 + b 5 x 5 + b 6 x 6 + b 7 x 7 + ε Dimana: Ŷ = Produksi petani kopi a = Koefisien Intercept b 1 , b 2 , b 3 ,…, b 7 = Koefisien Regresi x 1 = Umur x 2 =Tingkat Pendidikan x 3 = Lama Berusahatani x 4 = Jumlah Tanggungan x 5 = Curahan Tenaga Kerja x 6 = Modal x 7 = Luas lahan Untuk menguji apakah variabel bebas secara serempak berpengaruh terhadap variable tidak bebas Y maka digunakan uji F, yaitu: Dimana: r 2 = koefisien determinasi Universitas Sumatera Utara n = jumlah sampel k = derajat bebas pembilang n-k-1 = derajat bebas penyebut Kriteria uji serempak F hit ≤ F tabel maka Ho diterima, H 1 ditolak. F hit F tabel maka Ho ditolak, H 1 diterima. Untuk menguji hipotesis 3, digunakan analisis Net BC, Net Present Value NPV dan Internal Rate of Return IRR. Dengan mengamati pendapatan dari usahatani kopi selama beberapa tahun terkahir. Net BC = Dimana: Bt = benefit sosial kotor sehubungan dengan proyek tahun t Ct = biaya sosial kotor sehubungan dengan proyek pada tahun t termasuk segala jenis pengeluaran t = jangka waktu usahatani i = tingkat suku bunga yang berlaku Analisis Kelayakan 1. Net BC 1, maka usahatani dikatakan layak. 2. Net BC 1, maka usahatani dikatakan tidak layak. Net Present Value merupakan selisih antara present value dari benefit dan present value dari biaya. Universitas Sumatera Utara Dimana: Bt = penerimaan finansial sehubungan dengan proyek tahun t dihitung per hektar per tahun Ct = biaya finansial sehubungan dengan proyek pada tahun t termasuk segala jenis pengeluaran dihitung per hektar per tahun t = jangka waktu usahatani i = tingkat suku bunga yang berlaku Kriteria yang dipakai adalah: 1. Bila nilai NPV ≥ 0 maka usahatani dikatakan layak. 2. Bila nilai NPV = 0 maka usahatani tersebut dapat mengembalikan sebesar cost of capital discount rate. 3. Bila nilai NPV 0 maka usahatani dikatakan tidak layak. Sedangkan untuk menghitung nilai PV pada sampel kopi yang tidak ada yaitu kopi yang berumur 2, 3, 5 dan 7 tahun digunakan metode interpolasi linier. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: Internal Rate of Return IRR adalah suatu tingkat pengembalian yang dinyatakan dalam persen yang identik dengan ongkos investasi. Dapat dihitung dengan rumus: Universitas Sumatera Utara Dimana: i’ = nilai Sosial Discount Rate yang ke-1 i” = nilai Sosial Discount Rate yang ke-2 NPV’ = nilai Net Present Value yang pertama NPV” = nilai Net Present Value yang kedua Kriteria yang dipakai adalah: 1. Bila IRR ≥ tingkat suku bunga berlaku maka usahatani terseb ut layak dilaksanakan. 2. Bila IRR tingkat suku bunga berlaku maka usahatani tersebut tidak layak dilaksanakan. Defenisi dan Batasan Operasional Untuk menjelaskan dan menghindari kesalahpahaman dalam penelitian ini maka dibuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut: Defenisi 1. Petani kopi adalah orang yang melakukan usahatani kopi sebagai mata pencaharian pokoknya. 2. Usahatani kopi adalah kombinasi yang tersusun dari faktor produksi yaitu modal, alam, tenaga kerja dan keahlian yang ditujukan untuk proses produksi yang nantinya menghasilkan output dan kebehasilannya tergantung kepada kemampuan petani pengelolanya. 3. Produksi adalah semua hasil panen tanaman kopi yang dibudidayakan petani kopi dalam bentuk gelondong merah Kg. Universitas Sumatera Utara 4. Penerimaan adalah nilai yang diperoleh dari hasil perkalian seluruh hasil produksi dengan harga jual produksi yang dinyatakan dalam rupiah. 5. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung, baik biaya tetap penyusutan alat, PBB maupun biaya variabel seperti biaya pembelian sarana produksi bibit, pupuk, obat-obatan dan biaya tenaga kerja. 6. Pendapatan bersih selisih dari total penerimaan yang diperoleh petani dikurangi dengan jumlah biaya produksi selama proses produksi berlangsung. 7. Karakteristik sosial petani kopi meliputi umur, tingkat pendidikan, lama berusahatani. 8. Umur adalah usia petani kopi yang dihitung dari tanggal lahir masing-masing tahun. 9. Tingkat pendidikan diukur berdasarkan pendidikan formal yang ditempuh oleh petani kopi tahun. 10. Lama berusahatani lamanya seorang petani kopi memulai usahataninya sampai dengan masa penelitian dilakukan tahun. 11. Karakteristik ekonomi petani kopi meliputi jumlah tanggungan, curahan tenaga kerja, luas lahan, modal. 12. Jumlah tanggungan adalah semua orang yang berada dalam sebuah keluarga yang ditanggung oleh kepala keluarga orang. Universitas Sumatera Utara 13. Curahan tenaga kerja adalah banyaknya tenaga kerja yang digunakan dalam setiap tahap kegiatan usahatani kopi HKP. 14. Luas lahan adalah areal pertanaman kopi yang dimilki oleh petani diukur dengan satuan hektar. 15. Modal adalah semua input yang dimiliki oleh petani kopi yang digunakan untuk menjalankan usahataninya dihitung dalam rupiah. 16. Net BC adalah perbandingan antara net benefit yang telah di-discount positif dengan net benefit yang telah di discount negatif. 17. NPV adalah kriteria investasi yang banyak digunakan untuk mengukur apakah proyek feasible atau tidak. Perhitungan NPV merupakan net benefit yang telah didiskon dengan menggunakan discount factor. 18. IRR adalah suatu tingkat bunga dalam hal ini sama artinya dengan discount rate yang menunjukkan jumlah NPV sama dengan jumlah seluruh cost investasi suatu usahatani. Batasan Operasional 1. Daerah penelitian adalah di desa Beranun Teleden, Pondok Baru dan Suku Gele Wih Ilang, Kecamatan Bandar, Kabupaten Bener Meriah. 2. Waktu penelitian adalah tahun 2010. 3. Sampel adalah petani kopi. Universitas Sumatera Utara BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL 4.1. Deskripsi Daerah Penelitian 4.1.1. Letak Geografis, Batas dan Luas Wilayah