BAB VI KESIMPULAN
6.1. Kesimpulan
1. Rata-rata penerimaan petani kopi per petani adalah Rp. 34.952.223,50- dalam
1 tahun atau setara dengan Rp.2.912.685,3 per bulan. Sedangkan untuk penerimaan petani kopi per hektar adalah Rp.48.720.306,60 dalam 1 tahun
atau setara dengan Rp.4.060.025,5 per bulan. 2.
Biaya produksi usahatani kopi yang terbesar adalah biaya tenaga kerja yaitu sebesar Rp10.140.816, diikuti biaya sarana produksi sebesar Rp. 1.284.240,
biaya penyusutan sebesar Rp. 109.993,1, dan biaya PBB sebesar Rp. 18.093,75,- per hektar.
3. Rata-rata pendapatan petani kopi per petani adalah sebesar Rp. 23.539.088,8
dalam 1 tahun atau setara dengan Rp. 1.961.590,7 per bulan dan rata-rata pendapatan petani kopi per hektar adalah sebesar Rp. 32.773.373,7 dalam 1
tahun atau setara dengan Rp. 2.731.114.5 per bulan. 4.
Faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi produksi petani kopi adalah umur, tingkat pendidikan, lama berusahatani, jumlah tanggungan curahan
tenaga kerja, modal dan luas lahan. Secara serempak, ketujuh faktor sosial ekonomi tersebut berpengaruh nyata terhadap produksi petani kopi dengan
tingkat signifikansi 0,000 0,05. Secara parsial hanya curahan tenaga kerja dan luas lahan saja yang berpengaruh nyata terhadap produksi petani kopi.
Sedangkan variabel lain seperti umur, tingkat pendidikan, lama berusahatani,
Universitas Sumatera Utara
jumlah tanggungan dan modal tidak berpengaruh nyata secara parsial terhadap produksi petani kopi.
5. Usahatani kopi di daerah penelitian secara finansial layak untuk diusahakan.
Hal ini dapat dilihat dari NPV per hektar sebesar 22.256.364. Nilai IRR sebesar 18,523983dan nilai Net BC sebesar 2,9752266. Berdasarkan kriteria
kelayakan diketahui bahwa nilai NPV0, Net BC 1 dan nilai IRR i 15.
6.2. Saran
Kepada Petani Hendaknya petani lebih memperhatikan tanaman kopinya terutama dalam hal
perawatan seperti pemangkasan dan pembersihan lahan sehingga tanaman kopi tersebut dapat menghasilkan produksi kopi yang lebih baik lagi.
Kepada Pemerintah Sebaiknya pemerintah memberikan kebijakan pada harga kopi, sehingga
petani dapat memperoleh keuntungan yang lebih tinggi lagi, karena pada kenyataan di lapangan posisi tawar petani dalam menentukan harga sangat
rendah.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 2009. Budidaya Tanaman Kopi. Yogyakarta : Kanisius Anonymous. 2009. Fakta Unik : Kopi. Dikutip dari http:www.id.wikipedia.org
. 2009. Prospek Pengembangan Kopi. Dikutip dari http:wikipedia.org Arta, H.S., 2009. Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat
Kabupaten Karo. Medan : Departemen Agribisnis, Fakultas Pertanian USU.
Chalil, D. 2010. Diambil dari slide Analisis Finansial pada Pelatihan Metode Penelitian Sosial.
Daniel, Moehar. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta : Bumi Aksara. Gittinger, J. Price. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Jakarta : UI
Press. Herman. 2003. Membangkitkan Kembali Peran Komoditas Kopi Bagi
Perekonomian Indonesia. Diambil dari http:www. tumoutou.net702_07134herman.pdf pada tanggal 27 Februari 2010
Hutabarat, B. 2006. Analisis Saling-Pengaruh Harga Kopi Indonesia dan Dunia. Journal Agro Ekonomi. Vol.24. No. 1: 21-40
Najiyati, Sri dan Danarti. 1990. Kopi Budidaya dan Penanganan Lepas Panen. Jakarta : Penebar Swadaya.
Peluang Investasi Bahan Galian dan Energi di Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam, Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Prawirokusumo, S. 1990. Ilmu Usahatani. Yogyakarta : BPFE.
Reijntjes, C., dkk. 1999. Pertanian Masa Depan; Pengantar Untuk Pertanian Berkelanjutan Dengan Input Luar Rendah. Yogyakarta : Kanisius.
Rianse, Usman. 2009. Membangun Agribisnis Terpadu dan Berkelanjutan. Kendari : Unhalu Press.
Rustam, F. 2010. Manajemen Usahatani; disadur dari Modul Tentang Manajemen Usahatani, Pemberdayaan P3A.
Universitas Sumatera Utara
Soekartawi, dkk. 1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil. Jakarta : UI Press.
Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Jakarta : UI Press. . 1999. Agribisnis, Teori dan Aplikasinya. Jakarta : RajaGrafindo
Persada. Spillane, James J. 1990. Komoditi Kopi dan Peranannya Dalam Perekonomian
Indonesia. Yogyakarta : Kanisius. Statistik Perkebunan Indonesia 2006-2008. Profil Daerah Kabupaten Bener
Meriah. Departemen Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan Jakarta 2007.
Suratiyah, Ken. 2009. Ilmu Usahatani. Jakarta : Penebar Swadaya. Tarigan, Kelin dan Lily Fauzia. 2006. Diktat:Esensi Ekonomi Pertanian. Medan :
FP USU. Tohir, Kaslan A. 1991. Seuntai Pengetahuan Usahatani Indonesia, Buku 2.
Jakarta : Rineka Cipta.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Karakteristik Petani Sampel
No. Sampel Umur
Tanaman Umur
Sampel Tingkat
Pendidikan Jumlah
Tanggungan Pengalaman
Bertani Luas
Lahan
1 1
45 12
3 20
0.5
2 4
60 3
1 40
1.25
3 6
40 12
4 20
0.5 4
8 70
5 1
50 1.5
5 8
55 17
4 30
1 6
8 46
12 5
26 0.3125
Total 24
171 34
10 106
2.8125 Rata-rata
8 57
11.3 3.33