Ketenagakerjaan Corporate Social Responsibility CSR Program

±2 bahan dasar. Produk ini kemudian akan diangkut ke pabrik pemurnian logam mulia di Jakarta untuk diolah menjadi batangan emas dan batangan perak. d Detoksifikasi Tailing Underflow dipompa ke dalam pengental tailing dan terjadi suatu detoksifikasi primer untuk mengurangi kadar sianida dalam larutan tailing sebelum dialirkan ke fasilitas penampungan tailing tailing storage facilityTSF. Bahan kimia yang digunakan untuk proses detoksifikasi adalah SMBS sodium metabisulphite. Proses detoksifikasi memompa udara melalui tailing sambil : , menambahkan sodium metabisulphite yang melepaskan S02 dan kapur untuk menjaga kadar pH di kisaran 8,5.

4.2.2. Ketenagakerjaan

Usaha pertambangan emas di Kecamatan Batang Toru telah memberikan lowongan kerja kepada anggota masyarakat di daerah tersebut. Jumlah tenaga kerja yang terserap pada usaha pertambangan emas di Kecamatan Batang Toru adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8. Jumlah Tenaga Kerja Usaha Pertambangan Emas No. Uraian Jumlah Orang A. Non Staf 658 87,04 1. Tenaga Kerja Lokal 332 a. Pria 298 b. Wanita 34 2. Tenaga Kerja Non Lokal 326 B. Staf 98 11,96 1. Tenaga Kerja Lokal 42 a. Pria 32 b. Wanita 10 2. Tenaga Kerja Non Lokal 56 Jumah A+B 756 100,0 Sumber: HRD PT Agincourt Resources, 2010. Jumlah tenaga kerja perusahaan pada tahun 2010 sebanyak 756 orang yang terdiri dari staf sebanyak 98 orang 11,96 dan non staf sebanyak 658 orang 87,04. Dari jumlah tenaga kerja tersebut, sebanyak 374 orang 49,47 merupakan tenaga kerja lokal, yang terdiri dari 332 orang 43,91 tenaga non staf dan sebanyak 42 orang 5,55 tenaga staf. Komposisi ini menunjukkan bahwa perusahaan memprioritaskan tenaga kerja lokal. Komposisi tenaga kerja lokal tersebut sesuai dengan kegiatan perusahaan saat ini yang masih dalam tahap konstruksi, dimana dibutuhkan tenaga kerja skill dalam jumlah yang cukup banyak. Selanjutnya setelah tahap operasional, perusahaan mentargetkan komposisi tenaga kerja lokal yang lebih banyak ± 70 dan tenaga kerja non lokal maksimal 30. Dengan komposisi tenaga kerja pada tahapan operasional ini, diharapkan tingkat perekonomian masyarakat akan semakin meningkat. Universitas Sumatera Utara

4.2.3. Corporate Social Responsibility CSR Program

Seiring meningkatnya kesadaran dan munculnya berbagai tuntutan terhadap perusahaan yang mengelola sumber daya alam dan lingkungan, maka konsep tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility CSR menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan kelangsungan hidup perusahaan di masa yang akan datang. Belakangan CSR pun menjadi kewajiban perusahaan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga lingkungan sosial dan lingkungan alam. Pemerintah Republik Indonesia juga sudah mewajibkan setiap perusahaan yang bergerak di bidang sumber daya alam dan lingkungan untuk melaksanakan CSR. Hal ini jelas diatur dalam UU No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Pasal 74 ayat 1 menyebutkan: “Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang danatau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.” Pasal 2 mempertegas bahwa: “Tanggung jawab sosial dan lingkungan merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.” Tanggung jawab perusahaan memberikan konsep yang berbeda dimana perusahaan tersebut secara sukarela menyumbangkan sesuatu demi masyarakat yang lebih baik dan lingkungan hidup yang lebih bersih. Tanggung jawab sosial dari perusahaan didasarkan pada semua hubungan, tidak hanya dengan masyarakat tetapi Universitas Sumatera Utara juga dengan pelanggan, pegawai, komunitas, pemilik, pemerintah, supplier bahkan juga kompetitor. Menurut Bank Dunia, tanggung jawab sosial perusahaan terdiri dari beberapa komponen utama: perlindungan lingkungan, jaminan kerja, hak azasi manusia, interaksi dan keteribatan perusahaan dengan masyarakat, standar usaha, pasar, pengembangan ekonomi dan badan usaha, perlindungan kesehatan, kepemimpinan dan pendidikan, bantuan bencana kemanusiaan. Sehubungan dengan tanggung jawab sosial perusahaan, maka PTAR mewujudkan tanggung jawab tersebut melalui kegiatan pengembangan masyarakat dalam bidang-bidang: 1. Kesehatan Salah satu program utama pengembangan masyarakat Community Development yang dilakukan oleh PTAR bagi masyarakat Batangtoru adalah di bidang kesehatan masyarakat. Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui upaya-upaya peningkatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat serta penyehatan lingkungan hidupnya dengan mengikutsertakan peran aktif dari masyarakat. Sejak tahun 2003 PTAR telah melakukan inisiasi terhadap kegiatan-kegiatan yang menunjang peningkatan kesehatan masyarakat di Batangtoru, antara lain dengan bantuan perlengkapan medis untuk Puskesmas Batangtoru, dan pengadaan sumber air bersih. Namun secara umum kegiatan ini masih bersifat charity, atinya berupa perhatian dan kepedulian perusahaan terhadap masyarakat sekitar. Universitas Sumatera Utara PTAR mulai melaksanakan program kesehatan yang lebih terencana sejak tahun 2008. Beberapa kegiatan yang dimaksud antara lain, program Pemberian Makanan Tambahan PMT melalui kunjungan bergilir ke posyandu-posyandu di sembilan desa terdekat dengan wilayah tambang, Kompetisi Posyandu Terbaik dan Bayi Balita Sehat se Kecamatan Batangtoru, dan kampanye-kampanye kesehatan seperti Anti Narkoba dan HIVAIDS. Dalam pelaksanaannya PTAR bekerjasama dengan Puskesmas Batangtoru dan bidan desa setempat. Program kesehatan PTAR tahun 2009 terencana lebih baik dan beragam. Selain berdasarkan pengamatan langsung dan masukan yang diperoleh dari Puskesmas Batangtoru sebagai aparat pemerintah yang berwenang, pemilihan program juga mempertimbangkan hasil Survei Rona Awal Data Kesehatan Masyarakat yang dilakukan oleh tim dari Universitas Sumatera Utara USU pada tahun 2008. Program Pemberian Makanan Tambahan PMT melalui kunjungan Posyandu masih tetap dilakukan, bahkan ditingkatkan menjadi dua kali kunjungan dalam sebulan secara bergilir ke sembilan desa terdekat dengan wilayah tambang Direct Affected Villages yaitu Wek I, Wek II, Wek III, Wek IV, Napa, Telo, Aek Pining, Sumuran dan Batu Hula. Selain pengadaan makanan tambahan berupa bubur kacang hijau dan telur rebus bagi seluruh pengunjung posyandu, PTAR juga membagikan biskuit dan susu formula cair bagi bayi dan balita mulai dari usia 6 bulan hingga 5 tahun. Pelibatan karyawan wanita dalam setiap kunjungan juga menjadi nilai penting dalam program ini. Pada tahun 2009 PTAR juga melaksanakan Seminar Bagi Bidan Desa dan Kader Universitas Sumatera Utara Posyandu Se-Kecamatan Batangtoru, bekerjasama dengan Puskesmas Batangtoru dan Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Selatan. Kegiatan ini barlangsung pada tanggal 7-8 Oktober dengan jumlah peserta yang hadir yaitu 22 orang bidan desa dan 193 orang kader, dari 29 desa yang ada di wilayah Kecamatan Batangtoru. Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan wawasan dan kapasitas petugas kesehatan khususnya di masing-masing desa dalam hal penyelenggaraan posyandu, kesehatan ibu dan anak, pemberian imunisasi, penanggulangan diare, peningkatan gizi keluarga dan perilaku hidup bersih dan sehat. Masih bekerjasama dengan Puskesmas Batangtoru, PTAR juga melakukan program perbaikan gizi buruk. Saat ini ada dua kasus yang sedang ditangani untuk balita di bawah usia dua tahun. Melalui pemberian makanan tambahan berupa susu formula dan biskuit, konsultasi kesehatan dan pemeriksaan rutin setiap minggu, terlihat adanya kemajuan seperti kenaikan berat badan, peningkatan kekebalan terhadap penyakit, dan juga perubahan faktor psikis yang lebih baik. Program lainnya yaitu Kompetisi Posyandu Terbaik, Kader Posyandu Terbaik dan Bayi serta Balita Sehat se Kecamatan Batangtoru, yang memasuki pelaksanaan tahun kedua. Selain itu, PTAR juga turut mendukung sosialisasi mengenai beberapa penyakit yang merebak belakangan ini seperti Chikungunya, Malaria dan Influenza H1N1. Melalui selebaran yang didistrisusikan ke masing-masing desa dan perkantoran diharapkan masyarakat umum mendapatkan informasi yang tepat mengenai penularan, pencegahan dan penanggulangan penyakit-penyakit tersebut. Universitas Sumatera Utara Demikianlah beberapa program PTAR bagi peningkatan kesehatan masyarakat Batangtoru. Perencanaan program yang lebih baik dan tepat sasaran diharapkan dapat dilakukan ke depannya. Kerjasama yang baik dan peran aktif petugas kesehatan juga masyarakat merupakan faktor penentu keberhasilan dari setiap kegiatan, demi mencapai tingkat kesehatan masyarakat dan lingkungan yang lebih baik 2. Pendidikan Dalam bidang pendidikan, fokus utama PTAR adalah meningkatkan minat baca anak sekolah. Membaca adalah salah satu cara untuk mendapatkan informasi termasuk hiburan, khususnya saat membaca cerita fiksi dan humor. Membaca juga merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa selain untuk mencapai tujuannya yang lebih besar yaitu peningkatan mutu pendidikan. Sayangnya, kegiatan ini belum menjadi budaya bagi banyak orang, bahkan minat untuk membaca reading interest saja masih perlu didorong melalui berbagai upaya. Tidak dapat dipungkiri, ketersediaan buku yang kurang memadai seringkali menjadi kendala untuk membaca, khususnya bagi masyarakat yang berada di pedesaan. Namun bukan berarti kemampuan finansial masyarakat yang kurang untuk membeli buku, karena pada umumnya masyarakat desa juga komsumtif sama seperti halnya masyarakat di perkotaan. Hal ini lebih kepada ketidakter- tarikan dan kebutuhan terhadap buku yang masih kurang. Memperhatikan kondisi ini, banyak upaya yang dilakukan untuk menarik minat baca masyarakat, khususnya bagi anak-anak yang diharapkan akan memiliki Universitas Sumatera Utara budaya membaca reading habit. Bukan hanya oleh pemerintah melainkan juga dari perorangan yang memiliki keprihatinan dan kepedulian terhadap pentingnya membaca buku. Membangun minat baca tentunya tidak hanya dengan menyediakan buku-buku, seperti halnya mendirikan perpustakaan. Taman Bacaan hampir tersebar di seluruh pelosok tanah air, umumnya didirikan secara perorangan oleh simpatisan maupun organisasi masyarakat, dan terbukti mampu mendorong minat baca dan meningkatkan pendidikan. Memperhatikan hal tersebut, PTAR menginisiasikan berdirinya Taman Bacaan Anak TBA, sebagai Pilot Project. Desa Napa dipilih menjadi lokasi pertama. Selain karena letaknya yang cukup strategis dengan beberapa sekolah, akses pencapaiannya juga relatif mudah. Mengambil tempat di teras rumah Ibu Nidawati Pulungan, TBA yang diberi nama TBA Mawar Kampung Napa resmi dibuka pada tanggal 6 Februari 2009. Berdirinya TBA Mawar tentunya tidak terlepas dari dukungan penuh dan partisipasi aktif dari aparat desa dan masyarakat Kampung Napa. Kontribusi yang diberikan melalui pengadaan tempat, pembuatan rak-rak buku dan pengelolaan TBA secara sukarela menjadi nilai penting terhadap pendirian dan kelangsungan TBA ini ke depannya. Hingga saat ini beberapa naposobulung mudamudi yang turut berpartisipasi menjadi pengelola TBA secara sukarela. TBA Mawar di awal pendiriannya telah memiliki sekitar 140 judul koleksi dengan total jumlah 274 buku. Tediri dari buku-buku pengetahuan umum, fiksi, budaya, bahasa dan sebagainya, yang disediakan khususnya bagi anak-anak usia Universitas Sumatera Utara Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Namun tidak tertutup kemungkinan bagi setiap orang untuk datang dan membaca di tempat, bahkan untuk masyarakat yang tidak menetap di Kampung Napa. Pada bulan Oktober 2009, PTAR kembali menambah koleksi baru TBA Mawar. Belum termasuk koleksi-koleksi buku dan majalah yang disumbangkan secara pribadi oleh beberapa karyawan PTAR. Tentunya dibutuhkan lebih banyak bantuan dan sumbangan dari berbagai pihak untuk menambah dan melengkapi koleksi-koleksi yang lebih beragam. Demikianlah TBA ini diharapkan mampu meningkatkan nilai edukasi bagi anak-anak usia sekolah dan juga menjadi wadah kerjasama yang baik antara perusahaan dengan masyarakat dalam pengembangan daerah. Masih berkaitan dengan fasilitas membaca, PTAR juga menyumbangkan satu unit mobil perpustakaan keliling yang sudah dilengkapi dengan koleksi buku, monitor dan laptop. Serah terima dilakukan pada tanggal 5 Maret 2009, kepada Bupati Tapanuli Selatan. Hal ini sejalan dengan program pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan minat baca dan kualitas pendidikan. 3. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Program pemberdayaan ekonomi masyarakat juga melibatkan kerja sama dengan BLK Tapsel dalam hal memberi pelatihan dalam bidang dasar pengelasan, listrik, elektronik. Kegiatan itu akan terus dilakukan sebagai bentuk komitmen perusahaan dalam memberi kontribusi untuk pemberdayaan masyarakat Batangtoru khususnya masyarakat di 11 desa lingkar tambang. Universitas Sumatera Utara Program pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi ke depan akan diarahkan ke pembinaan bisnis yang berkelanjutan, pengelolaan keuangan lembaga atau rumah tangga, melibatkan partisipasi perusahaan lokal dalam setiap proyek yang ada di perusahaan pertambangan. Contoh konkritnya, misalnya mendidik penderes getah agar lebih bagus dalam bekerja dan mengelola keuangan. Kemudian menggali dan menggalakkan potensi desa berbasis desa baik dalam bidang pertanian, perkebunan, perikanan, dan inti plasma. Tujuannya ketika tambang sudah tutup mereka semua menjadi pengusaha yang mandiri. Dalam upaya meningkatkan efektifitas pengelolaan dana program CSR tersebut, maka perusahaan mendorong terbentuknya kelembagaan masyarakat sebagai salah satu upaya pemberdayaan masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pada tanggal 28 April 2008 mengusulkan Pengangkatan Pengurus Komite Masyarakat Desa Sekitar Pertambangan. Sehubungan dengan surat tersebut, maka pada tanggal 5 Mei 2008 berdasarkan SK Camat Batangtoru No. 1411432008 tentang Pembentukan Perwakilan Masyarakat DesaKelurahan Sekitar Lokasi Kegiatan Pertambangan Emas PT. Agincourt Resources, periode 2008–2010. Kemudian berdasarkan SK Camat Batangtoru No. 1411292010 tanggal 24 Juni 2010 tentang Pengukuhan Kepengurusan Komite Perwakilan Masyarakat DesaKelurahan Sekitar Lokasi Kegiatan Pertambangan Emas PT. Agincourt Resources Periode 2010–2012. Keanggotaan Komite Perwakilan Masyarakat ini terdiri dari unsur tokoh masyarakat dan masyarakat dari sebelas desa di sekitar perusahaan. Semua Universitas Sumatera Utara kegiatan yang didanai oleh perusahaan melalui CSR disalurkan melalui Komite ini, dalam hal ini Komite menjadi mitra perusahaan. Tugas komite perwakilan masyarakat ini dibagi dalam bidang-bidang, yaitu: a. Bidang ekonomi dan pembangunan masyarakat desakelurahan dan pemberdayaan pengusaha lokal. b. Bidang ketenagakerjaan dan kesempatan kerja. c. Bidang kesehatan dan lingkungan hidup. d. Bidang pendidikan dan sosial budaya. e. Bidang keagamaan f. Bidang pemuda dan olahraga. Selain kelembagaan khusus ini, PT. Agincourt Resources juga mendukung pembentukan Karang Taruna Kecamatan Batangtoru sejak tahun 2009 dan telah aktif hingga saat ini. Dengan demikian, dalam upaya pengembangan masyarakat yang lebih cepat dan efektif, di daerah sekitar pertambangan telah bertambah dua kelembagaan kemasyarakatan. 4. Pelestarian lingkungan Departemen Lingkungan PTAR adalah departemen yang bertanggung jawab untuk mengendalikan dampak-dampak lingkungan yang terjadi dari setiap kegiatan perusahaan baik dimulai dari kegiatan ekplorasi, konstruksi, kegiatan pertambangan dan penutupan tambang bila saatnya tiba. Departemen ini tidak saja bertanggung jawab untuk mengamalkan komitmen perusahaan dibidang lingkungan, tetapi juga bekerja berdasarkan rambu-rambu yang telah digariskan Universitas Sumatera Utara Pemerintah maupun ketentuan-ketentuan yang tertera di dalam Amdal. Kegiatan yang menyangkut aspek lingkungan selalu hadir sejak awal perencanaan konstruksi hingga ke tahap pelaksanaan konstruksi, pembukaan lahan untuk keperluan jalan masuk, Gudang Bahan Peledak atau magazine sementara, area pabrik dan lain sebagainya. Bahkan, sekalipun adanya kebijaksanaan penundaan sementara masa konstruksi yang diawali pada bulan Desember 2008 selama kurang lebih 9 bulan, kegiatan lingkungan tersebut tidak menjadi surut bahkan semakin meningkat. Hal ini terlihat dari jumlah tenaga kerja Departemen Lingkungan yang semula berjumlah 9 orang sebelum masa konstruksi, secara bertahap terdapat peningkatan menjadi 30 pekerja lokal dari Batangtoru. Peningkatan ini berkaitan dengan upaya rehabilitasi lahan-lahan yang sudah dibuka, pembuatan beronjong-beronjong yang dilapisi bahan saringan sebagai penahan lumpur pada parit-parit dan sungai Aek Pahu, termasuk juga pengontrolan rutin kekeruhan airnya di tempat strategis serta upaya mengurangi longsoran dan erosi di jalan yang dibuka akibat curah hujan yang tinggi. Rehabilitasi lahan terus dilakukan meliputi jalan masuk dari kilometer 0 hingga ke kilometer 5, magazine sementara, area pabrik dan daerah penempatan kupasan tanah. Upaya rehabilitasi lahan yang dilakukan adalah dengan cara menanam dengan tanaman penutup kacang-kacangan, vine crops leguminosa herba, penanaman pohon dengan mengutamakan tanaman lokal. Beberapa jenis pohon lokal juga sudah mulai dibesarkan di areal Persemaian atau disebut nursery di Departemen Lingkungan, seperti Makaranga, Kayu Universitas Sumatera Utara OmbunGamal, kabut Seribu termasuk kayu Mahoni sejumlah 1.300 batang sumbangan dari Camat Batang Toru. Program persemaian ini sedini mungkin telah dipersiapkan untuk pelaksanaan program penanaman kembali atau revegetasi pada lahan yang nantinya menjadi daerah reklamasi dan beberapa jenis pohon dari persemaian tersebut telah di tanam pada daerah permanen yang sudah dibuka. Disamping upaya rehabilitasi, kegiatan-kegiatan penelitian lingkungan telah juga dilaksanakan, seperti penelitian ekologi yang telah dilaksanakan pada bulan Juli 2008 lalu bekerjasama dengan konsultan independen URS. Penelitian ini bertujuan untuk melihat rona awal keanekaragaman flora dan fauna di daerah operasi Martabe dan di daerah yang akan dijadikan Jetty. Dari keanekaragaman flora dan fauna yang didapat menjadi dasar acuan upaya penjagaan dan konservasi lingkungan oleh PTAR. Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian ekologi yang pada awalnya dilakukan Dames Moore pada masa Normandi pada tahun 1998-1999. Penelitian ekologi ini berlanjut pada masa PTNHN yang dilakukan oleh konsultan Hatfindo pada musim kering tahun 2003 dan musim hujan tahun 2004 di wilayah Proyek Martabe. Di bidang pemantauan, PTAR juga mengambil prakarsa untuk mengundang instansi terkait yaitu Bapedalda untuk melakukan pemantauan bulanan bersama- sama termasuk memberikan pengarahan-pengarahan teknis sehingga apabila terjadi kendala, akan sedini mungkin melakukan perbaikan. Upaya tersebut di atas saat ini mulai menunjukan hasil antara lain dengan mulainya tumbuhnya tanaman Universitas Sumatera Utara yang ditanam seperti kacang-kacangan dan pepohonan, berkurangnya kekeruhan di Aek Pahu hingga kondisi normal. Pelaksanaan CSR oleh perusahaan mengalami perkembangan setiap tahun dalam bentuk kegiatan maupun jumlah dana yang diberikan. Jenis program dan pendanaan CSR oleh perusahaan sejak tahun 2003 sd 2009 sebagai berikut: Tabel 4.9. Alokasi Dana CSR PTAR Tahun 2003 – 2009 Penyaluran Dana pada Tahun No. Program Bidang 2003-2006 Rp. 2007 Rp. 2008 Rp. 2009 US 1. Pendidikan 780.000.000 - 499.819.500 6.931,13 2. Kesehatan 90.000.000 - 29.154.512 8.428,50 3. Infrastruktur 100.000.000 63.717.000 103.876.600 17.606,31 4. Donasi 420.000.000 115.460.000 245.485.000 12.492,40 5. Komunikasi - 178.542.156 273.497.645 17.606,31 6. Pgb. Usaha Lokal - - 235.000.000 - Jumlah 1.390.000.000 357.719.156 1.386.833.257 63.064,65 Sumber: PTAR, 2010. Pendanaan program CSR PTAR mengalami perkembangan setiap tahun sesuai dengan perkembangan di dalam masyarakat. Donasi merupakan bantuan langsung kepada masyarakat khususnya yang terkena bencana alam. Program komunikasi adalah program yang dilakukan oleh perusahaan dalam upaya mengkomunikasikan kegiatan-kegiatan perusahaan kepada masyarakat, melalui seminar, lokakarya dan pertemuan-pertemuan. Sedangkan pengembangan usaha lokal adalah program untuk meningkatkan usaha lokal, baik dalam skill maupun dalam Universitas Sumatera Utara pendanaan. Alokasi dana CSR tersebut sejak tahun 2003 – 2009 dibagi secara merata ke seluruh desa di lingkaran pertama kegiatan pertambangan emas, yaitu 11 sebelas desa. Dalam bidang infrastruktur, perusahaan melakukan perbaikan ruas-ruas jalan yang ada di dalam desa-desa sekitar perusahaan serta beberapa jalan yang baru dibuka menghubungkan antar desa. Selain perbaikan kualitas jalan, juga dilakukan perbaikan drainase parit-parit jalan, dan beberapa jembatan.

4.3. Karakteristik Responden

Dokumen yang terkait

Analisis Dampak Keberadaan PT.Agincourt Resources Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan

2 36 107

Analisis Dampak Sosial dan Kawasan Ekonomi Khusus Penggalian Tambang Emas di Kec. Batang Toru Kab. Tapanuli Selatan

9 67 87

Analisis Dampak Keberadaan PT. Agincourt Resources Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan

3 67 85

Analisis Dampak Keberadaan PT. Agincourt Resources Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan

0 43 85

Persepsi Masyarakat Terhadap Pembukaan Pertambangan Emas Di Hutan Batang Toru (Studi Kasus Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan)

2 48 94

DAMPAK PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT TERHADAP SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT DI DESA HUTABARGOT NAULI KECAMATAN HUTABARGOT KABUPATEN MANDAILING NATAL.

7 42 29

KATA PENGANTAR - Analisis Dampak Keberadaan PT.Agincourt Resources Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan

0 4 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pertambangan - Analisis Dampak Sosial dan Kawasan Ekonomi Khusus Penggalian Tambang Emas di Kec. Batang Toru Kab. Tapanuli Selatan

0 0 17

Analisis Dampak Keberadaan PT. Agincourt Resources Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan

0 0 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pertambangan - Analisis Dampak Keberadaan PT. Agincourt Resources Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan

0 0 20