Unsur Melawan Hukum Unsur-Unsur Subjektif a. Unsur Kesengajaan

- benda berada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan. 27

b. Unsur Melawan Hukum

Melawan hukum adalah melakukan perbuatan yang mana perbuatan tersebut bertentangan dengan peraturan dan undang-undang dan barang siapa yang melanggarnya melakukan perbuatan yang dilarang maka dikenakan sanksi yang telah diatur didalam pasal-pasal KUHP ataupun keputusan hakim. 28 Perikatan yang lahir karena undang-undang yang disertai dengan perbuatan manusia, undang-undang menggolongkan lagi ke dalam dua jenis, yaitu perikatan yang lahir dari undang-undang sebagai akibat dari perbuatan manusia yang diperbolehkan oleh hukum; dan perikatan yang lahir dari undang-undang sebagai akibat perbuatan manusia yang bertentangan dengan hukum. Untuk yang terakhir ini sering kali disebut dengan istilah perbuatan melawan hukum atau perbuatan melanggar hukum. 29 Dengan demikian maka, apabila seseorang yang menguasai suatu benda karena mendapat kepercayaan dari pemiliknya untuk menyimpan benda tersebut, akan tetapi telah dijual kepada orang lain tanpa izin pemiliknya, maka orang tersbut telah melakukan suatu “wederrechtelijke toeigening” perbuatan melawan hak. 30 . 27 Adami Chazawi, Kejahatan Terhadap Harta Benda, h. 82. 28 Adami Chazawi, Kejahatan Terhadap Harta Benda, h. 83. 29 Gunawan Widjaja, Persekutuan Perdata, Jakarta, PT. Kencana, 2004, h. 2. 30 Lamintang dan Djisman Samosir, Delik-delik Khusus, h. 179.

D. Sanksi Tindak Pidana Penggelapan.

Pada tindak pidana penggelapan diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana KUHP terdapat dalam pasal 372, yang berbunyi: “Barangsiapa dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang sesuatu yang seluruhnya sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaanya bukan karena kejahatan, diancam karena pengglapan, dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah”. Pasal 373: “Perbuatan yang dirumuskan dalam pasal 372, apabila yang digelapkan bukan ternak dan harganya tidak lebih dari dua ratus lima puluh rupiah, diancam sebagai penggelapan ringan dngan pidana pnjara paling lama tiga bulan atau denda paling banyak Sembilan ratus rupiah”. Pasal 374: “Penggelapan yang dilakukan oleh orang yang penguasaanya terhadap barang disebabkan karena ada hubungan kerja atau karena pencaharian atau karena mendapat upah untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun”. Pasal 375: “ Penggelapan yang dilakukan oleh orang yang karena terpaksa diberi barang untuk disimpan, atau yang dilakukan oleh wali pengampu, pengurus atau pelaksana surat wasiat, pengurus lembaga social atau yayasan, terhadap barang yang dikuasainya selaku demikian, diancam dengan pidana penjara paling lama enam tahun”. Pasal 376: “Ketentuan dalam pasal 367 berlaku bagi kejahatan-kejahatan yang dirumuskan dalam bab ini”.