Sanksi Tindak Pidana Penggelapan.

D. Sanksi Tindak Pidana Penggelapan.

Pada tindak pidana penggelapan diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana KUHP terdapat dalam pasal 372, yang berbunyi: “Barangsiapa dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang sesuatu yang seluruhnya sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaanya bukan karena kejahatan, diancam karena pengglapan, dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah”. Pasal 373: “Perbuatan yang dirumuskan dalam pasal 372, apabila yang digelapkan bukan ternak dan harganya tidak lebih dari dua ratus lima puluh rupiah, diancam sebagai penggelapan ringan dngan pidana pnjara paling lama tiga bulan atau denda paling banyak Sembilan ratus rupiah”. Pasal 374: “Penggelapan yang dilakukan oleh orang yang penguasaanya terhadap barang disebabkan karena ada hubungan kerja atau karena pencaharian atau karena mendapat upah untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun”. Pasal 375: “ Penggelapan yang dilakukan oleh orang yang karena terpaksa diberi barang untuk disimpan, atau yang dilakukan oleh wali pengampu, pengurus atau pelaksana surat wasiat, pengurus lembaga social atau yayasan, terhadap barang yang dikuasainya selaku demikian, diancam dengan pidana penjara paling lama enam tahun”. Pasal 376: “Ketentuan dalam pasal 367 berlaku bagi kejahatan-kejahatan yang dirumuskan dalam bab ini”. Pasal 377: 1 Dalam hal pemidanaan berdasarkan salah satu kjahatan yang dirumuskan dalam pasal 372, 374, dan 375, hakim dapat memerintahkan supaya putusan dapat diumumkan dan dicabutnya hak-hak brdasarkan pasal 35 No. 1-4. 2 Jika kejahatan dilakukan dalam menjalankan pencaharian, maka dapat dicabut haknya untuk menjalankan pencaharian. 31 31 Andi Hamzah, KUHP Dan KUHAP, Jakarta: Rineka Cipta, 20005, h.144.

BAB III TINDAK PIDANA

DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

1. Pengertian Tindak Pidana Menurut Hukum Islam.

Pada dasarnya, pengertian dan istilah jinayah mengacu kepada hasil perbuatan seseorang. Biasanya, pengertian tersebut terbatas pada perbuatan yang dilarang. Dikalangan fuqaha, perkataan jinayah berarti perbuatan-perbuatan yang terlarang menurut syara’. Meskipun demikian, pada umumnya fuqaha menggunakan istilah tersebut hanya untuk perbuatan-perbuatan yang menggunakan keselamatan jiwa. Selain itu, terdapat fuqaha yang membatasi istilah jinayah kepada prbuatan-perbuatan yang diancam dengan hukuman hudud dan qishas serta tidak termasuk perbuatan-perbuatan yang diancam dengan hukuman ta’zir. Istilah lain yang sepadan dengan istilah jinayah adalah jarimah. 32 Hukum tindak pidana menurut Islam merupakan terjemahan dari kata fiqh jinayah . Fiqih Jinayah adalah segala ketentuan hukum mengenai tindak pidana atau perbuatan kriminal yang dilakukan oleh orang mukallaf orang yang dibebani kewajiban, sebagai hasil dari pemahaman atas dalil-dalil hukum yang terperinci dari Al-qur’an dan hadits. 33 Tindakan kriminal yang dimaksud, adalah tindakan-tindakan kejahatan yang 32 Prof. Dr. H. A. Dzajuli, Upaya Penanggulangan Kejahatan Dalam Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000, h.1. 33 Dede Rosyada, Hukum Islam dan Pranata Sosial Jakarta: Lembaga Studi Islam dan Kemasyarakatan, 1992, h. 86.