Penggelapan dalam bentuk yang diperberat pasal 374 dan 375 : Penggelapan Ringan pasal 373 :

B. Jenis-Jenis Penggelapan. 1. Penggelapan dalam bentuk pokok pasal 372 :

Kejahatan penggelapan didalam bentuknya yang pokok diatur di dalam pasal 372 Kitab Undang-undang Hukum pidana, yang berbunyi sebagai berikut: “Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum memiliki barang sesuatau yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan, diancam karena penggelapan, dengan pidana penjara empat tahun atau pidana paling banyak sembilan ratus rupiah”.

2. Penggelapan dalam bentuk yang diperberat pasal 374 dan 375 :

“Faktor yang menyebabkan lebih berat dari bentuk pokoknya, disandarkan pada lebih besarnya kepercayaan yang diberikan pada orang yang menguasai benda yang digelapkan”. a. Penggelapan yang diperberat pertama, ialah yang ada dalam pasal 374 KUHP merumuskan sebagai berikut : “Penggelapan yang dilakukan oleh orang yang penguasanya terhadap benda disebabkan karena ada hubungan kerja atau karena suatu pencarian atau karena mendapat upah untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama 5 tahun”. Adapun unsur-unsur dari kejahatan penggelapan seperti yang diatur di dalam pasal 374 KUHP tersebut diatas adalah : 1. pengelapan; 2. dilakukan oleh seseorang; 3. ada dibawah kekuasaannya; 4. benda; 5. dikarenakan : a. hubungan kerja pribadinya; b. mata pencariannya atau pekerjaan; c. mendapat imbalan jasa. 13 b. Penggelapan bentuk yang diperberat kedua, diatur dalam pasal 375 yang rumusannya sebagai berikut : “Penggelapan yang dilakukan oleh orang yang karena terpaksa diberi benda untuk disimpan atau yang dilakuakan oleh wali, pengampu, kuasa, atau pelaksana surat wasiat, pengurus lembaga sosial atau yayasan, terhadap benda yang dikuasainya selaku demikian, diancam dengan pidana penjara paling lama 6 tahun”. Unsur-unsur dari kejahatan penggelapan seperti yang diatur di dalam pasal 375 KUHP tersebut adalah : 1. penggelapan; 2. benda; 13 Lamintang dan Djisman Samosir, Delik-delik Khusus, h .211. 3. yang berada di bawah kekuasaanya; 4. orang yang melakukan penggelapan itu adalah : a. seorang kepada siapa benda itu karena terpaksa telah dititipkan; b. seorang wali; c. seorang kurator; d. seorang pelaksana dari sebuah wasiat; e. seorang pengurus dari sebuah badan amal atau yayasan. 14

3. Penggelapan Ringan pasal 373 :

Penggelapan yang dikualifikasikan sebagai penggelapan ringan dirumuskan dalam pasal 373, yang berbunyi : “Perbuatan yang dirumuskan dalam pasal 372 apabila yang digelapkan bukan ternak dan harganya tidak lebih dari Rp 250,00 dikenai sebagai penggelapan ringan dengan pidana penjara paling lama 3 bulan atau denda paling banyak Rp 900,00”. Apa sebabnya disebutkan, bahwa yang digelapkan itu haruslah bukan ternak, karena pencurian ternak merupakan unsur yang memberatkan seperti yang diatur di dalam pasal 373 KUHP, sehingga Pembentuk Undang-undang memandang ternak itu sebagai “benda khusus”. Mr. J.E. JONKERS di dalam bukunya yang berjudul “Geschiedenis van het Wetboek van Strafrecht voor Nederlands Indie” , mengenai “pencurian ternak”, yaitu disebabkan karena pencurian ternak itu banyak terjadi di Indonesia seehingga banyak 14 Lamintang dan Djisman Samosir, Delik-delik Khusus,h. 214. kerugian bagi rakyat, sedangkan ternak itu termasuk “milik utama” dari sebagian harta kekayaan penduduk yang berupa benda bergerak. 15

4. Penggelapan dalam kalangan keluarga :