Penggelapan dalam kalangan keluarga : Penggelapan yang merupakan tindak pidana korupsi :

kerugian bagi rakyat, sedangkan ternak itu termasuk “milik utama” dari sebagian harta kekayaan penduduk yang berupa benda bergerak. 15

4. Penggelapan dalam kalangan keluarga :

Dalam kejahatan terhdap harta benda, pencurian, pengancaman, pemerasan, penggelapan, penipuan apabila dilakukan dalm kalangan keluarga maka dapat menjadi : 1. Tindak dapat dilakukan penuntutan baik terhadap petindaknya maupun terhadap pelaku pembantunya pasal 367 ayat 1; 2. Tindak pidana aduan. Tanpa ada pengaduan, baik terhadap petindaknya maupun pelaku pembantunya tidak apat dilakukan penuntutan pasal 367 ayat 2.

5. Penggelapan yang merupakan tindak pidana korupsi :

Undang-undang No.31 tahun 1999 yang mengganti undang-undang No.3 tahun 1971 tentang Tindak Pidana Korupsi yang diubah dengan undang-undang No.20 tahun 2001, disamping memberikan rumusan sendiri tentang perbuatan- perbuatan tertentu yang dikualifikasikan sebagai tindak pidana korupsi, juga merumuskan tindak pidana korupsi yang mengadopsi dari beberapa pasal dalam KUHP dengan mengubah memperberat ancaman pidanannya. Tindak pidana yang 15 Lamintang dan Djisman Samosir, Delik-delik Khusus, h. 209. ditarik dari dalam KUHP tersebut ialah : tindak pidana sebagaimana yang dirumuskan dalam pasal : 209, 210, 387, 388, 415, 416, 417, 418, 419, 420, 423, 425, 435 KUHP, dan 220, 231, 421, 422, 429, 430 KUHP. 16 Berdasarkan ketentuan undang-undang yang dimaksud dengan tindak pidana korupsi adalah : a. barangsiapa dengan melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain, atau suatu badan, yang scara langsung atau tidak langsung dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara, atau diketahui atau patut disangka olehnya bahwa perbuatan tersebut merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara. b. barangsiapa menguntungkan diri sendiri atau badan, menyalah gunakan kewenangan, kesempatan-kesempatan yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan, yang secara langsung atau tidak langsung dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara. c. barangsiapa melakukan kejahatan yang tercantum dalam pasal 209, 210, 387, 388, 415, 416, 417, 418, 419, 420, 423, 425, dan 435 Kitab Undang-undang Hukum Pidana. 17 16 Adami Chazawi, Kejahatan Terhadap Harta Benda, h. 95. 17 Lamintang dan Djisman Samosir, Delik-delik Khusus, h. 242.

6. Penggelapan sebagai delik aduan :