Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi ini banyak terjadi kemajuan luar biasa dalam persediaan informasi dan kecepatan komunikasi dalam berbagai bidang, terutama dalam bisnis atau pemasaran yang tidak lepas dari kedua hal tersebut. Disamping itu, kemajuan tekhnologi membantu perubahan dari pemasaran yang sederhana menjadi maju. Pada mulanya suatu badan usaha yang dibentuk oleh lebih dari satu orang tersebut merupakan kumpulan orang. Dengan menyerahkan sejumlah harta kekayaan mereka kedalam kumpulan tersebut yang menjadi badan usaha, mereka dapat melakukan usaha secara bersama-sama dengan mempergunakan harta kekayaan yang dimasukkan dalam badan usaha tersebut. Dengan penyerahan harta kekayaan tersebut, sesungguhnya orang-orang ini masih bebas untuk mempergunakan harta kekayaan tersebut, selama dan sepanjang diperlukan untuk menjalankan usaha yang telah mereka sepakati secara bersama. 1 Suatu bisnis atau proyek akan memberikan berbagai manfaat atau keuntungan terutama bagi pemilik usaha. Disamping itu keuntungan dan manfaat lain dapat pula dipetik oleh berbagai pihak dengan kehadiran suatu usaha, misalnya bagi masyarakat 1 Gunawan Widjaja, Persekutuan Perdata , Jakarta: PT. Kencana, 2004 ,h. 5. luas, baik yang terlibat langsung dalam proyek maupun yang tinggal disekitar usaha, termasuk bagi pemeritah. Keuntungan dengan adanya kegiatan bisnis baik bagi perusahaan, pemerintah maupun masyarakat antara lain : 1. Memperoleh keuntungan keuangan. 2. Memberi peluang kerja. 3. Manfaat Ekonomi : a. Menambah jumlah barang dan jasa. b. Meningkatkan mutu produk. c. Meningkatkan devisa untuk Eksport. d. Menghemat devisa untuk barang Import 4. Tersedia sarana dan prasarana 5. Membuka isolasi wilayah. 2 Kemudian penetapan harga harus dilakukan dengan seadil-adilnya maksudnnya adalah kompetitif yaitu ditetapkan setelah perusahaan memonitor harga yang ditetapkan pesaing. Hal ini dilakukan agar harga tidak terlalu tinggi atau sebaliknya. 3 Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak yang lain untuk membayar 2 Kasmir dan Jakfar, Studi kelayakan Bisnis, PT Prenada Media, 2003 ,h.16. 3 Hendra Teguh dan Ronny A. Rusli, Manajemen Pemasaran, Jakarta: Prehalindo, 1997 , h. 171. harga yang telah dijanjikan, demikianlah rumusan Pasal 1457 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Jual beli merupakan suatu bentuk perjanjian yang melahirkan kewajiban atau perikatan untuk memberikan sesuatu, yang dalam hal ini terwujud dalam bentuk penyerahan kebendaan yang dijual oleh penjual, dan penyerahan uang oleh pembeli kepada penjual. 4 Crude Palm Oil CPO adalah usaha jual beli dan pemasaran yang bergerak di bidang komoditi hasil bumi minyak kelapa sawit. Peluang investasi bisnis kelapa sawit di Indonesia, yang peluang investasi untuk perluasan areal kelapa sawit diperkirakan berkisar antara 74000-117000 ha per tahun, dengan kebutuhan dana investasi berkisar antara 1.1-1.7 triliun per tahun. Dari sisi peremajaan, peluang investasi adalah berkisar antara 20.000-50.000 ha per tahun dengan kebutuhan invstasi berkisar antara Rp. 300 – Rp. 750 miliar pr tahun. Pada lima tahun terakhir, ketika Indonesia mengalami krisis multi-dimnsial dan tingkat persaingan pasar minyak nabati yang dihadapi CPO semakin ketat, laju pertumbuhan Industri CPO mulai melambat. Sebagai ilustrasi, laju perluasan areal pada periode 1991-2001. 5 Hasil analisis yang dilakukan FAO 2001, Mielke 2001, dan Susila 2002 menunjukan bahwa proyek pasar CPO di pasar international relatif masih cerah. Hal ini antara lain tercermin dari sisi konsumsi yang diperkirakan masih terbuka dengan 4 Gunawan Widjaja Dan Kartini Muljadi, Jual Beli, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004, h. 7. 5 http;www.mail-archive.comagromaniayahoogroups.commsg00219.html.h. 1-2. laju pertumbuhan konsumsi CPO dunia diproyeksikan mencapai skitar 3.5-4.5 per tahun sampai dengan tahun 2005. Malaysia dan Indonesia tetap merupakan negara pengekspor utama dengan peluang peningkatan ekspor masing-masing sekitar 3.2 dan 6.5 per tahun. Dari sudut alokasi pangsa pasar, Indonesia diperkirakan masih menguasi pasar untuk Negara-negara di beberapa Eropa Barat seperti Inggris, Italia, Belanda, dan Jerman. Malaysia lebih banyak menguasai pasar China 1.8 juta ton, India 1.7 juta ton, EU 1.5 juta ton, Pakistan 1.1 juta ton, Mesir 0.5 juta ton, dan Jepang 0.4 juta. Harga CPO relatif sulit untuk diprediksi dengan akurasi yang tinggi. Harga cenderung fluktuatif dengan dinamika yang perubahan yang relatif sangat sangat cepat. Dengan kesulitan tersebut, maka proyeksi harga yang dilakukan lebih pada menduga kisaran harga untuk periode 2000-2005. Jika tidak ada stock dalam perdagangan dan produksi, maka harga CPO di pasar Internasional pada periode tersebut diperkirakan lebih tinggi bila dibandingkan dengan situasi harga 2001 yang dengan rata-rata sekitar US 265ton, sedangkan harga CPO sampai dengan 2005 diperkirakan akan berfluktuasi sekitar US 350-450ton Susila dan Supriono 2001. Selanjutnya, untuk periode 2005-2010, laju peningkatan konsumsi diperkirakan adalah 3-5 pertahun. Dengan laju pertumbuhan tersebut, maka konsumsi domestik pada tahun 2005 dan 2010 masing-maing adalah 3.92 juta ton dan 4.58 juta ton. 6 6 http : www. Mail-archive. Comagromania yahoogroups.commsg00219.html.h.3-5. Melihat dari bisnis CPO yang didalam pemasarannya terdapat beberapa tindakan penggelapan yang terselubung pada saat pendistribusian dan juga didalam pemasaran penjualan binis CPO. Didalam pendistribusian dan pemasaran, pihak- pihak yang terkait dalam kasus penggelapan bisnis CPO antara lain sopir truk tengki didalam transportasi dan pihak pengelola yang ingin memperoleh sejumlah uang. Dengan melihat keterangan dan uraian diatas maka penulis merasa tertarik untuk meneliti dan mengkaji Tindak Pidana Penggelapan dalam Bisnis CPO menrurut Hukum Islam. Untuk mendapatkan jawaban diatas tersebut maka penulis melakukan penelitian pada PT Multi Business. Perusahaan PT. Multi Business bergerak dibidang perdagangan commodity, hasil bumi khususnya CPO Crude Palm Oil . Pada prinsipnya perusahaan ini didasari dengan jual beli CPO atau minyak sawit untuk pasar commodity local dan Eksport, 7 maka penulis mencoba memberanikan diri untuk mengadakan penelitian terhadap persoalan ini. Adapun judul yang diajukan penulis dalam penulisan skripsi ini yaitu “Kajian Hukum Islam Tentang Tindak Pidana Penggelapan Bisnis Komoditi CPO”. Dengan melihat karakter yang dimiliki, bisnis islami hanya akan hidup secara nyata dalam sistem dan lingkungan yang islami pula. Bila bisnis islami hidup dalam lingkungan yang non islami sebagaimana terjadi saat ini, disadari atau tidak disadari pelaku bisnis akan mudah terseret dan sukar sekali menghindari hal-hal yang dilarang 7 Leo Krishna Adiputra, Wawancara Direktur PT. Multi Business, Tgl 10 Maret 2007. oleh agama dan hukum. Sebagai contoh Tindak Pidana Penggelapan Di Dalam Bisnis CPO. Dalam jual beli terdapat pemasaran yang tahap perencanaannya merupakan tahap paling penting. Mengkoordinasikan tindakan agar menghindari dari tindak penggelapan didalam aktifitas-aktifitas yang tidak efisien. Maka sebuah bisnis harus merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengontrol segala aktifitasnya secara spesifik. Karena pemasaran merupakan upaya yang sangat membantu perusahaan dalam berhubungan dan mempengaruhi lingkungan bisnis. Didalam hukum perekonomian telah dikenal organisasi perusahaan yang dijalankan oleh beberapa orang. Badan hukum atau perseroan dianggap dapat melakukan perbuatan pidana ekonomi yang berdasarkan hubungan kerja atau hubungan lain, bertindak dalam lingkungan badan tersebut. 8 Pada waktu terjadi kemerosotan dan krisis ekonomi, akan timbul masalah dalam bidang produksi dan perdagangan yang sekaligus terjadi perubahan pasar penawaran-permintaan, dan perubahan kebutuhan logistik. Dalam keadaan yang demikian itu pemerintah harus mempengaruhi jalannya proses perekonomian dengan membuat berbagai perdagangan. Peraturann perekonomian itu berupaya mengatur produksi, perdagangan, dan logistik barang-barang ekonomi yang apabila terjadi 8 Bambang Poernomo SH, Pertumbuhan Hukum Penyimpangan diluar Kodifikasi Hukum Pidana , Jojakarta: Bina Aksara, 1984, Cet. Pertama, h. 109. pelanggaran harus diberikan sanksi yang tegas, antara lain ditegakan dengan sanksi pidana untuk mengatasi keadaan perekonomian tersebut. 9 Ajaran Islam mendorong manusia untuk meningkatkan produktifitas semua sektor yang dihalalkan Allah dalam bidang perdagangan. “ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu ... QS. An – Nisaa’ : 29. Islam bukanlah agama yang asing dengan dunia perdagangan, bahkan Rasulullah SAW adalah seorang pedangang, inilah bukti bahwa sangat menghargai kegiatan perniagaan. Islam masuk dan tersebar di Indonesia melalui perdagangan. Sehingga Yusuf Kalla sampai menyatakan bahwa “orang Islam adalah masyarakat pedagang”. Perdagangan bebas adalah sesuatu mau tidak mau harus dihadapi umat Islam yang terdapat aspek mu’amalah. Sikap yang baik yang harus diteladani oleh umat Islam dalam menghadapi perdagangan bebas adalah mencontoh sikap yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Dalam melakukan kegiatan bisnisnya beliau meletakkan dasar-dasar moral, manajemen dan etos kerja. 10 9 Bambang Poernomo SH, Pertumbuhan Hukum Penyimpangan diluar Kodifikasi Hukum Pidana , h.103. 10 Yusuf Kalla, Orang Islam Adalah Masyarakat Pedagang, Ekonomi Syari’ah, Ekaba- Usakti, Vol. 2 No. 3, 2003, h. 7.

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah