Fungsi Partai Politik Ideologi Partai Islam

negara yang sedikit banyak terorganisir, yang bertindak sebagai suatu kesatuan politik dengan memanfaatkan kekuasaannya untuk memilih bertujuan menguasai pemerintahan dan melaksanakan kebijaksanaan umum mereka. 3 Sigmund Neumann, mendefinisikan partai politik dengan organisasi dari aktivis-aktivis politik yang berusaha untuk menguasai kekuasaan pemerintahan serta merebut dukungan rakyat atas dasar persaingan dengan suatu golongan atau golongan- golongan lain yang mempunyai pandangan yang berbeda. Partai politik merupakan organisasi yang tidak bertujuan untuk menarik keuntungan sama sekali, partai politik termasuk dalam salah satu organisasi yang selalu menghadapi problem dalam menerapkan manajemen reward and punishment system. Sehingga tak jarang menimbulkan keluhan di sejumlah kalangan aktivisnya, terutama aktivis yang merasa memiliki skill atau sejumlah kemampuan, kompetensi, profesionalisme atau merasa sudah lama mengabdi di partai namun tidak mendapat tempat sebagaimana yang diharapkan. Akan tetapi kalau merujuk kepada terminologi, kedudukan dan fungsi partai politik yang banyak didefinisikan oleh sebagian pakar politik, partai politik sebenarnya mempunyai keharusan untuk menerapkan manajemen modern yang tidak lain prinsip reward and punishment system. Karena partai politik pada hakekatnya sebagai sarana komunikasi dan sosialisasi politik baik di tingkat internal maupun eksternal partai lembaga-lembaga politik formal dan pemerintahan. 49

2. Fungsi Partai Politik

49 HA. Chudlary Syafi’i Hadzami, Anak Betawi Di Pentas Politik Jakarta,Yayasan Al- Asyirotusy syafi’iyyah : Jakarta, 2004 cet. ke-1 h. 75 Adapun fungsi-fungsi partai politik dirumuskan oleh ahli ilmu politik 50 sebagai berikut : Pertama, sarana komunikasi politik, yaitu proses penyampaian informasi mengenai politik dari pemerintah kepada masyarakat dan dari masyarakat kepada pemerintah. Kedua, sarana sosialisasi politik, yaitu proses pembentukan sikap dan orientasi politik para anggota masyarakat. Melalui proses sosialisasi politik inilah para anggota masyarakat memperoleh sikap dan orientasi terhadap kehidupan politik yang berlangsung dalam masyarakat. Ketiga, sarana recruitment politik, yaitu seleksi dan pengangkatan seseorang atau sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah peran dalam system politik pada umumnya dan pemerintahan pada khususnya. Keempat, sarana pengatur konflik conflict management, yaitu mengendalikan konflik melalui cara berdialog dengan pihak- pihak yang berkonflik, menampung dan memadukan berbagai aspirasi dan kepentingan dari pihak-pihak yang berkonflik dan membawanya ke parlemen untuk mendapatkan penyelesaian melalui keputusan politik. Kelima, artikulasi dan agregasi kepentingan, menyalurkan berbagai kepentingan yang ada dalam masyarakat dan mengeluarkannya berupa keputusan politik. Keenam, jembatan antara rakyat dan pemerintah, yaitu sebagai mediator antara kebutuhan dan keinginan masyarakat dan responsivitas pemerintah dalam mendengar tuntutan rakyat.

3. Ideologi Partai Islam

50 Meriam Budihardjo Dasar-dasar Ilmu Politik : Gramedia Jakarta 2000. cet. Ke-21 h. 141 Partai-partai yang berideologi dan berbasis massa umat islam umumnya harus memiliki ciri khas dan mempunyai beberapa karakter yang menjadi symbol perwakilan refresentative umat islam dalam mengaspirasikan tuntutan mayoritas umat islam yang salah satunya untuk menerapkan sistem yang diatur oleh hukum islami, beberapa karakter yang harus ada pada setiap partai islam, di antaranya : Pertama, Dasarnya Islam. Artinya Islam bukan hanya menjadi dasar, tetapi harus menjadi panduan partai untuk membangun pandangan partai, pemikiran dan hukum yang diadopsi dan diperjuangkan. Kedua, Kaderisasi yang Islami, artinya generasi partai yang berpikir dan berbuat berdasarkan nilai-nilai yang islami, generasi yang siap menerapkan syariah islam yang ikhlas dan berjuang tanpa pamrih. Ketiga, Memiliki Jiwa memimpin secara islami, artinya kepemimpinannya dibangun dengan pemikiran islam dan ditaati selama tidak menyimpang dari aturan yang berlaku. Kempat, Memiliki konsep yang universal yang islami, artinya partai islam harus memiliki konsepsi yang jelas, tegas dan berani tapi tetap mengarah pada syariah islam yang bisa diterima semua lapisan masyarakat. Kelima, Arah dan metodenya sesuai dengan perjuangan Rasulullah SAW. Keenam, melakukan fungsi-fungsi pembangunan antara lain : a Membangun tubuh partai dengan pembinaan yang intensif, b Membina umat dengan islam dan pemikiran, ide dan hukum syariah, c Melakukan perang pemikiran dengan semua ide, pemikiran dan aturan yang bertentangan dengan islam, d Melakukan koreksi terhadap penguasa yang tidak menerapkan atau mendzalimi rakyatnya e Perjuangan politik terhadap penjajahan kaum kafir. 51

4. Politik Islam