Kinerja Koperasi Unit Desa (KUD) Dan Dampaknya Terhadap Kesejahteraan Anggota (Studi Kasus: KUD Saroha Aeknatolu, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir)

(1)

KINERJA KOPERASI UNIT DESA (KUD) DAN DAMPAKNYA

TERHADAP KESEJAHTERAAN ANGGOTA

(Studi Kasus : KUD Saroha Aek Natolu, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir)

SKRIPSI

OLEH

ELISABETH SITUMORANG

040304005

SEP-AGRIBISNIS

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

KINERJA KOPERASI UNIT DESA (KUD) DAN DAMPAKNYA

TERHADAP KESEJAHTERAAN ANGGOTA

(Studi Kasus : KUD Saroha Aek Natolu, Kecamatan Lumban Julu,

Kabupaten Toba Samosir)

SKRIPSI

OLEH

ELISABETH SITUMORANG

040304005

SEP-AGRIBISNIS

Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara

Disetujui Oleh:

Komisi Pembimbing

(H.M.Mozart B.Darus,Msc.) (Ir.H.Hasman Hasyim M.Si)

Ketua Anggota

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

RINGKASAN

Elisabeth Situmorang (040304005), dengan judul “KINERJA KOPERASI UNIT DESA (KUD) DAN DAMPAKNYA TERHADAP KESEJAHTERAAN ANGGOTA (Studi Kasus: KUD Saroha Aeknatolu, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir)”. Penelitian ini

dibimbing oleh Ketua Komisi Pembimbing Bapak H.M.Mozart B.Darus, dan anggota Bapak Ir.Luhut Sihombing, MP.

Metode yang digunakan untuk pemilihan sampel adalah dengan menggunakan Metode Simple Random Sampling (secara acak sederhana), dimana ada 1 koperasi yang diteliti dan untuk ini diambil juga secara acak yang akan menjadi respondennya dan ada 30 orang yang menjadi responden. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis deskriptif.

Hasil penelitian yang diperoleh adalah Struktur dan pelaksanaan fungsi pengurus KUD Saroha Aeknatolu adalah baik, dilihat dari pembagian tugas yang jelas baik berdasarkan struktur organisasi maupun bidang kegiatan yang ada; Kinerja KUD Saroha Aeknatolu adalah sangat baik; Kinerja koperasi yang baik memberi suatu dampak terhadap kesejahteraan anggota koperasi yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan aspek sosial; msalah-masalah yang dihadapi KUD Saroha Aeknatolu adalah:kurangnya keterampilan karyawan dalam menggunakan teknologi, kurang menggunakan teknologi dalam mengakses informasi yang diperlukan, kurangnya pengetahuan anggota tentang koperasi, harga yang tidak stabil, adanya saingan koperasi, pembayaran angsuran yang masih sering menunggak, adanya pencurian, penurunan penggunaan jasa penggilingan padi; Upaya-upaya yang dilakukan KUD Saroha Aeknatolu adalah mengadakan pelatihan dan kursus komputer, menggunakan teknologi, bekerjasama dengan pemerintah, memberikan hadiah bagi anggota, menurunkan suku bunga pinjaman, mengadakan rehab gedung lama, memberikan insentif.


(4)

RIWAYAT HIDUP

Elisabeth Situmorang dilahirkan di Samrinda pada tanggal 06 Januari

1987 sebagai anak pertama dari 5 bersaudara, dari keluarga Bapak Parasian Situmorang dan Ibu Febrina Siburian.

Pendidikan yang pernah ditempuh penulis adalah:

1. Sekolah Dasar (SD) tahun 1992-1998 di SD Swasta Katolik 2 W.R.Supratman Samarinda.

2. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) tahun 1998-2001 di SLTP Negeri 1 Sidikalang

3. Sekolah Menengah Atas (SMA) tahun 2001–2004 di SMA Negeri 1 Sidikalang

4. Melalui jalur SPMB tahun 2004 diterima di Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

5. Bulan Juni 2008 – Juli 2008, melaksanakan PKL di Nagori Purba Dolok, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun.

6. Bulan Agustus 2008, melaksanakan penelitian skripsi di Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan anugerahNya yang selalu menyertai penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik.

Adapun yang menjadi judul dari skripsi ini adalah “Kinerja dan Pengembangan Koperasi Unit desa (KUD) terhadap Pendapatan Anggota (Studi Kasus: KUD Saroha Aeknatolu, Kecamtan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis mengucapakan terimakasih kepada: 1. Bapak H.M.Mozart B.Darus,Msc. sebagai Ketua Komisi Pembimbing.

2. Bapak Ir.Luhut Sihombing,MP sebagai Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian dan sebagai anggota komisi pembimbing.

3. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. 4. Kedua orangtuaku Bapak Parasian Situmorang dan Ibu Febrina Siburian atas

kasih sayang, pengorbanan moril dan materil, dorongan dan doa yang tidak henti-hentinya kepada penulis.

5. Adik-adikku Barbara, Resti, Maria dan Netti yang telah banyak memberi doa, bantuan, dan dorongan selama ini.

6. Sahabatku: roma, yani, dan janiar yang telah mendukung aku baik dalam doa maupun motivasi sehingga aku boleh semangat mengerjakannya.

7. Teman-teman di Fakultas yang memberikan ide-idenya dalam pengerjaan skripsiku ini.


(6)

8. Keluarga Sirait yang telah memberi tumpangan kepada saya selama saya mengadakan penelitian.

9. Buat pengurus, manager, dan karyawan KUD Saroha Aeknatolu yang telah membantu saya dalam pengumpulan data-data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.

10.Dinas Koperasi dan Perindustrian Perdagangan Toba Samosir yang memberikan data-data yang mendukung dalam penyusunan skripsi ini

11.Camat Lumban Julu yang memberikan data-data yang mendukung dalam penyusunan skripsi ini

12.Para responden yang telah membantu saya dalam pengumpulan informasi yang diperlukan serta pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidaklah sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan kiranya tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Februari 2009


(7)

DAFTAR ISI

RINGKASAN ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kegunaan Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 8

2.1 Tinjauan Pustaka ... 8

2.2 Landasan Teori ... 15

2.3 Kerangka Pemikiran ... 22

2.4 Hipotesis Penelitian ... 24

III. METODE PENELITIAN ... 25

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 25

3.2 Metode Pengambilan Sampel... 25

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 25

3.4 Metode Analisis Data ... 26

3.5 Defenisi dan Batasan Operasional ... 29

3.5.1 Definisi ... 29

3.5.2 Batasan Operasional ... 30

IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN ... 31

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian 4.1.1 Letak Geografis dan Topografis Kecamatan Lumban Julu31 4.1.2 Demografi/Keadaan Penduduk ... 31

4.1.3 Sarana dan Prasarana ... 32

4.1.4 Desa Sionggang Utara ... 33


(8)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36

5.1 Sejarah KUD Saroha Aeknatolu ... 36

5.2 Pelaksanaan Fungsi Pengurus di Koperasi Saroha Aeknatolu ... 39

5.3 Kinerja Koperasi Unit Desa (KUD) Saroha Aeknatolu... 42

5.4 Dampak Kinerja Koperasi terhadap Kesejahteraan Anggota ... 48

5.5 Perkembangan Jumlah Anggota, Kegiatan Usaha, volume Usaha, Modal, dan SHU ... 51

5.6 Masalah-Masalah yang Dihadapi dalam Pengembangan KUD Saroha Aeknatolu ... 56

5.7 Upaya-Upaya yang dilakukan Koperasi dalam Menghadapi Masalah-Masalah yang Ada di KUD Saroha Aeknatolu ... 57

VI. KESIMPULAN DAN SARAN... 59

6.1 Kesimpulan ... 59

6.2 Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1. Data Jumlah Koperasi di Sumatera Utara ... 3

2. Data Jumlah Koperasi di Kabupaten toba samosir ... 4

3. Distribusi Penduduk menurut Mata Pencaharian di Kecamatan Lumban Julu Tahun 2008 ... 32

4. Hasil Penilaian Kinerja Koperasi ... 43

5. Jumlah Anggota KUD Saroha Aeknatolu Tahun 2003-2007 ... 52

6. Jumlah Kegiatan Usaha di KUD Saroha AeknatoluTahun 2003-200753 7. Jumlah penilaian Variabel Kinerja Koperasi ... 28

8. Karakteristik Anggota Koperasi sebagai Responden ... 34

9. Modal Usaha KUD Saroha Aeknatolu Tahun 2003-2007... 55

10. Sarana dan Prasarana di Kecamatan Lumban Julu Tahun 2008 ... 33

11. SHU KUD Saroha Aeknatolu Tahun 2003-2007 ... 56

12. Variabel Kinerja Koperasi ... 27


(10)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

1. Bagan organisasi Badan usaha Unit Desa/Koperasi Unit Desa...12 2. Skema Kerangka pemikiran... 23 3. Struktur Organisasi KUD Saroha Aeknatolu... 38


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

1. Karakteristik Anggota Koperasi sebagai Responden

2. Variabel Kinerja Koperasi

3a. Penilaian Kinerja Koperasi untuk indikator:Keanggotaan 3b. Penilaian Kinerja Koperasi untuk indikator: Pelayanan 3c. Penilaian Kinerja Koperasi untuk indikator: Keuangan 3d. Penilaian Kinerja Koperasi untuk indikator: Keorganisasian

4. Total Score Kinerja Koperasi

5. Perkembangan Jumlah Anggota, Kegiatan Usaha, Volume

Usaha, Modal dan SHU KUD Saroha Aeknatolu Tahun 2003-2007

6. Perkembangan Usaha yang Dikelola KUD Saroha Aeknatolu


(12)

RINGKASAN

Elisabeth Situmorang (040304005), dengan judul “KINERJA KOPERASI UNIT DESA (KUD) DAN DAMPAKNYA TERHADAP KESEJAHTERAAN ANGGOTA (Studi Kasus: KUD Saroha Aeknatolu, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir)”. Penelitian ini

dibimbing oleh Ketua Komisi Pembimbing Bapak H.M.Mozart B.Darus, dan anggota Bapak Ir.Luhut Sihombing, MP.

Metode yang digunakan untuk pemilihan sampel adalah dengan menggunakan Metode Simple Random Sampling (secara acak sederhana), dimana ada 1 koperasi yang diteliti dan untuk ini diambil juga secara acak yang akan menjadi respondennya dan ada 30 orang yang menjadi responden. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis deskriptif.

Hasil penelitian yang diperoleh adalah Struktur dan pelaksanaan fungsi pengurus KUD Saroha Aeknatolu adalah baik, dilihat dari pembagian tugas yang jelas baik berdasarkan struktur organisasi maupun bidang kegiatan yang ada; Kinerja KUD Saroha Aeknatolu adalah sangat baik; Kinerja koperasi yang baik memberi suatu dampak terhadap kesejahteraan anggota koperasi yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan aspek sosial; msalah-masalah yang dihadapi KUD Saroha Aeknatolu adalah:kurangnya keterampilan karyawan dalam menggunakan teknologi, kurang menggunakan teknologi dalam mengakses informasi yang diperlukan, kurangnya pengetahuan anggota tentang koperasi, harga yang tidak stabil, adanya saingan koperasi, pembayaran angsuran yang masih sering menunggak, adanya pencurian, penurunan penggunaan jasa penggilingan padi; Upaya-upaya yang dilakukan KUD Saroha Aeknatolu adalah mengadakan pelatihan dan kursus komputer, menggunakan teknologi, bekerjasama dengan pemerintah, memberikan hadiah bagi anggota, menurunkan suku bunga pinjaman, mengadakan rehab gedung lama, memberikan insentif.


(13)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia selalu menghadapi masalah untuk bisa tetap hidup. Hal ini disebabkan karena tidak sesuainya jumlah barang dan jasa yang tersedia dibandingkan jumlah kebutuhan manusia untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dan untuk bisa mempertahankan kelangsungan hidupnya manusia harus selalu berusaha, manusia akan selalu memilih berbagai alternatif yang dapat memuaskan kebutuhan hidup mereka.

Pendapatan merupakan faktor yang sangat dominan dalam memenuhi kebutuhan seseorang. Untuk meningkatkan pendapatan tersebut dan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya manusia akan mencari atau bergabung dalam suatu organisasi yang merupakan suatu alternatif yang dapat memberikan manfaat baginya, salah satu bentuk organisasi tersebut adalah koperasi.

Seseorang akan memilih masuk menjadi anggota koperasi apabila koperasi tersebut dapat memberikan manfaat yang lebih besar daripada manfaat yang diperoleh kalau tidak menjadi anggota karena bisnis dengan organisasi non koperasi atau koperasi saingannya.

Dalam tata kehidupan ekonomi yang semata-mata dilandasi oleh semangat persaingan, maka sebagian besar rakyat kecil yang lemah seperti petani, buruh, nelayan pedagang kecil, pengrajin, dan lain-lain. Akan tertinggal dari arus kemajuan karena tidak memiliki kemampuan untuk bersaing dengan golongan lain yang lebih kuat. Guna mencapai tujuan luhur seperti yang tercantum dalam


(14)

seluruh rakyat Indonesia, maka tata kehidupan ekonomi harus dikembangkan atas dasar semangat kerja sama dan kekeluargaan. Golongan masyarakat lemah di desa dan di kota yang merupakan sebagian besar diajak, diikutsertakan secara aktif dan diberi kesempatan yang lebih luas untuk membangun dirinya melalui koperasi (Widiyanti dan Sunindhia).

Hanya saja koperasi di Indonesia kinerjanya pada umumnya masih jauh dari memuaskan. Menurut Joko (2008) menyatakan pandangan masyarakat pada umumnya, khususnya masyarakat ”modern”, terhadap koperasi tidak terlalu positif dimana koperasi dianggap lebih sebagai suatu lembaga sosial yang tujuannya untuk membantu orang miskin.

Sejalan dengan ide pengembangan eksistensi koperasi, dalam kondisi globalisasi/liberalisasi ekonomi dunia sekarang ini, terutama dalam upaya penyembuhan perekonomian nasional, upaya untuk mendorong dan meningkatkan kesadaran masyarakat termasuk swasta untuk memberi kesempatan bagi pembangunan koperasi adalah sangat penting. Keikutsertaan semua pelaku ekonomi tersebut diperlukan dalam upaya mencapainya sasaran pembangunan yang terutama penyembuhan ekonomi nasional. Hal tersebut didasarkan atas pemikiran bahwa pemulihan perekonomian nasional harus memasukkan keinginan untuk mengembangkan peran serta koperasi tidak hanya disandarkan pada pendanaan dari pemerintah (Nasution, 2002 Hal:169). Kinerja koperasi di Sumatera Utara dalam dua tahun terakhir menunjukkan kemajuan pesat. Salah satu indikatornya terlihat dari volume usaha dan juga ditandai dengan pertambahan jumlah koperasi dengan persentase peningkatan sebesar 3,8%. Jumlah koperasi yang melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT), juga


(15)

meningkat seiring pertumbuhan jumlah unit koperasi. Tercatat pada 2004, RAT diikuti 2.175 unit, dan pada 2006 meningkat menjadi 2.213 unit. Perbaikan kinerja juga disokong oleh pertambahan jumlah anggota sebanyak 69.526 orang, atau naik 11,1%. Dan kenaikan jumlah koperasi yang aktif sebesar 6,9%. Dan untuk SHU naik 0,9% dibanding SHU 2004.

(Badan Pengkajian Ekonomi Keuangan dan Kerjasama Internasional, 2006). Adapun jumlah koperasi yang terdapat di Sumatera Utara dapat dilihat pada Tabel 1. berikut ini.

Tabel 1. Data Jumlah Koperasi di Sumatera Utara

No Kabupaten/Kota Jumlah (unit)

1 Nias 296

2 Mandailing Natal 298

3 Tapanuli Selatan 528

4 Tapanuli Tengah 326

5 Tapanuli Utara 354

6 Toba Samosir 348

7 Labuhan Batu 463

8 Asahan 411

9 Simalungun 433

10 Dairi 214

11 Karo 306

12 Deli Serdang 495

13 Langkat 562

14 Nias Selatan 85

15 Humbang Hasundutan 149

16 Pakpak Barat 42

17 Samosir 89

18 Serdang Bedagai 256

19 Batubara 198

20 Padang Lawas Utara X

21 Padang Lawas X

Kota

22 Sibolga 146

23 Tanjung Balai 213

24 Pematang Siantar 261

25 Tebing Tinggi 193

26 Medan 1.684

27 Binjai 190

28 Padang Sidempuan 176


(16)

Dari tabel 1. dapat dilihat bahwa jumlah koperasi terbanyak terdapat di Kota Medan dan ada dua kabupaten yaitu Kabupaten Padang Luwas Utara dan Padang Lawas belum dapat ditentukan jumlahnya karena masih bergabung dengan kabupaten induk. Jumlah koperasi yang berada di Kabupaten Toba Samosir mengalami peningkatan sebesar 6,3%, dimana pada tahun 2006 jumlah koperasi sebanyak 326 unit dan pada tahun 2007 sebanyak 348 unit.

Menurut Ferdinand, di SUMUT masih banyak koperasi yang aktif dan potensial seperti KUD, KSU, KSP, dan KPN. Dan pada tahun 2006 ada tiga koperasi yang menjadi koperasi terbaik/berprestasi tingkat SUMUT yaitu dari Kabupaten Asahan (I), Kabupaten Toba Samosir (II), dan Kabupaten Simalungun (III), (Provinsi Sumatera Utara, 2006).

Kabupaten Toba Samosir merupakan salah satu kabupaten dimana jumlah koperasi yang ada disana mengalami peningkatan. Adapun data koperasi yang terdapat di Kabupaten Toba Samosir tahun 2008 per kecamatannya dapat dilihat pada tabel 2. berikut ini.

Tabel 2. Data Jumlah Koperasi di Kabupaten Toba Samosir

No Kecamatan Jumlah Koperasi Total Aktif Tidak Aktif

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Balige Tampahan Laguboti Habinsaran Borbor Nassau Silaen Sigumpar Porsea

Pintu Pohan Meranti Siantar Narumonda Lumban Julu Uluan Ajibata 57 4 23 8 6 1 9 11 25 2 3 5 13 5 57 8 19 11 3 1 12 5 37 4 5 15 11 1 114 12 42 19 9 2 21 16 62 6 8 20 24 6


(17)

Dari tabel 2. dapat dilihat bahwa jumlah koperasi terbanyak terdapat di Kecamatan Balige dengan jumlah 57 unit koperasi dan yang paling sedikit berada di Kecamatan Nassau. Salah satu koperasi yang aktif yang terdapat di Kabupaten Toba Samosir adalah Koperasi Unit Desa (KUD) Saroha Aeknatolu Kecamatan Lumban Julu dimana pada tahun 2006 telah menjadi koperasi terbaik tingkat Kabupaten Toba Samosir dan koperasi percontohan pada Tahun 2005 se Kabupaten Tobasa, sehingga diharapkan dapat juga menjadi terbaik di Sumatera (Pemerintahan Kabupaten Toba Samosir, 2007).

KUD Saroha, yang juga mewakili 4 desa di Kecamatan lumban Julu ini dengan anggota mencapai 500 orang, sesuai prestasi yang dicapai koperasi ini sebagai soko guru ekonomi rakyat diharapkan akan mampu mendorong perekonomian masyarakat sehingga kehadiran koperasi mampu menolong masyarakat dari kesulitan ekonomi. Dan apakah kinerja dari koperasi yang baik tersebut berdampak terhadap kesejahteraan anggota koperasi, sehingga dilakukanlah penelitian ini.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana struktur dan pelaksanaan fungsi pengurus KUD di daerah penelitian ?


(18)

3. Bagaimana dampak kinerja koperasi terhadap kesejahteraan anggota dari sudut aspek ekonomi dan sosial?

4. Bagaimana perkembangan anggota, kegiatan usaha, volume usaha, modal, dan SHU KUD di daerah penelitian selama tiga tahun terakhir?

5. Masalah-masalah apa saja yang dihadapi dalam pengembangan KUD di daerah penelitian?

6. Apa saja upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah KUD yang terdapat di daerah penelitian?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui struktur dan pelaksanaan fungsi pengurus KUD di daerah penelitian.

2. Untuk mengetahui kinerja koperasi unit desa di daerah penelitian.

3. Untuk mengetahui dampak kinerja koperasi terhadap kesejahteraan anggota dari sudut aspek ekonomi dan sosial.

4. Untuk mengetahui perkembangan anggota, kegiatan usaha, volume usaha, modal dan SHU selama tiga tahun di daerah penelitian..

5. Untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi dalam pengembangan KUD di daerah penelitian.

6. Untuk mengetahui upaya-upaya dalam mengatasi masalah-masalah KUD yang terdapat di daerah penelitian.


(19)

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dan instansi terkait untuk menyusun kebijakan dalam mengembangkan dan meningkatkan kinerja dan kualitas koperasi.

2. Sebagai bahan informasi bagi para pengambil keputusan dalam mengembangkan peran Koperasi Unit Desa Sebagai bahan referensi dan studi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

3. Sebagai bahan untuk menyusun skripsi yang merupakan sebagai salah satu syarat untuk dapat menempuh ujian skripsi di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.


(20)

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka

Menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Koperasi sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial harus mampu menjalankan kegiatannya secara seimbang, jangan sampai kegiatan ekonominya tidak diisi dan hanya dilandasi oleh nilai-nilai kemasyarakatan saja. Sebagai badan usaha koperasi adalah sebuah perusahaan yang harus mampu berdiri sendiri menjalankan kegiatan usahanya mendapatkan laba sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan jasmani anggota-anggotanya (Sumarsono, 2003).

Sebagai lembaga ekonomi yang berwatak sosial maka jelas kiranya bahwa sistem manajemen di lembaga koperasi harus mengarah pada manajemen partisipatif dimana adanya kebersamaan, keterbukaan sehingga setiap anggota koperasi, baik yang turut serta dalam pengelolaan (kepengurusan usaha) ataupun yang diluar kepengurusan (anggota biasa), memiliki rasa bertanggung jawab bersama dalam organisasi koperasi (Anoraga P. Dan Widiyanti N., 1999).

Landasan Koperasi Indonesia merupakan pedoman dalam menentukan arah, tujuan serta kedudukan koperasi terhadap pelaku-pelaku ekonomi lainnya di dalam sistem perekonomian Indonesia. Sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 25/1992 tentang Pokok-pokok Perkoperasian di Indonesia


(21)

mempunyai landasan sebagi berikut: Landasan Idil (Pancasila), Landasan Struktural (Undang-Undang Dasar1945), Landasan mental (Baswir,1997).

Dalam undang-undang No.12 tahun 1967, bagian 2, pasal 4, tentang fungsi koperasi telah diperinci sebagai berikut:

1. Koperasi Indonesia berfungsi sebagai alat perjuangan ekonomi untuk mempertinggi kesejahteraan rakyat

2. Koperasi Indonesia berfungsi sebagai alat pendemokrasian ekonomi nasional

3. Koperasi Indonesia berfungsi sebagai salah satu urat nadi perekonomian Bangsa Indonesia

4. Koperasi Indonesia berfungsi sebagai alat pembina insan masyarakat untuk memperkokoh kedudukan ekonomi bangsa Indonesia serta bersatu dalam mengatur tata laksana perekonomian rakyat

(Kartasapoetra,dkk, 1987)

Koperasi mempunyai dua aspek yaitu ekonomi dan sosial. Sebagai organisasi ekonomi maka koperasi tunduk pada hukum, hukum ekonomi dan efisiensi. Sebagai organisasi sosial maka koperasi perlu mengutamakan dimensi kehidupan sosial yaitu peningkatan kualitas kehidupan masyarakat oleh karena itu perlu diingat bahwa koperasi mempunyai dua tujuan yaitu: tujuan utama adalah peningkatan kualitas terhadap masyarakat baik anggota koperasi maupun masyarakat lingkungan koperasi itu dan tujuan antara adalah tujuan ekonomis (Harsoyo,dkk, 2006).

Koperasi mempunyai fungsi sebagai alat perjuangan ekonomi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat; alat untuk menciptakan demokrasi ekonomi


(22)

nasional; salah satu bentuk usaha yang melaksanakan kegiatan ekonomi yang diandalkan menopang perekonomian nasional; dan sebagai alat yang mampu mengelola perekonomian rakyat untuk memperkokoh kehidupan ekonomi nasional berdasarkan azas kekeluargaan (Downey dan Erikson, 1992).

Sesuai ketentuan yang terdapat dalam pasal 16 UU RI No.25 Tahun 1992 beserta penjelasannya dinyatakan bahwa jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya. Penjenisan koperasi dapat ditinjau dari berbagai sudut pendekatan:

1. Berdasarkan pada kebutuhan dan efisiensi dalam ekonomi sesuai dengan sejarah timbulnya gerakan koperasi, maka dikenal jenis-jenis koperasi sebagai berikut: Koperasi Konsumsi, Koperasi Kredit, Koperasi Produksi, Koperasi Jasa, Koperasi Distribusi

2. Berdasarkan Golongan fungsional, maka dikenal jenis-jenis koperasi sebagai berikut: Koperasi Pegawai Negeri, Koperasi Angkatan Darat, Koperasi Angkatan Laut, Koperasi Angkatan Udara, Koperasi Kepolisian, Koperasi Pensiunan Angkatan Darat, Koperasi Pensiunan, Koperasi Karyawan, Koperasi Sekolah

3. Berdasarkan Lapangan Usaha, maka dikenal beberapa jenis koperasi sebagai berikut: Koperasi Desa, Koperasi Konsumsi, Koperasi Pertanian, Koperasi Peternakan, Koperasi Perikanan, Koperasi Kerajinan/Industri, Koperasi Simpan Pinjam/Kredit, Koperasi Asuransi, Koperasi Unit Desa (Firdaus dan Susanto, 2002).

Menurut Inpres Nomor 2 Tahun 1978, KUD adalah suatu organisasi ekonomi yang berwatak sosial dan merupakan wadah bagi pengembangan


(23)

berbagai kegiatan ekonomi masyarakat pedesaan yang diselenggarakan oleh dan untuk masyarakat itu sendiri (Departemen Perdagangan dan Koperasi, 1992).

Adapun yang menjadi wilayah usaha dan wilayah keanggotaan KUD adalah:

1. Wilayah usaha KUD harus cukup luas sehingga memungkinkan KUD tersebut tumbuh menjadi Koperasi Primer yang kuat kedudukannya dan meliputi beberapa desa dalam satu kecamatan.

2. Luas wilayah KUD harus sedemikian rupa sehingga KUD mampu meberikan pelayanan dalam berbagai bidang kegiatan ekonomi serta kebutuhan para anggotanya maupun masyarakat di wilayahnya.

(Departemen Perdagangan dan Koperasi, 1992).

Keseluruhan anggota KUD terdiri dari tiga macam keanggotaan, yaitu: 1. Anggota yang dilayani, yaitu anggota KUD yang mendapat pelayanan

secara teratur.

2. Calon anggota, yaitu anggota yang sudah membayar simpanan pokok tetapi belum penuh atau memenuhi persyaratan sebagai anggota penuh. 3. Anggota penuh yaitu anggota yang mempunyai hak suara.

(Departemen Perdagangan dan Koperasi, 1992).

Dalam rangka memberikan pelayanan berbagai kegiatan perekonomian pedesaan KUD memiliki dan melaksanakan fungsi-fungsi:

a. Perkreditan

b. Penyediaan dan penyaluran sarana-sarana produksi, barang-barang keperluan sehari-hari dan jasa-jasa lainnya


(24)

d. Kegiatan-kegiatan perekonomian lainnya (Departemen Perdagangan dan Koperasi, 1992).

Menurut Departemen Perdagangan dan Koperasi, 1992, adapun bagan organisasi Koperasi Unit Desa dapat dilihat pada Gambar 1. berikut ini.

Gambar 1.Bagan Organisasi Badan Usaha Unit Desa/Koperasi Unit Desa

Keterangan:

= Lingkup organisasi BUUD/KUD = Penyuluh Tehnis

= Pelaksanaan Teknis Operasional = Pembinaan Umum Perkoperasian

Rapat Anggota KUD

Pengurus BUUD Pembimbing

Pengurus KUD

Badan Pemeriksa

Manajer

Perkreditan Sarana Produksi

Pemasaran DLL

Unit-unit Kegiatan Usaha Produktif

Pembina Ditjen Koperasi


(25)

Sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam Undang-Undang No.25 Tahun 1992, salah satu syarat pendirian koperasi adalah tersedianya 20 orang anggota. Artinya jumlah anggota pada saat pendirian koperasi sekurang-kurangnya adalah 20 orang. Walaupun demikian, hal itu tidak berarti bahwa setiap terdapat 20 orang anggota, dapat didirikan sebuah koperasi baru di lingkungan yang telah ada koperasi sejenis. Selain memperhatikan aspek jumlah anggota, pendirian sebuah koperasi juga perlu memperhatikan aspek-aspek lain yang berkaitan dengan kelayakan usahanya, seperti kondisi pasar, kondisi persaingan, dan lain sebagainya (Baswir, 1997).

Pengaruh sosial ekonomi besar sekali pada hubungan keanggotaan. Dalam penghidupan pertanian maka para anggota dari masyarakat pertanian akan tergantung sekali hidupnya satu sama lain. Hal ini disebabkan banyaknya pekerjaan-pekerjaan petani yang volumenya cukup besar tetapi harus diselesaikan dalam jangka waktu yang relatif singkat agar supaya mereka tidak terlambat untuk periode tanaman berikutnya. Koperasi di daerah semacam ini lebih dapat diharapkan berhasil. Hubungan keanggotaan sudah lebih erat, masyarakatnya lebih homogen. Tugas yang harus dilaksanakan tinggallah mengusahakan adanya harmoni dan kemauan baik, masing-masing anggota atau orang harus betul-betul menginsyafi bahwa ia tergantung pada orang lain, yaitu anggota masyarakat harus menghormati hak-hak dari anggota lainnya seperti hak sendiri (Widiyanti, 2004).

Pola pembangunan top-down menyebabkan kurangnya inisiatif dan peran serta yang bermakna dari masyarakat lapisan bawah dari koperasi. Koperasi yang ditumbuhkan dari atas yang bagi masyarakat desa misalnya, merupakan suatu inovasi yang sangat kompleks dan sulit membudidayakan dalam kalangan


(26)

penduduk desa. Tetapi dampak lain yang penting dari pola pendekatan top-down, pola pembangunan ini membatasi devolusi pembuatan keputusan dari pemerintah pusat ke masyarakat pada tingkat desa, konsekuensinya koperasi desa cenderung merupakan lembaga yang memberikan pelayanan bukan usaha-usaha yang mampu mendorong sendiri yang mendapat dukungan dari masyarakat desa secara luas. Hal ini mengurangi keefektifan koperasi-koperasi dalam memperbaiki kesejahteraan penduduk lapisan bawah (Anoraga, 1995).

Agar koperasi dapat menjalankan kegiatannya dengan baik, maka koperasi harus memiliki alat perlengkapan organisasi. Alat perlengkapan organisasi sebagaimana diketahui adalah pilar-pilar yang akan menentukan atau runtuhnya koperasi. Alat perlengkapan organisasi juga merupakan alat yang akan menentukan cara-cara untuk mencapai tujuan, serta tercapai tidaknya tujuan itu pada akhirnya, ditegaskan dalam Bab VI Undang-Undang No.25/1992, perangkat organisasi koperasi secara keseluruhan terdiri atas: Rapat Anggota, Pengurus, Pengawas. Di antara ketiga alat perlengkapan organisai ini rapat anggota adalah pemegang kekuasaan tertinggi (Baswir, 1997).

Meskipun koperasi Indonesia bukan merupakan perkumpulan modal, namun sebagai suatu badan usaha maka di dalam menjalankan usahanya koperasi memerlukan modal pula. Tetapi pengaruh modal dan penggunaannya dalam koperasi tidak mengaburkan dan mengurangi makna koperasi, yang lebih menekankan kepentingan kemanusiaan daripada kepentingan kebendaan. Menurut UU No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian pasal 41 dinyatakan bahwa modal koperasi terdiri dari Modal Sendiri dan Modal Pinjaman. Modal sendiri dapat berasal dari: Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, Dana Cadangan, Hibah.


(27)

Sedangkan Modal Pinjaman dapat berasal dari: anggota, koperasi lainnya dan/ atau anggotanya, bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya, sumber lain yang sah (Firdaus dan Susanto, 2002).

2.2 Landasan Teori

Menurut Prawiro Suntoro, 1999 (dalam bukunya Tika, 2006) mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. Unsur-unsur yang terdapat dalam kinerja terdiri dari:

1. Hasil-hasil fungsi pekerjaan

2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi karyawan/pegawai seperti:motivasi, kecakapan, persepsi peranan dan sebagainya.

3. Pencapaiaan tujuan organisasi 4. Periode waktu tertentu

Menurut Mahmudi (dalam bukunya Ramli, 2007) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah:

1. Faktor Personal/Individual, meliputi: pengetahuan, keterampilan, kemampuan, kepercayaan diri, motivasi , dan komitmen yang dimiliki oleh setiap individu.

2. Faktor Kepemimpinan, meliputi: kualitas dalam memberikan dorongan, semangat, arahan, dan dukungan yang diberikan manajer dan team leader.


(28)

3. Faktor Tim, meliputi: kualitas dukungan dan semangat yang diberikan rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim, kekompakan dan keeratan anggota tim.

4. Faktor Sistem, meliputi: sistem kerja, fasilitas atau infrastruktur yang diberikan organisasi, proses organisasi, kultur kinerja dalam organisasi. 5. Faktor Situsional, meliputi: tekanan dan perubahan lingkungan eksternal

dan internal.

Menurut Dharma (dalam bukunya Ramli, 2007) garis-garis besar bagi penentuan ukuran-ukuran kinerja:

1. Ukuran-ukuran itu harus berhubungan dengan hasil-hasil yang dicapai, bukan usaha untuk mendapatkannya.

2. Hasil-hasil tersebut harus berada di bawah kendali si pemegang pekerjaan. 3. Ukuran yang dipakai harus bersifat objektif dan dapat diamati.

4. Data harus tersedia dalam pengukuran.

5. Ukuran-ukuran yang sudah ada harus dipakai atau dimanfaatkan bilamana mungkin.

Dalam melakukan pengukuran kinerja suatu badan usaha, maka hendaknya ditilik bukan dari satu aspek saja melainkan dari empat perspektif, yaitu dari perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pengembangan (proses belajar dan berkembang). Agar pengukuran kinerja menghasilkan informasi yang berguna ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu: sistem pengukuran harus sesuai dengan tujuan organisasi, dapat dimengerti para pegawai, mudah diukur dan dievaluasi serta dapat digunakan oleh organisasi secara konsisten. Dalam mengoperasionalkan visi dan


(29)

misi suatu organisasi usaha, perlu upaya menterjemahkan kedalam tujuan yang tingkat keberhasilannya perlu diukur melalui indikator kinerja (Sinaga, 2004).

Koperasi selaku badan usaha yang tergolong organisasi modern (Hanel,1989) dan oleh karena itu dalam aktivitasnya diharapkan telah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, pengembangan organisasi, pengelolaan asset, pengembangan pemasaran dan pengelolaan keuangan serta pengembangan kemitraan. Dengan demikian, pengukuran kinerja dengan balanced scorecard tersebut pada hakekatnya dapat dilakukan berdasarkan kajian berbagai aspek dan jika diperlukan dapat dilakukan modifikasi sesuai dengan karakter organisasi koperasi sebagai badan usaha dan kumpulan orang yang disebut anggota. Selanjutnya didalam implementasinya terhadap koperasi perlu ditentukan variabel pengukuran kinerja yakni aspek keorganisasian, aspek keanggotaan, aspek

keuangan dan aspek kemitraan serta aspek pemasaran/pelayanan (Sinaga, 2004).

Secara umum, variabel kinerja koperasi yang diukur untuk melihat perkembangan atau pertumbuhan koperasi di Indonesia terdiri dari kelembagaan (jumlah koperasi per provinsi, jumlah koperasi per jenis/kelompok koperasi, jumlah koperasi aktif dan non aktif), keanggotaan, volume usaha, permodalan, asset dan sisa hasil usaha. Variabel-variabel tersebut pada dasarnya belumlah dapat mencerminkan secara tepat untuk dipakai melihat peranan atau pangsa koperasi terhadap pembangunan ekonomi nasional. Akan tetapi variabel ini cenderung hanya dijadikan sebagai salah satu alat untuk melihat perkembangan koperasi sebagai badan usaha (Sitio dan Tamba, 2001).


(30)

Koperasi sebagai lembaga bisnis dalam ekonomi pasar memerlukan basis ekonomi yang kuat untuk bekerja dan mengembangkan diri. Koperasi harus mampu memanfaatkan sumber daya yang langka sebaik mungkin seperti halnya lembaga-lembaga bisnis lainnya serta mampu mengelola kegiatannya sesuai dengan metoda manajemen modern, meskipun tujuan perusahaan koperasi berbeda dengan tujuan perusahaan komersil (Sumarsono,2003).

Keputusan individu bergabung dalam ke dalam koperasi adalah agar anggota memperoleh beberapa manfaat, antara lain: meningkatkan efisiensi biaya, meningkatkan kualitas produk dan melaksanakan pengembangan produk, kemudahan memperoleh sumber-sumber pembiayaan, pengurangan risiko-risiko usaha, pengembangan fungsi-fungsi baru atau meningkatkan fungsi yang sudah ada (Joesron, 2005).

Suatu pelayanan yang berkualitas kepada anggota merupkan aset yang berharga bagi koperasi untuk mencapai keunggulan untuk bersaing untuk menciptakan nilai kesejahteraan bagi anggota. Ada terdapat lima dimensi kualitas pelayanan, yaitu:

1. Reliability (keandalan) merupakan kemampuan yang dapat diandalkan dalam memberikan jasa secara cepat, tepat, akurat dan konsiten sehingga dapat memuaskan anggota sebagai pelanggan.

2. Responsiveness (daya tanggap) adalah keinginan pribadi para staf dan karyawan perusahaan yang secara sadar ingin membantu pelanggan dan memberikan jasa sesegera mungkin sehingga memuaskan anggota.

3. Assurance(ketejaminan) mencakup pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan, kesopananan dan sifat yang dapat dipercaya.


(31)

4. Emphaty yang mencakup perhatian individu dalam memahami kebutuhan pelanggan, kemudahan melakukan hubungan, komunikasi yang baik dan mudah dipahami.

5. Tangible (keberwujudan fisik) meliputi sarana fisik seperti bangunan dan perlengkapan, penampilan karyawan, sarana komunikasi yang menjadi perhatian pelanggan (Joesron, 2005).

Pemerintah diharapkan dapat menciptakan iklim usaha yang mendorong perkembangan koperasi secara sehat. Sebagai organisasi ekonomi, perkembangan koperasi tidak mungkin dapat dilepaskan dari kondisi persaingan yang dihadapinya dengan pelaku-pelaku ekonomi yang lain. Persaingan koperasi dengan pelaku-pelaku ekonomi yang lain, selain memiliki arti positif; dapat pula memiliki arti negatif bagi perkembangan koperasi. Hal itu sangat tergantung pada iklim usaha tempat berlangsungnya proses persaingan tersebut. Sehubungan dengan itu, maka pemerintah diharapkan dapat menjamin berlangsungnya proses persaingan itu secara sehat (Sumarsono, 2003).

Tidak ada bedanya dengan usaha-usaha swasta non-koperasi, koperasi juga memerlukan tenaga-tenaga yang baik, tidak saja tenaga-tenaga pimpinan, tetapi juga tenaga pelaksana. Sebab sebagai badan yang begerak di bidang ekonomi, juga segi-segi komersialnya harus dibina menurut dasar-dasar komersial dan untuk itu diperlukan tenaga-tenaga yang cakap, jujur, lincah dan berpandangan jauh. Dengan sendirinya mereka itu harus mempunyai keahlian mengenai segi-segi perkoperasian, terutama cita-citanya yang menyebabkan kekhasan daripada koperasi sebagai usaha yang bercorak ekonomi. Maka dari itu adalah mutlak,


(32)

bahwa koperasi perlu mengadakan pendidikan bagi pengurus dan pegawai-pegawainya (Widiyanti, 2004).

Pengurus sebagai pucuk pimpinan/administrator (Top manajemen) di dalam koperasi mempunyai tugas mengendalikan koperasi secara keseluruhan tanpa menitikberatkan kepada salah satu unsur, baik organisasi, usaha, keuangan, dan pembukuan. Unsur-unsur tersebut semua dikelola karena menjadi tugas dan kewajibannya yang harus dilaksanakan dan wajib dipertanggungjawabkan kepada rapat anggota, sebab pengurus dipilih dan diangkat oleh rapat anggota. Untuk kelancaran tugas pengelolaan usaha dan pelayanan kepada anggota serta urusan-urusan lain (baik urusan-urusan luar maupun dalam), pengurus dapat mengangkat

manajer dan karyawan untuk membantu dalam pelaksanaan tugas sehari-hari (Sudarsono dan Edilius, 1994).

Adapun pengurus mempunyai tugas, wewenang, dan kewajiban sebagai berikut:

1. Menetapkan kebijaksanaan yang meliputi: keputusan-keputusan kerja menetapkan sasaran dan tujuan koperasi tindakan lain demi perbaikan dan kemajuan koperasi, pemupukan modal, penyediaan sarana dan prasarana, menetapkan harga, produksi pemasaran, penggunaan dana-dana, mewakili di dalam maupun di luar pengadilan, hubungan dengan instansi-instansi terkait lainnya, pengangkatan dan pemberhentian manajer dan karyawan, gaji/honor, pendidikan dan latihan kerja baik di dalam maupun ke luar negeri dan lain-lain.

2. Merencanakan kegiatan kerja secara keseluruhan. 3. Menyediakan modal sarana dan prasarana.


(33)

4. Penanggung jawab koperasi secara keseluruhan baik di dalam maupun keluar.

5. Melakukan pengawasan atau pelaksanaan manajer dan karyawan.

6. Membuat laporan pertanggungjawaban kepada rapat anggota dan pejabat koperasi.

Adapun hal-hal yang dilimpahkan kepada manajer:

1. Mengkoordinir seluruh kegiatan kepala-kepala usaha dan karyawan

2. Memimpin dan melaksanakan kegiatan-kegiatan usaha koperasi sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam anggaran rumah tangga, rencana kerja, rencana anggaran belanja dan pendapatan dari koperasi itu sendiri.

3. Mengelola usaha produksi dan jasa, fasilitas-fasilitas dan pemasaran yang ada dalam perjanjian kontrak kerja.

4. Mengelola keuangan/permodalan untuk usaha yang disepakati bersama. 5. Menggunakan dan memelihara sarana-sarana dan peralatan-peralatan. 6. Memberikan pelayanan kepada anggota dan masyarakat.

7. Dan lain-lain yang termuat dalam perjanjian/kontrak kerja (Sudarsono dan Edilius, 1994).

Jangkauan koperasi dalam meningkatkan kecerdasan para anggotanya, ialah agar mereka dapat lebih mengembangkan perkoperasian, misalnya dengan mendirikan subunit-subunit Industri yang sejalan dengan produk-produk yang dihasilkannya yang selalu dipasarkan melalui koperasi, sehingga pendapatannya pun akan lebih meningkat dan usahanya dapat menyerap tenaga kerja (Kartasapoetra,dkk, 1987).


(34)

Berbicara tentang pengembangan koperasi untuk masa yang akan datang, kita membutuhkan peningkatan mutu profesional dari para fungsionaris koperasi, seperti pengurus, badan pemeriksa, manager, dan para karyawan.sehubungan dengan itu maka pendidikan anggota-anggota koperasi untuk menjadi insan koperasi yang memahami visi, tujuan, dan usaha-usaha koperasi perlu semakin digalakkan dari waktu ke waktu. Pendidikan anggota meningkatkan pengetahuan, keterampilan, bersikap mental sebagai warga koperasi yang juga memahami makna peningkatan profesionalisme dalam koperasinya (Mutis, 1992).

2.3 Kerangka Pemikiran

Koperasi Unit Desa adalah sebuah organisasi di mana didalamnya terdapat anggota yang pada umumnya adalah petani, di mana mereka mempunyai tujuan yang sama.

Koperasi sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial harus mampu menjalankan kegiatannya secara seimbang, supaya dari setiap usaha yang dijalankan dapat menghasilkan laba yang dapat meningkatkan perekonomian anggota koperasi tersebut. Koperasi unit desa ini bergerak dalam beberapa unit usaha, yaitu: toko, agrobisnis dan simpan pinjam. Anggota koperasi akan memanfaatkan setiap unit usaha yang ada dan itu akan mendatangkan pendapatan bagi koperasi. Dari pendapatan tersebut akan diperoleh laba berupa sisa hasil usaha yang mana akan dibagikan kepada anggota sesuai dengan ketentuan yang ada sisanya sebagai sumber modal koperasi.

Hasil laba yang diperoleh merupakan salah satu ukuran dari kinerja koperasi. Kinerja itu merupakan suatu hasil yang dicapai dalam mencapai tujuan


(35)

yang diharapkan. Dengan kinerja koperasi yang baik maka pendapatan koperasi akan bertambah dan SHU yang akan dibagikan kepada anggota tersebut semakin besar dan modal koperasi pun semakin bertambah sehingga dapat meningkatkan unit usaha yang ada sehingga melalui peningkatan tersebut diharapakan tercapainya kesejahteraan dari anggota koperasi. Adapun gambar skema kerangka pemikirannya dapat dilihat pada Gambar 2. berikut ini

Kinerja

Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran

Keterangan

= Menyatakan Hubungan = Pemanfaatan kegiatan usaha KUD

Unit Usaha: 1. Toko 2. Agrobisnis 3. Simpan Pinjam

Pendapatan Koperasi

SHU Anggota

Kesejahteraan anggota


(36)

2.4 Hipotesis Penelitian

1. Kinerja koperasi unit desa (KUD) di daerah penelitian adalah baik. 2. Kinerja koperasi yang baik berdampak terhadap kesejahteraan anggota.


(37)

III. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah Penelitian ditentukan secara purposive, yaitu di Kabupaten Toba Samosir, Kecamatan Lumban Julu. Adapun alasan memilih daerah ini karena jumlah dari koperasi yang terdapat di Kabupaten ini dari tahun sebelumnya mengalami peningkatan dan di Kabupaten Toba samosir terdapat koperasi terbaik tingkat Sumatera Utara pada tahun 2006.

3.2 Metode Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini ditetapkan koperasi unit desa (KUD) Saroha Aeknatolu sebagai sampel dimana objek penelitian adalah seluruh anggota koperasi. Sampel ini ditetapkan secara purposive dengan pertimbangan bahwa KUD Saroha Aeknatolu ini merupakan koperasi terbaik tingkat Sumatera Utara pada tahun 2006 dan pada tahun 2005 telah menjadi koperasi percontohan se Kabupaten Toba Samosir.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan responden dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah dipersiapkan terlebih dahulu sesuai dengan tujuan dan kebutuhan penelitian dan


(38)

lengkap yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik, KSU Kecamatan Lumban Julu, buku-buku pendukung, instansi atau lembaga yang terkait.

3.4 Metode Analisis Data

Metode yang digunakan untuk menganalisis data dari identifikasi masalah 1, 3, 5 dan 6 adalah menggunakan metode deskriptif, yaitu menjelaskan masalah yang ada yang dihubungkan dengan teori.

Untuk identifikasi masalah 2 dianalisis secara deskriptif yaitu dengan menggunakan konsep balanced scorecard, hal ini sesuai dengan pendapat paimin yang menyatakan bahwa balanced scorecard tersebut pada hakekatnya dapat dilakukan berdasarkan kajian berbagai aspek dan jika diperlukan dapat dilakukan modifikasi sesuai dengan karakter organisasi dimana variabel pengukuran kinerja koperasi itu dapat dilihat dari aspek keorganisasian, aspek keanggotaan, aspek keuangan serta aspek pemasaran/pelayanan bahwa dengan memberikan pertanyaan kepada anggota koperasi yang menjadi responden mengenai kinerja dari KUD kemudian jawaban dari responden tersebut diskoringkan berdasarkan pemberian skor atas kinerja KUD tersebut. Adapun variabel kinerja yang digunakan sesuai dengan konsep Balanced Scorecard, dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini.


(39)

Tabel 3. Variabel Kinerja Koperasi N

o

Aspek Indikator Verifer

1. Keanggotaan

Anggota koperasi melaksanakan kewajiban dan

menggunakan haknya sebagai anggota

1. Anggota koperasi memberikan saran/pendapat terhadap koperasi

2. Anggota koperasi ikut dalam pemilihan pengurus

3. Anggota koperasi memanfaatkan pelayanan yang diberikan koperasi melalui bidang usaha yang ada di koperasi tersebut

4.Anggota koperasi memberikan kontribusi keuangan terhadap koperasi (simpanan wajib, sukarela,simpanan pokok, dll)

5. Anggota koperasi mengetahui perkembangan koperasi menurut ketentuan dalam Anggarn Dasar Koperasi

2 Pelayanan

Kualitas Pelayanan yang diberikan kepada anggota telah memberikan kepuasan maksimal

1.Kepuasan pelanggan (anggota koperasi) terhadap produk yang disediakan koperasi 2.Kepuasan pelanggan (anggota koperasi) akan sarana fisik koperasi (bangunan dan perlengkapan, penampilan karyawan)

3. Kepuasan pelanggan akan pelayanan koperasi (keramahtamahan, keterampilan) 3. Keuangan Pertumbuhan keuangan

koperasi berdasarkan perencanaan dalam RAT

1.Ada transparansi laporan keuangan 2.Peningkatan penjualan di koperasi 3. Peningkatan SHU

4. Peningkatan modal

5.Pengembalian utang dari anggota

4. Keorganisasian Fungsi managemen koperasi yang telah berjalan dengan baik dan yang melibatkan seluruh anggota

1.Dalam penetapan anggaran dasar dan kebijaksanaan umum telah melibatkan seluruh anggota

2.Dalam pemilihan pengurus telah dilaksanakan secara demokrasi

3.Struktur koperasi yang ada sudah sesuai dengan kebutuhan koperasi

4.Penempatan orang yang tepat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

5.Adanya hubungan yang baik antara pengurus dengan anggota koperasi

6.Pengurus memotivasi anggota koperasi untuk meningkatkan partisipasinya terhadap koperasi 7.Pengawasan terhadap koperasi dilaksanakan oleh seluruh anggota koperasi


(40)

Untuk mengetahui hasil penjumlahan seluruh skor dari masing-masing Variabel kinerja KUD tersebut, dpat dilihat pada tabel 4. Berikut ini

Tabel 4. Jumlah penilaian Variabel Kinerja Koperasi

No Aspek Jumlah Verifer Skor Nilai Jumlah Penilaian

1 Keanggotaan 5 0 – 100 0 – 90.000

2 Pelayanan 3 0 – 100 0 – 75.000

3 Keuangan 5 0 – 100 0 – 60.000

4 Keorganisasian 7 0 – 100 0 – 75.000

Total 20 0 – 300.000

Sumber: Pengolahan Data Primer Lampiran 3a,3b,3c,3d

Hasil penelitian ini menghasilkan skor dan dari skor yang dihasilkan akan ditentukan bagaimana kinerja KUD. Adapun kriteria tersebut adalah sebagai berikut:

0 – 60.000 = Kinerja Sangat Buruk 60.001 – 120.000 = Kinerja Buruk 120.001 – 180.00 = Kinerja Sedang 180.001 – 240.000 = Kinerja Baik

240.000 – 300.000 = Kinerja Sangat Baik

Untuk identifikasi masalah 4 dianalisis dengan metode deskriptif dengan menggunakan tabulasi sederhana.


(41)

3.5 Defenisi dan Batasan Operasional

Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpahaman mengenai pengertian tentang istilah-istilah dalam usulan penelitian, maka dibuat definisi dan batasan operasional, sebagai berikut:

3.5.1 Definisi

1. KUD adalah koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari penduduk desa yang mempunyai kepentingan bersama.

2. Kinerja adalah Hasil kerja yang dicapai.

3. Struktur adalah bagan yang menunjukkan suatu pembagian kerja. 4. Pendapatan adalah jumlah penerimaan anggota koperasi.

5. Volume Usaha adalah total nilai penjualan/pendapatan barang dan jasa pada tahun buku yang bersangkutan.

6. Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam 1 tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.

7. Kesejahteraan anggota dalah suatu keadaan dimana tersedianya kebutuhan anggota baik kebutuhan pokok maupun sarana produksi (pupuk, pestisida, dan alat pertanian) sehingga tingkat pendapatan dari anggota tersebut semakin meningkat.


(42)

3.5.2 Batasan Operasional:

1. Daerah Penelitian adalah Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir.

2. Waktu Penelitian adalah tahun 2008.

3. Sampel penelitian adalah KUD Saroha Aeknatolu dan jumlah responden 30 orang.


(43)

IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN

KARAKTERISTIK ANGGOTA KOPERASI SEBAGAI

RESPONDEN

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian

4.1.1 Letak Geografis dan Topografis Kecamatan Lumban Julu

Kecamatan Lumban Julu terletak di Kabupaten Toba Samosir dengan luas wilayah 8.770 Ha. Kecamatan ini terletak pada 30˚ - 140˚LU dan 99˚ - 100˚ BT. Daerah ini berada pada ketinggian 900 – 1.200 dpl dengan curah hujan rata-rata 2.200 mm/tahun. Keadaan permukaan tanah di kecamatan ini pada umumnya bergelombang/berbukit.

Kecamatan Lumban Julu dahulu terdiri dari 15 desa, akan tetapi pada tahun 2008 terjadi pemekaran sehingga jumlah desa yang terdapat di kecamatan ini sebanyak 9 desa. Adapun batas-batas daerah Kecamatan Lumban Julu:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Simalugun/Kecamatan Ajibata - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bonatua Lunasi/Kecamatan

Porsea

- Sebelah Timur berbatasan dengan Bukit Barisan - Sebelah Barat berbatasan dengan Danau Toba

4.1.2 Demografi / Keadaan Penduduk

Penduduk yang terdapat di Kecamatan lumban Julu berjumlah 8.398 jiwa. Dimana jumlah laki-laki sebanyak 3.990 jiwa, perempuan sebanyak 4.408 jiwa, jumlah kepala keluarga sebesar 1.829 jiwa dan kepadatan penduduk ± 10 jiwa/km.


(44)

Penduduk di Kecamatan Lumban Julu mempunyai mata pencaharian yang bervariasi yang dapat dilihat dari tabel 3.berikut ini

Tabel 5. Distribusi Penduduk menurut Mata Pencaharian di Kecamatan Lumban Julu Tahun 2008

No Mata Pencaharian Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 2 3 4 5

Petani/Peternak Pegawai Negeri/ABRI Karyawan/Buruh Pengusaha/Pedagang Lain-lain

6.682 365 162 70 1.119

79,57 4,35 1,93 0,83 13,32

Jumlah 8.398 100

Sumber: Kantor Camat Lumban Julu

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa sebagaian besar penduduk yang berada di Kecamatan Lumban Julu bermata pencaharian sebagai petani berjumlah 6.682 jiwa dengan persentase 79,57% dari keseluruhan penduduk.

4.1.3 Sarana dan Prasarana

Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di Kecamatan Lumban Julu dapat dilihat pada Tabel 4.berikut ini.


(45)

Tabel 6. Sarana dan Prasarana di Kecamatan Lumban Julu tahun 2008

No Uraian Jumlah (Unit)

1 Pendidikan: a. SD b. SLTP c. SMK 13 2 1 2 Kesehatan:

a. Puskesmas b. Posyandu c. Polindes 2 15 9 3 Rumah Ibadah:

a. Gereja b. Mesjid c. Langsar/Mushola d. Parsantian 35 1 1 2 4 Telekomunikasi dan Penerangan:

a. Kantor Pos b. Kantor PLN

1 1 5 Perdagangan dan Jasa:

a. Pusat Pasar b. Koperasi/KUD c. Koperasi Non KUD d. Pasar Desa

1 1 - 1

6 Perbankan 1

Sumber: Kantor Camat Lumban Julu

Sarana dan prasarana yang tersedia di Kecamatan Lumban Julu sudah termasuk lengkap, baik dilihat dari bidang pendidikan, kesehatan, rumah ibadah, telekomunikasi dan penerangan, perdagangan dan jasa, perbankan.

Kecamatan Lumban Julu memiliki jalan negara seluas 13 km, jalan kabupaten seluas 43 km, jalan desa: jalan perkerasan seluas 35,7 km dan jalan tanah seluas 44,5 km.

4.1.4 Desa Sionggang Utara

Desa Sionggang utara berada di Kecamatan Lumban julu, Kabupaten Toba Samosir. Letaknya berjarak ± 50 km dari kota balige yang merupakan ibukota


(46)

dpl dengan suhu rata-rata 28˚C. Luas wilayah desa ini seluas 1.887 Ha yang merupakan daerah dataran tinggi.

Adapaun batas-batas wilayah Desa Sionggang Utara adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara berbatasan dengan Sipangan Bolon (Kabupaten Simalungun) Sebelah Selatan berbatasan dengan Lumban Julu

Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sionggang Tengah Sebelah Timur berbatasan dengan Pegunungan Bukit Barisan

Desa Sionggang Utara memiliki hasil-hasil pertanian yang utama berupa tanaman kopi, dan sayur-sayuran sedangkan hasil pertanian sampingan berupa beternak babi.

4.2 Karakteristik Anggota koperasi sebagai Responden

Karakteristik anggota koperasi yang dimaksud adalah: umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, lama menjadi anggota koperasi, dan pekerjaan yang dikerjakan oleh anggota koperasi tersebut. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini.

Tabel 7. Karakteristik Anggota koperasi sebagai Responden No Karakteristik Anggota

Koperasi sebagai Responden

Satuan Range Rata-rata

1. 2. 3. 4. Umur Pendidikan Jumlah Tanggungan Lama menjadi Anggota

Tahun Tahun Jiwa Tahun

31 – 86 0 – 12 1 – 5 1 – 25

51,23 8,93

1,5 9,7 Sumber: Pengolahan data primer, Lampiran 1


(47)

Dari tabel 7 dapat diketahui bahawa rataan umur anggota koperasi yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah 51,23 tahun dan rataan anggota tersebut menjadi anggota koperasi adalah 9,7 tahun. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap keaktifan anggota atau partisipasi dari anggota koperasi tersebut terhadap koperasi tersebut.

Rataan jumlah tanggungan dari anggota koperasi adalah 1,5 jiwa, Rata-rata anggota koperasi tersebut bermata pencaharian sebagai petani dari 30 orang ada sekitar 21 orang yang mata pencaharian utamanya dari bertani dan ada yang berwiraswasta, dan PNS.


(48)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Sejarah KUD Saroha Aeknatolu

Latar belakang dibentuknya koperasi ini karena masyarakat yang berada di sekitar wilayah KUD merasakan betapa sulitnya untuk memperoleh sarana produksi dalam meningkatkan produksi pertanian atau sulitnya processing dan pemasaran sewaktu panen dan jasa lainnya. Maka atas dasar mufakat dan musyawarah desa, Kepala Desa, Aparat Dinas Pertanian, LKMD, Tokoh Masyarakat di wilayah kerja KUD Saroha Aeknatolu serta Petunjuk teknis dari Kepala Kantor Departemen Koperasi Kabupaten Tapanuli Utara, maka disepakati pembentukan KUD Saroha Aeknatolu pada tanggal 24 Agustus 1974.

KUD ini terletak di Desa Sionggang Utara, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Tapanuli Utara. Adapun daerah kerja dari koperasi ini adalah: Sionggang Utara, Sionggang Tengah, Pardamean sibisa, Sionggang Selatan, Parsaoran Sibisa. KUD ini memiliki badan hukum dengan nomor Badan Hukum : 3264/BH/III.22-8-1984.

Pada saat ini KUD ini bukan lagi berada di wilayah Kabupaten Tapanuli Utara akan tetapi wilayah Kabupaten toba Samosir, ini disebabkan karena adanya pemekaran kabupaten.

Dahulunya KUD ini terbentuk dari usaha kincir air yang digunakan sebagai alat untuk menggiling padi dan ini mendapatkan respon yang baik dari setiap anggota sehingga KUD ini terus mengalami perkembangan yang disesuaikan dengan kebutuhan dari anggota koperasi tersebut.


(49)

Pada saat ini usaha yang dikelola KUD Saroha Aeknatolu dibagi atas tiga bidang (unit usaha), yaitu:

1. Unit usaha simpan pinjam 2. Unit usaha pertokoan

3. Unit usaha agrobisnis, yang terdiri dari: penjualan pupuk bersubsidi dan non subsidi, penjulan pestisida, RMU (Rice Miller Unit).

Struktur Organisasi Koperasi Saroha Aeknatolu

Adapun struktur organisasi KUD Saroha Aeknatolu terdiri dari dua unsur yaitu: unsur-unsur alat perlengkapan koperasi (rapat anggota, pengurus, pengawas) dan unsur-unsur pelaksanaan teknis (manager dan karyawan) yang dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini.


(50)

(51)

Mekanisme Kerja:

Bagian toko, agrobisnis, simpan pinjam mengajukan program/kebutuhan yang sesuai dengan kebutuhan anggota yang diajukan kepada ketua untuk penentuan keputusannya dalam pengadaannya. Setelah disetujui maka akan didistribusikan dan harus dibuat laporan pertanggungjawabannya baik bulanan, triwulan + neraca, dan tahunan.

Dari Gambar 3 struktur organisasi di atas dapat disimpulkan bahwa KUD Saroha Aeknatolu ini memiliki bagan organisasi koperasi sedang hal ini didasarkan menurut pendapat direktur jenderal koperasi dalam buku yang berjudul pengetahuan perkoperasian yang menyatakan bahwa bila usaha koperasi tersebut memerlukan seorang tenaga khusus yang cakap di bidang usaha yang mengkoordinir seluruh karyawan yang ada atau yang disebut manager maka bagan organisasi koperasinya termasuk bagan organisasi koperasi sedang.

5.2 Pelaksanaan Fungsi Pengurus di Koperasi Saroha Aeknatolu

Adapun yang menjadi pembagian tugas pengurus di KUD Saroha Aeknatolu adalah:

A. Pengurus

1. Berdasarkan Struktur Organisasi

Ketua I : Tanggung jawab luar dan dalam Ketua II : Pengawasan dan pembinaan usaha Sekretaris I : Administrasi umum

Sekretaris II : Personalia karyawan Bendahara : Keuangan


(52)

2. Berdasarkan Bidang Kegiatan

Ketua I : Pengadaan

Ketua II : Pertokoan/waserda Sekretaris I : Agribisnis, RMU Sekretaris II : -

Bendahara : Simpan pinjam 3. Mekanisme Kerja

Kegiatan Harian : Melaksanakan tugas sesuai dengan:

1. Tugas dalam struktur organisasi dan berdasarkan bidang kegiatan

2. Aktif dalam pekerjaan/pengawasan menurut kegiatan bidang masing-masing

3. Mengatasi segala kesulitan dalam bidang kegiatan masing-masing sehingga tidak terjadi stagnasi kegiatan

Kegiatan Bulanan : 1. Membuat rekapitulasi kegiatan serta membawa dalam rapat pengurus

2. Mengkompilasi segala kondisi yang mengakibatkan tidak tercapainya program

3. Mengadakan perbaikan

Kegiatan Triwulan : 1. Menyimpulkan segala kegiatan baik dalam organisasi maupun usaha sehingga dapat membuat laporan keuangan dengan neraca triwulan


(53)

Kegiatan Tahunan : Menyimpulkan segala laporan kegiatan

1. Organisasi dan usaha selama 1 tahun untuk persiapan mengadakan RAT

2. Mengadakan evaluasi atas rencana kerja dan rencana anggaran belanja

3. Membuat rencana kerja dan anggaran belanja untuk tahun berikutnya

4. Menetapkan RAT B. Badan Pengawas

1. Berdasarkan Struktur Organisasi

Ketua : Tanggung jawab untuk melaksanakan pengawasan secara rutin maupun insidentil

Anggota : Bersama-sama dengan ketua melaksanakan fungsi pengawasan 2. Berdasarkan Bidang Kegiatan

Ketua : Pengawasan agribisnis dan RMU Anggota I : Waserda

Anggota II : Simpan Pinjam

Wewenang Pengurus dalam Pembagian Tugas:

- Menandatangani untuk urusan Bank : Ketua I dan Bendahara - Pengambilan uang dengan Cek/ATM : Ketua I dan Bendahara

- Pemberian Pinjaman kepada Anggota :

• Bendahara : s/d batas Rp 5.000.000

•Ketua II dan Bendahara : Diatas Rp 5.000.000 s/d Rp 10.000.000


(54)

Adapun kriteria peminjaman di KUD Saroha Aeknatolu adalah anggota yang meminjam harus memiliki agunan dan peminjam harus membuat surat pengajuan untuk meminjam sesuai dengan contoh yang dibuat oleh koperasi. Jumlah pinjaman yang dapat dipinjam oleh anggota koperasi tergantung keputusan dari pengurus.

Pembagian tugas pengurus di KUD Saroha Aeknatolu ini semakain baik, hal ini dapat dilihat dari pembagian tugas yang jelas. Dulunya semua urusan baik dari agribisnis dan waserda hanya ditangani oleh manager, pengurus kurang menjalankan peranannya hal ini disebabkan karena pembagian tugas yang kurang terarah.

5.3 Kinerja Koperasi Unit Desa (KUD) Saroha Aeknatolu

Koperasi merupakan suatu badan usaha yang berwatak sosial ekonomi dimana koperasi merupakan perkumpulan orang-orang yang mengakui adanya kebutuhan yang sama di kalangan mereka. Koperasi selaku badan usaha yang tergolong organisasi modern seharusnya dapat meningkatkan kesejahteraan dari para anggotanya.

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 8. berikut memperlihatkan kinerja koperasi yang dilihat dari empat aspek sesuai dengan konsep Balanced Scorecard.


(55)

Tabel 8. Hasil Penilaian Kinerja Koperasi

No Aspek Indikator Verifer A

(Orang) B (Orang)

C (Orang) 1. Keanggotaan

Anggota koperasi melaksanakan kewajiban dan

menggunakan haknya sebagai anggota

1. Anggota koperasi memberikan saran/pendapat terhadap koperasi

4 9 17

2. Anggota koperasi ikut dalam

pemilihan pengurus 25 5 0

3. Anggota koperasi memanfaatkan pelayanan yang diberikan koperasi melalui bidang usaha yang ada di

koperasi tersebut 29 1 0

4.Anggota koperasi memberikan kontribusi keuangan terhadap koperasi (simpanan wajib,

sukarela,simpanan pokok, dll) 17 13 0 5. Anggota koperasi mengetahui

perkembangan koperasi menurut ketentuan dalam Anggarn Dasar Koperasi

13 17 0

2 Pelayanan

Kualitas Pelayanan yang diberikan kepada anggota telah memberikan kepuasan maksimal

1.Kepuasan pelanggan (anggota koperasi) terhadap produk yang disediakan koperasi

25 5 0

2.Kepuasan pelanggan (anggota koperasi) akan sarana fisik koperasi (bangunan dan perlengkapan, penampilan karyawan)

30 0 0

3. Kepuasan anggota koperasi akan

pelayanan koperasi

(keramahtamahan, keterampilan) 30 0 0 3. Keuangan Pertumbuhan keuangan

koperasi berdasarkan perencanaan dalam RAT

1.Ada transparansi laporan keuangan

0 30 0

2.Peningkatan penjualan di koperasi 30 0 0

3. Peningkatan SHU 30 0 0

4. Peningkatan modal 30 0 0

5.Pengembalian utang dari anggota 17 13 0

4. Keorganisasian 1.Dalam penetapan anggaran dasar dan kebijaksanaan umum telah melibatkan seluruh anggota

30 0 0

2.Dalam pemilihan pengurus telah dilaksanakan secara demokrasi

30 0 0

3.Struktur koperasi yang ada sudah sesuai dengan kebutuhan koperasi

30 0 0

4.Penempatan orang yang tepat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

30 0 0

5.Adanya hubungan yang baik antara pengurus dengan anggota koperasi

30 0 0

6.Pengurus memotivasi anggota koperasi untuk meningkatkan partisipasinya terhadap koperasi

30 0 0

7.Pengawasan terhadap koperasi dilaksanakan oleh seluruh anggota koperasi

0 30 0


(56)

1. Keanggotaan

Anggota koperasi memegang peranan yang penting dalam sebuah organisasi koperasi, hal ini disebabkan karena anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus menjadi pelanggan. Dalam sebuah organisasi anggota pasti memiliki hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan. Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa hanya ada 4 orang anggota koperasi yang memberi saran baik pada waktu rapat maupun di luar rapat. Hal ini juga dipengaruhi dari pemahaman anggota tersebut mengenai organisasi koperasi ini. Dimana ada sebagian dari anggota datang dalam rapat (RAT) hanya untuk mendapatkan uang duduk dan mereka datang mau terlambat dan selama rapat berlangsung ada sebagian anggota yang menyatakan mereka tidak fokus. Akan tetapi anggota juga mau memberi sarannya jika pengurus menanyakan langsung kepada mereka baik pada waktu rapat belangsung maupun di luar rapat.

Dari tabel 8 juga dapat dilihat bahwa semua anggota mengetahui kapan diadakannya pemilihan pengurus anggota koperasi akan tetapi ada sebagian yang tidak menghadirinya karena pada hari sama mereka harus mengikuti acara paradatan.

Dari tabel 8 juga dapat dilihat bahwa anggota secara umum memanfaatkan pelayanan yang diberikan koperasi melalui bidang usaha yang ada di koperasi. ada 1 orang yang kurang memanfaatkannya hal ini disebabkan dari 6 kegiatan usaha yang ada di koperasi dia hanya memanfaatkan 4 bidang usaha ini juga disebabkan karena anggota tersebut tidak menanam padi sehingga dia tidak pernah memanfaatkan jasa penggilingan padi.


(57)

Dari tabel 8 juga dapat dilihat bahwa ada 17 orang yang membayar kontribusi keuangannya secara rutin. Alasan anggota yang tidak rutin membayar kontribusi keuangan tersebut adalah karena mereka sering lupa akan tetapi pihak koperasi (pengurus/karyawan) secara aktif mengingatkan anggota tersebut ketika mereka datang ke koperasi maupun ketika di luar koperasi.

Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa ada 13 orang yang mengetahui perkembangan koperasi sesuai dengan ketentuan anggaran dasar koperasi. hal ini juga dipengaruhi oleh lamanya anggota tersebut menjadi anggota koperasi. Dimana anggota koperasi yang baru masuk (5 Tahun ke bawah) kurang mengetahui perkembangan koperasi itu secara dalam mereka hanya mengetahui perkembangan dari keuangan saja setiap tahunnya yang mereka peroleh dari RAT. 2. Pelayanan

Di dalam kedudukannya sebagai pelanggan, maka anggota koperasi harus menggunakan jasa pelayanan koperasi karena pelayanan koperasi diselenggarakan atas keputusan dan modal anggota sendiri untuk memenuhi kebutuhan anggota. Tercapainya kepuasan anggota dapat bermanfaat bagi terciptanya hubungan yang harmonis antara perusahaan koperasi dan anggota. Dari tabel 8 dapat diketahui ada 25 orang anggota yang meras puas dengan produk yang disediakan koperasi. mereka merasa puas karena produk yang mereka perlukan telah tersedia di koperasi dan ada 5 orang yang merasa kurang puas karena ada kebutuhan mereka yang tidak tersedia di koperasi. Semakin banyak kegiatan yang dilaksanakan oleh koperasi semakin tidak efektif partisipasi dari anggota karena akan bertambahnya konflik dalam koperasi.


(58)

Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa semua anggota merasa puas dengan sarana fisik yang disediakan oleh koperasi. Mereka merasa puas karena bangunan yang ada di koperasi itu sudah baik, dimana bangunan yang ada sudah permanen, tidak bocor, dan penataannya baik dimana bangunan setiap kegiatan usaha dipisah sehingga terlihat rapi dan tidak berantakan. Di koperasi ini terdapat 7 bangunan yaitu: bangunan khusus untuk Waserda, bidang agrobisnis (penjualan pupuk dan pestisida), gudang (tempat penyimpanan pupuk dan alat-alat pertanian), penggilingan padi, ruang jaga malam, bangunan simpan pinjam, dan ruangan pengurus koperasi. Dari segi penampilan karyawan adalah baik, dimana karyawan wajib memakai baju seragam yang diberikan oleh koperasi.

Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa semua anggota merasa puas akan pelayanan yang diberi oleh koperasi melalui karyawan yang menangani kegiatan usaha yang ada di koperasi. Menurut anggota karyawan tersebut ramah dalam bertanya bahkan sabar dalam melayani anggota ketika sedang berbelanja.

3. Keuangan

Agar dapat bersaing dengan organisasi lain koperasi harus sehat baik dari sudut organisasi maupun keuangannya. Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa transparansi keuangan koperasi secara detailnya hanya diketahui oleh pengurus koperasi.

Dari tabel 8 juga dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan penjualan, SHU, modal dari koperasi sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya. Hal ini juga dapat terlihat dari Lampiran 4 dimana dalam 5 tahun terakhir ini terjadi peningkatan terhadap keuangan koperasi.


(59)

Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa ada 17 anggota koperasi yang mengembalikan utangnya secara rutin sesuai kesepakatan terhadap koperasi. kebanyakan dari anggota meminjam ke koperasi bukan untuk meningkatkan produksi dari pertaniannya akan tetapi karena adanya kebutuhan mendadak. Anggota yang tidak membayar rutin akan mendapat surat peringatan dari pihak koperasi sampai 3 kali dan jika tidak diresponi maka pengurus/karyawan akan langsung mendatangi anggota tersebut.

4. Keorganisasian

Semua organisasi baik formal maupun non formal membutuhkan adanya fungsi managemen sebab tanpa mangemen yang baik tujuan organisasi tidak akan tercapai secara efisien. Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa dalam penetapan anggaran dasar dan kebijaksanaan umum telah melibatkan seluruh anggota koperasi. Hal ini telah sesuai dengan prinsip koperasi dimana satu anggota mempunyai satu suara.

Dari tabel 8. dapat dilihat bahwa pemilihan pengurus koperasi dilakukan secara demokrasi. Dimana pemilihan pengurus ini dilaksanakan dalam 5 tahun sekali.

Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa struktur organisasi koperasi sudah sesuai dengan kebutuhan koperasi tersebut. Hal ini dilihat dari pembagian tugas dan tanggungjawab dari pengurus atas setiap bidang usaha yang ada di koperasi.

Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa orang-orang yang dipilih memiliki kemampuan yang sesuai dengan tugas yang dikerjakannya. Ini terbukti dari berkembangnya koperasi tersebut dari setiap bidang usaha yang ada.

Dari tabel 8 juga dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang baik antara pengurus dengan anggota koperasi. Hal ini dapat dilihat dari respon


(60)

anggota terhadap pengurus tersebut dimana pengurus kopeasi ramah terhadap anggotanya.

Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa anggota koperasi merasakan motivasi yang diberikan pengurus kepada anggota koperasi. Hal ini dapat dilihat dari tindakan pengurus yang memberi suatu hadiah setiap tahunnya kepada anggota yang paling banyak menggunakan jasa koperasi.

Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa pengawasan terhadap koperasi hanya dilakukan oleh badan pengawas yang telah dipilih pada waktu pemilihan pengurus. Anggota tidak melaksanakan pengawasan terhadap koperasi ini juga dapat disebabkan karena rendahnya pengetahuan mereka tentang koperasi.

Dari tabel 8 dapat diketahui bahwa total kinerja Koperasi Saroha Aeknatolu adalah 263.450 dan melalui kriteria kinerja koperasi yang ada Kinerja Koperasi saroha Aeknatolu ini tergolong sangat baik.

5.4 Dampak Kinerja Koperasi terhadap Kesejahteraan Anggota

Salah satu tujuan dari organisasi koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya secara khusus dan masyarakat pada umumnya, dimana di dalam disiplin ilmu ekonomi tingkat kesejahteraan biasanya diukur berdasarkan tingkat pendapatan. Kesejahteraan anggota koperasi dapat diukur dari terpenuhinya kebutuhan anggota koperasi tersebut sesuai dengan tujuan dari terbentuknya koperasi ini.

Setiap orang yang menjadi anggota koperasi pasti didasari oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu yang dapat diraih dari koperasi tersebut. Seseorang mau bergabung masuk dalam organisasi koperasi ini adalaha karena dia memperoleh


(61)

manfaat yang tidak didapat dari organisasi lain diluar koperasi. kinerja koperasi yang baik akan semakin membuat anggota koperasi tersebut merasakan manfaatnya masuk dalam organisasi koperasi ini.

Dari hasil lapangan dapat diketahui bahwa anggota koperasi merasakan peningkatan terhadap pendapatannya setelah menjadi anggota koperasi. Dampak dari koperasi ini terhadap kesejahteraan anggota adalah:

Aspek Ekonomi

1. Terjadinya peningkatan pendapatan dari anggota koperasi

Hal ini dapat dilihat dari efisiensi biaya yang dikeluarkan anggota koperasi dalam usahataninya. Dimana sebelum adanya koperasi ini anggota koperasi dalam menyediakan sarana produksinya anggota koperasi harus ke daerah lain yaitu siantar atau tigaraja sehingga mereka harus mengeluarkan biaya transportasi dan biaya lainnya. Harga sarana produksi yang dijual di koperasi juga lebih murah dibandingkan di luar koperasi. Efektifitas dari anggota dalam menyediakan sarana produksi tersebut dimana anggota koperasi dapat langsung membeli bahan yang dibutuhkan tanpa harus dalam jumlah yang banyak sehingga dapat meningkatkan produktivitas dari usahatani anggota koperasi tersebut dan anggota koperasi mendapatkan SHU yang dibagi setiap tahunnya sehingga menambah pendapatan dari anggota koperasi tersebut. 2. Anggota koperasi memperoleh kemudahan dalam memperoleh

sumber-sumber pembiayaan. Dimana dengan adanya bidang usaha simpan pinjam yang ada di koperasi, anggota dapat dengan mudah memperoleh sumber biaya dengan tingkat bunga yang rendah dan syarat yang ringan. Manfaat ini


(62)

sangat terasa ketika anggota koperasi mempunyai kebutuhan yang mendesak yang harus segera dipenuhi.

3. Anggota koperasi juga dapat dengan mudah memperoleh produk-produk yang dibutuhkan dalam memenuhi kebutuhan pokok mereka sehingga mereka tidak perlu ke pasar karena harga di pasar sama bahkan lebih mahal dari koperasi. akan tetapi untuk saat ini sudah banyak terdapat waserda atau warung-warung sehingga koperasi (pengurus dan anggota) harus memikirkan langkah apa yang harus dilakukan untuk mengatasi persaingan dengan warung-warung tersebut.

4. Adanya penyerapan tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan koperasi

Hal ini dapat dilihat dimana dalam membangun suatu bangunan koperasi. Dimana koperasi menggunakan tenaga kerja dari anggota koperasi yang memiliki kemampuan dalam hal tersebut, sehingga hal ini dapat meningkatkan pendapatan dari anggota koperasi tersebut.

5. Adanya diversifikasi usahatani anggota koperasi

Hal ini dapat dilihat dari bertambahnya jenis usahatani yang diusahakan oleh anggota koperasi, dimana dulunya anggota koperasi hanya menanam tanaman sayuran dan pada saat ini sudah menanam tanaman keras yaitu kopi dan sudah mulai beternak itik. Dimana beternak itik ini karena ada proyek pemeliharaan itik dari koperasi sehingga anggota mulai mencoba mengusahakannya.

Aspek Sosial

1. Anggota koperasi mendapatakan suatu pelayanan yang sama, sehingga anggota koperasi merasa dirinya dihargai.


(63)

2. Anggota koperasi dapat memperoleh keamanan terhadap dana-dana yang mereka miliki. Dimana mereka dapat seperti menabung di koperasi selain mereka akan mendapat jasa dari penyimpanan mereka tersebut, simpanan mereka tersebut dapat dijadikan modal bagi koperasi untuk mengembangkan usahanya.

3. Menimbulkan kepercayaan diri bagi anggota akan kemampuannya sehingga dapat memajukan koperasi.

4. Adanya solidaritas yang tinggi dari anggota koperasi, dimana apabila ada anggota koperasi yang kemalangan atau berduka pihak koperasi akan mengunjungi.

Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa kinerja koperasi yang baik akan meningkatkan kesejahteraan dari anggota koperasi tersebut. Dimana hal ini juga dapat dilihat dari pengakuan anggota bahwa pendapatan mereka semakin meningkat ketika mereka menjadi anggota koperasi, dimana tingkat kesejahteraaan dapat diukur dari tingkat pendapatan.

5.5 Perkembangan Jumlah Anggota, Kegiatan Usaha, Volume Usaha, Modal, dan SHU

a. Jumlah Anggota

Keanggotaan koperasi termasuk salah satu unsur yang menentukan dalam organisasi koperasi, dimana tanpa anggota tidak mungkin koperasi berdiri dan melaksanakan usahanya. Kedudukan anggota dalam koperasi sangat penting karena anggota sebagai pemilik (owners) dan juga merupakan pelanggan (users) bagi koperasi yang menentukan maju dan mundurnya koperasi. Jumlah anggota


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, P. 1995. BUMN Swasta dan Koperasi Tiga Pelaku Ekonomi. Penerbit

Pustaka Jaya. Jakarta.

Badan Pengkajian Ekonomi Keuangan dan Kerjasama internasional, 2006.

Ekonomi Clipping.(

2006).

Baswir, R. 1997. Koperasi Indonesia. Penerbit BPFE- Yogyakarta. Yogyakarta.

BPS Sumatera Utara dalam Angka, 2008.

Departemen Perdagangan dan Koperasi, Direktorat Jenderal Koperasi, 1992.

Cetakan Ketiga, Pedoman Pelaksanaan, Pengembangan dan Pembinaan

Koperasi/KUD. PT.Rineka Cipta. Jakarta.

Dinas Koperasi dan Perindustrian Perdagangan Tobasa, 2008.

Downey, D. dan Erikson, S., 1992. Manajemen Agribisnis. Penerbit Erlangga.

Jakarta.

Firdaus, M. dan Susanto, A.E., 2002. Perkoperasian Sejarah, Teori, dan Praktek,

Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta.

Harsoyo, dkk. 2006. Ideologi Koperasi Menatap Masa Depan. Penerbit

Pustaka Widyatama. Jakarta.

Hendrojogi. 1997. Koperasi Azas-azas, Teori, dan Praktek. Penerbit PT Raja

Grafindo Persada. Jakarta.

Joesron.2005. Managemen Strategik Koperasi. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta.

Joko, S. 2008. Prospek Koperasi Pengusaha dan Petani di Indonesia dalam

Tekanan Globalisasi Ekonomi dan Liberalisasi Perdagangan Dunia.

(

http://one.indoskripsi.com/ , diakses 24 Januari 2008)

Kartasapoetra, dkk.1987. Koperasi Indonesia Yang berdasarkan Pancasila dan

UUD 1945. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Mutis, T. 1992. Pengembangan Koperasi Kumpulan Karangan. Penerbit PT

Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.

Nasution, M. 2002. Pengembangan Kelembagaan Koperasi Pedesaan untuk

Agroindustri. Penerbit IPB press. Bogor.


(2)

Pemerintahan Kabupaten Toba Samosir. 2007. Saldo KSU Saroha Aek Natolu

Lumban Julu Capai RP 78 Juta Pantas Di Contoh Warga Tobasa, Karena

Mampu. Tobasa.

Ramli, H. 2007. Kinerja Aparatur dan Pengembangan Wilayah. Penerbit USU

Press. Medan.

Sinaga,P.2008.http://smecda.com/deputi7/file_infokop/scorecard.pdf.

Sitio, H. dan Tamba, H., 2001. Koperasi Teori dan Praktik. Penerbit Erlangga.

Jakarta.

Sudarsono dan Edilius. 2000. Manajemen Koperasi Indonesia. Penerbit Rineka

Cipta. Jakarta.

Sumarsono, S. 2003. Manajemen Koperasi Teori dan Praktek. Penerbit Graha

Ilmu, Yogyakarta.

Tika, H.M.P. 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan.

Penerbit PT Bumi Aksara. Jakarta.

Widiyanti, N. 2004. Manajemen Koperasi. Penerbit PT Rineka Cipta. Jakarta.

Widiyanti, N. dan Sunindhia, S.H. 1992.Koperasi dan Perekonomian Indonesia.

Penerbit PT Rineka Cipta. Jakarta.


(3)

Lampiran 1. Karakteristik Anggota Koperasi sebagai Responden

Nomor Responden Umur (Tahun) Pendidikan (Tahun)

Pekerjaan Jumlah Tanggungan (Jiwa) Lama menjadi Anggota (Tahun)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

77

75

40

67

48

52

62

42

53

86

39

37

37

31

54

31

60

50

55

45

35

59

41

47

43

55

65

40

72

39

4

4

12

12

12

12

12

12

12

12

12

9

12

6

6

12

12

9

9

0

12

9

4

0

12

9

3

12

4

12

Bertani

Bertani

Bertani

Wiraswasta

Bertani

Bengkel, Pensiunan TNI

Bertani

Wiraswasta

Bertani

Guru

Bertani

Wiraswasta

Bertani

Bertani

Bertani

Bertani

Bertani

Bertani

Bertani

Bertani

Bertani

Ibu Rumah Tangga

Bertani

Wiraswasta

Bertani

Bertani

Jualan Sayur

Bertani

Bertani

PNS

-

-

4

-

1

2

-

5

-

-

5

3

4

-

1

3

-

3

-

4

3

-

1

-

-

-

-

2

-

4

25

25

9

10

4

10

25

12

20

5

5

4

5

2

5

4

15

20

25

2

4

5

3

5

2

5

4

5

25

3

Total

1537

268

45

293


(4)

Lampiran 3a. Penilaian Kinerja Koperasi untuk Aspek 1: Keanggotaan

No. Res

Verifer 1

Nilai Verifer

1

Verifer 2

Nilai Verifer

2

Verifer 3

Nilai Verifer

3

Verifer 4

Nilai Verifer

4

Verif er 5

Nilai Verifer 5

Jumlah Score

1 100 500 100 500 100 800 100 700 100 500 3000 2 0 0 100 500 100 800 100 700 100 500 2500 3 0 0 100 500 100 800 100 700 50 250 2250 4 100 500 100 500 100 800 100 700 100 500 3000 5 0 0 100 500 100 800 50 350 50 250 1900 6 0 0 100 500 100 800 100 700 100 500 2500 7 50 250 100 500 100 800 100 700 100 500 2750 8 0 0 50 250 100 800 100 700 100 500 2250 9 100 500 100 500 100 800 100 700 100 500 3000 10 50 250 100 500 100 800 100 700 50 250 2500 11 50 250 100 500 100 800 100 700 100 500 2750 12 0 0 100 500 100 800 50 350 50 250 1900 13 0 0 100 500 100 800 50 350 50 250 1900 14 50 250 100 500 100 800 50 350 50 250 2150 15 50 250 100 500 100 800 50 350 100 500 2400 16 0 0 100 500 100 800 50 350 100 500 2150 17 0 0 100 500 100 800 100 700 100 500 2500 18 50 250 100 500 100 800 100 700 100 500 2750 19 50 250 100 500 100 800 100 700 100 500 2750 20 100 500 100 500 100 800 100 700 50 250 2750 21 0 0 50 250 100 800 50 350 50 250 1650 22 0 0 50 250 50 400 50 350 50 250 1250 23 0 0 100 500 100 800 100 700 50 250 2250 24 0 0 100 500 100 800 50 350 50 250 1900 25 0 0 50 250 100 800 100 700 50 250 2000 26 0 0 100 500 100 800 100 700 50 250 2250 27 0 0 100 500 100 800 50 350 50 250 1900 28 50 250 50 250 100 800 50 350 50 250 1900 29 50 250 100 500 100 800 50 350 50 250 2150 30 0 0 100 500 100 800 50 350 50 250 1900


(5)

Lampiran 3b. Penilaian Kinerja Koperasi untuk Aspek 2: Pelayanan

No. Res

Verifer 1

Nilai Verifer 1

Verifer 2 Nilai Verifer 2

Verifer 3 Nilai Verifer 3

Jumlah Score 1 100 900 100 800 100 800 2500 2 100 900 100 800 100 800 2500 3 50 450 100 800 100 800 2050 4 100 900 100 800 100 800 2500 5 100 900 100 800 100 800 2500 6 100 900 100 800 100 800 2500 7 100 900 100 800 100 800 2500 8 100 900 100 800 100 800 2500 9 100 900 100 800 100 800 2500 10 50 450 100 800 100 800 2050 11 100 900 100 800 100 800 2500 12 100 900 100 800 100 800 2500 13 100 900 100 800 100 800 2500 14 100 900 100 800 100 800 2500 15 100 900 100 800 100 800 2500 16 50 450 100 800 100 800 2050 17 100 900 100 800 100 800 2500 18 100 900 100 800 100 800 2500 19 100 900 100 800 100 800 2500 20 100 900 100 800 100 800 2500 21 100 900 100 800 100 800 2500 22 50 450 100 800 100 800 2050 23 100 900 100 800 100 800 2500 24 100 900 100 800 100 800 2500 25 100 900 100 800 100 800 2500 26 100 900 100 800 100 800 2500 27 100 900 100 800 100 800 2500 28 100 900 100 800 100 800 2500 29 100 900 100 800 100 800 2500 30 50 450 100 800 100 800 2050


(6)

Lampiran 3c. Penilaian Kinerja Koperasi untuk Aspek 3: Keuangan

No. Res

Verifer 1

Nilai Verifer

1

Verifer 2 Nilai Verifer

2

Verifer 3

Nilai Verifer

3

Verifer 4

Nilai Verifer

4

Verifer 5

Nilai Verifer

5

Jumlah Score

1 50 200 100 400 100 400 100 400 100 400 1800 2 50 200 100 400 100 400 100 400 50 200 1600 3 50 200 100 400 100 400 100 400 100 400 1800 4 50 200 100 400 100 400 100 400 100 400 1800 5 50 200 100 400 100 400 100 400 50 200 1600 6 50 200 100 400 100 400 100 400 100 400 1800 7 50 200 100 400 100 400 100 400 100 400 1800 8 50 200 100 400 100 400 100 400 100 400 1800 9 50 200 100 400 100 400 100 400 100 400 1800 10 50 200 100 400 100 400 100 400 100 400 1800 11 50 200 100 400 100 400 100 400 100 400 1800 12 50 200 100 400 100 400 100 400 50 200 1600 13 50 200 100 400 100 400 100 400 50 200 1600 14 50 200 100 400 100 400 100 400 50 200 1600 15 50 200 100 400 100 400 100 400 50 200 1600 16 50 200 100 400 100 400 100 400 50 200 1600 17 50 200 100 400 100 400 100 400 100 400 1800 18 50 200 100 400 100 400 100 400 100 400 1800 19 50 200 100 400 100 400 100 400 100 400 1800 20 50 200 100 400 100 400 100 400 100 400 1800 21 50 200 100 400 100 400 100 400 50 200 1600 22 50 200 100 400 100 400 100 400 50 200 1600 23 50 200 100 400 100 400 100 400 100 400 1800 24 50 200 100 400 100 400 100 400 50 200 1600 25 50 200 100 400 100 400 100 400 100 400 1800 26 50 200 100 400 100 400 100 400 100 400 1800 27 50 200 100 400 100 400 100 400 50 200 1600 28 50 200 100 400 100 400 100 400 50 200 1600 29 50 200 100 400 100 400 100 400 50 200 1600 30 50 200 100 400 100 400 100 400 100 400 1800