Tinjauan Pustaka Kinerja Koperasi Unit Desa (KUD) Dan Dampaknya Terhadap Kesejahteraan Anggota (Studi Kasus: KUD Saroha Aeknatolu, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir)

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka

Menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Koperasi sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial harus mampu menjalankan kegiatannya secara seimbang, jangan sampai kegiatan ekonominya tidak diisi dan hanya dilandasi oleh nilai-nilai kemasyarakatan saja. Sebagai badan usaha koperasi adalah sebuah perusahaan yang harus mampu berdiri sendiri menjalankan kegiatan usahanya mendapatkan laba sehingga dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan jasmani anggota-anggotanya Sumarsono, 2003. Sebagai lembaga ekonomi yang berwatak sosial maka jelas kiranya bahwa sistem manajemen di lembaga koperasi harus mengarah pada manajemen partisipatif dimana adanya kebersamaan, keterbukaan sehingga setiap anggota koperasi, baik yang turut serta dalam pengelolaan kepengurusan usaha ataupun yang diluar kepengurusan anggota biasa, memiliki rasa bertanggung jawab bersama dalam organisasi koperasi Anoraga P. Dan Widiyanti N., 1999. Landasan Koperasi Indonesia merupakan pedoman dalam menentukan arah, tujuan serta kedudukan koperasi terhadap pelaku-pelaku ekonomi lainnya di dalam sistem perekonomian Indonesia. Sebagaimana dinyatakan dalam Undang- Undang Nomor 251992 tentang Pokok-pokok Perkoperasian di Indonesia Universitas Sumatera Utara mempunyai landasan sebagi berikut: Landasan Idil Pancasila, Landasan Struktural Undang-Undang Dasar1945, Landasan mental Baswir,1997. Dalam undang-undang No.12 tahun 1967, bagian 2, pasal 4, tentang fungsi koperasi telah diperinci sebagai berikut: 1. Koperasi Indonesia berfungsi sebagai alat perjuangan ekonomi untuk mempertinggi kesejahteraan rakyat 2. Koperasi Indonesia berfungsi sebagai alat pendemokrasian ekonomi nasional 3. Koperasi Indonesia berfungsi sebagai salah satu urat nadi perekonomian Bangsa Indonesia 4. Koperasi Indonesia berfungsi sebagai alat pembina insan masyarakat untuk memperkokoh kedudukan ekonomi bangsa Indonesia serta bersatu dalam mengatur tata laksana perekonomian rakyat Kartasapoetra,dkk, 1987 Koperasi mempunyai dua aspek yaitu ekonomi dan sosial. Sebagai organisasi ekonomi maka koperasi tunduk pada hukum, hukum ekonomi dan efisiensi. Sebagai organisasi sosial maka koperasi perlu mengutamakan dimensi kehidupan sosial yaitu peningkatan kualitas kehidupan masyarakat oleh karena itu perlu diingat bahwa koperasi mempunyai dua tujuan yaitu: tujuan utama adalah peningkatan kualitas terhadap masyarakat baik anggota koperasi maupun masyarakat lingkungan koperasi itu dan tujuan antara adalah tujuan ekonomis Harsoyo,dkk, 2006. Koperasi mempunyai fungsi sebagai alat perjuangan ekonomi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat; alat untuk menciptakan demokrasi ekonomi Universitas Sumatera Utara nasional; salah satu bentuk usaha yang melaksanakan kegiatan ekonomi yang diandalkan menopang perekonomian nasional; dan sebagai alat yang mampu mengelola perekonomian rakyat untuk memperkokoh kehidupan ekonomi nasional berdasarkan azas kekeluargaan Downey dan Erikson, 1992. Sesuai ketentuan yang terdapat dalam pasal 16 UU RI No.25 Tahun 1992 beserta penjelasannya dinyatakan bahwa jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya. Penjenisan koperasi dapat ditinjau dari berbagai sudut pendekatan: 1. Berdasarkan pada kebutuhan dan efisiensi dalam ekonomi sesuai dengan sejarah timbulnya gerakan koperasi, maka dikenal jenis-jenis koperasi sebagai berikut: Koperasi Konsumsi, Koperasi Kredit, Koperasi Produksi, Koperasi Jasa, Koperasi Distribusi 2. Berdasarkan Golongan fungsional, maka dikenal jenis-jenis koperasi sebagai berikut: Koperasi Pegawai Negeri, Koperasi Angkatan Darat, Koperasi Angkatan Laut, Koperasi Angkatan Udara, Koperasi Kepolisian, Koperasi Pensiunan Angkatan Darat, Koperasi Pensiunan, Koperasi Karyawan, Koperasi Sekolah 3. Berdasarkan Lapangan Usaha, maka dikenal beberapa jenis koperasi sebagai berikut: Koperasi Desa, Koperasi Konsumsi, Koperasi Pertanian, Koperasi Peternakan, Koperasi Perikanan, Koperasi KerajinanIndustri, Koperasi Simpan PinjamKredit, Koperasi Asuransi, Koperasi Unit Desa Firdaus dan Susanto, 2002. Menurut Inpres Nomor 2 Tahun 1978, KUD adalah suatu organisasi ekonomi yang berwatak sosial dan merupakan wadah bagi pengembangan Universitas Sumatera Utara berbagai kegiatan ekonomi masyarakat pedesaan yang diselenggarakan oleh dan untuk masyarakat itu sendiri Departemen Perdagangan dan Koperasi, 1992. Adapun yang menjadi wilayah usaha dan wilayah keanggotaan KUD adalah: 1. Wilayah usaha KUD harus cukup luas sehingga memungkinkan KUD tersebut tumbuh menjadi Koperasi Primer yang kuat kedudukannya dan meliputi beberapa desa dalam satu kecamatan. 2. Luas wilayah KUD harus sedemikian rupa sehingga KUD mampu meberikan pelayanan dalam berbagai bidang kegiatan ekonomi serta kebutuhan para anggotanya maupun masyarakat di wilayahnya. Departemen Perdagangan dan Koperasi, 1992. Keseluruhan anggota KUD terdiri dari tiga macam keanggotaan, yaitu: 1. Anggota yang dilayani, yaitu anggota KUD yang mendapat pelayanan secara teratur. 2. Calon anggota, yaitu anggota yang sudah membayar simpanan pokok tetapi belum penuh atau memenuhi persyaratan sebagai anggota penuh. 3. Anggota penuh yaitu anggota yang mempunyai hak suara. Departemen Perdagangan dan Koperasi, 1992. Dalam rangka memberikan pelayanan berbagai kegiatan perekonomian pedesaan KUD memiliki dan melaksanakan fungsi-fungsi: a. Perkreditan b. Penyediaan dan penyaluran sarana-sarana produksi, barang-barang keperluan sehari-hari dan jasa-jasa lainnya c. Pengolahan dan pemasaran hasil produksi Universitas Sumatera Utara d. Kegiatan-kegiatan perekonomian lainnya Departemen Perdagangan dan Koperasi, 1992. Menurut Departemen Perdagangan dan Koperasi, 1992, adapun bagan organisasi Koperasi Unit Desa dapat dilihat pada Gambar 1. berikut ini. Gambar 1.Bagan Organisasi Badan Usaha Unit DesaKoperasi Unit Desa Keterangan: = Lingkup organisasi BUUDKUD = Penyuluh Tehnis = Pelaksanaan Teknis Operasional = Pembinaan Umum Perkoperasian Rapat Anggota KUD Pengurus BUUD Pembimbing Pengurus KUD Badan Pemeriksa Manajer Perkreditan Sarana Produksi Pemasaran DLL Unit-unit Kegiatan Usaha Produktif Pembina Ditjen Koperasi Penyuluh Universitas Sumatera Utara Sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam Undang-Undang No.25 Tahun 1992, salah satu syarat pendirian koperasi adalah tersedianya 20 orang anggota. Artinya jumlah anggota pada saat pendirian koperasi sekurang- kurangnya adalah 20 orang. Walaupun demikian, hal itu tidak berarti bahwa setiap terdapat 20 orang anggota, dapat didirikan sebuah koperasi baru di lingkungan yang telah ada koperasi sejenis. Selain memperhatikan aspek jumlah anggota, pendirian sebuah koperasi juga perlu memperhatikan aspek-aspek lain yang berkaitan dengan kelayakan usahanya, seperti kondisi pasar, kondisi persaingan, dan lain sebagainya Baswir, 1997. Pengaruh sosial ekonomi besar sekali pada hubungan keanggotaan. Dalam penghidupan pertanian maka para anggota dari masyarakat pertanian akan tergantung sekali hidupnya satu sama lain. Hal ini disebabkan banyaknya pekerjaan-pekerjaan petani yang volumenya cukup besar tetapi harus diselesaikan dalam jangka waktu yang relatif singkat agar supaya mereka tidak terlambat untuk periode tanaman berikutnya. Koperasi di daerah semacam ini lebih dapat diharapkan berhasil. Hubungan keanggotaan sudah lebih erat, masyarakatnya lebih homogen. Tugas yang harus dilaksanakan tinggallah mengusahakan adanya harmoni dan kemauan baik, masing-masing anggota atau orang harus betul-betul menginsyafi bahwa ia tergantung pada orang lain, yaitu anggota masyarakat harus menghormati hak-hak dari anggota lainnya seperti hak sendiri Widiyanti, 2004. Pola pembangunan top-down menyebabkan kurangnya inisiatif dan peran serta yang bermakna dari masyarakat lapisan bawah dari koperasi. Koperasi yang ditumbuhkan dari atas yang bagi masyarakat desa misalnya, merupakan suatu inovasi yang sangat kompleks dan sulit membudidayakan dalam kalangan Universitas Sumatera Utara penduduk desa. Tetapi dampak lain yang penting dari pola pendekatan top-down, pola pembangunan ini membatasi devolusi pembuatan keputusan dari pemerintah pusat ke masyarakat pada tingkat desa, konsekuensinya koperasi desa cenderung merupakan lembaga yang memberikan pelayanan bukan usaha-usaha yang mampu mendorong sendiri yang mendapat dukungan dari masyarakat desa secara luas. Hal ini mengurangi keefektifan koperasi-koperasi dalam memperbaiki kesejahteraan penduduk lapisan bawah Anoraga, 1995. Agar koperasi dapat menjalankan kegiatannya dengan baik, maka koperasi harus memiliki alat perlengkapan organisasi. Alat perlengkapan organisasi sebagaimana diketahui adalah pilar-pilar yang akan menentukan atau runtuhnya koperasi. Alat perlengkapan organisasi juga merupakan alat yang akan menentukan cara-cara untuk mencapai tujuan, serta tercapai tidaknya tujuan itu pada akhirnya, ditegaskan dalam Bab VI Undang-Undang No.251992, perangkat organisasi koperasi secara keseluruhan terdiri atas: Rapat Anggota, Pengurus, Pengawas. Di antara ketiga alat perlengkapan organisai ini rapat anggota adalah pemegang kekuasaan tertinggi Baswir, 1997. Meskipun koperasi Indonesia bukan merupakan perkumpulan modal, namun sebagai suatu badan usaha maka di dalam menjalankan usahanya koperasi memerlukan modal pula. Tetapi pengaruh modal dan penggunaannya dalam koperasi tidak mengaburkan dan mengurangi makna koperasi, yang lebih menekankan kepentingan kemanusiaan daripada kepentingan kebendaan. Menurut UU No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian pasal 41 dinyatakan bahwa modal koperasi terdiri dari Modal Sendiri dan Modal Pinjaman. Modal sendiri dapat berasal dari: Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, Dana Cadangan, Hibah. Universitas Sumatera Utara Sedangkan Modal Pinjaman dapat berasal dari: anggota, koperasi lainnya dan atau anggotanya, bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya, sumber lain yang sah Firdaus dan Susanto, 2002.

2.2 Landasan Teori