Latar Belakang Kinerja Koperasi Unit Desa (KUD) Dan Dampaknya Terhadap Kesejahteraan Anggota (Studi Kasus: KUD Saroha Aeknatolu, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia selalu menghadapi masalah untuk bisa tetap hidup. Hal ini disebabkan karena tidak sesuainya jumlah barang dan jasa yang tersedia dibandingkan jumlah kebutuhan manusia untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dan untuk bisa mempertahankan kelangsungan hidupnya manusia harus selalu berusaha, manusia akan selalu memilih berbagai alternatif yang dapat memuaskan kebutuhan hidup mereka. Pendapatan merupakan faktor yang sangat dominan dalam memenuhi kebutuhan seseorang. Untuk meningkatkan pendapatan tersebut dan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya manusia akan mencari atau bergabung dalam suatu organisasi yang merupakan suatu alternatif yang dapat memberikan manfaat baginya, salah satu bentuk organisasi tersebut adalah koperasi. Seseorang akan memilih masuk menjadi anggota koperasi apabila koperasi tersebut dapat memberikan manfaat yang lebih besar daripada manfaat yang diperoleh kalau tidak menjadi anggota karena bisnis dengan organisasi non koperasi atau koperasi saingannya. Dalam tata kehidupan ekonomi yang semata-mata dilandasi oleh semangat persaingan, maka sebagian besar rakyat kecil yang lemah seperti petani, buruh, nelayan pedagang kecil, pengrajin, dan lain-lain. Akan tertinggal dari arus kemajuan karena tidak memiliki kemampuan untuk bersaing dengan golongan lain yang lebih kuat. Guna mencapai tujuan luhur seperti yang tercantum dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu mewujudkan kemakmuran bagi Universitas Sumatera Utara seluruh rakyat Indonesia, maka tata kehidupan ekonomi harus dikembangkan atas dasar semangat kerja sama dan kekeluargaan. Golongan masyarakat lemah di desa dan di kota yang merupakan sebagian besar diajak, diikutsertakan secara aktif dan diberi kesempatan yang lebih luas untuk membangun dirinya melalui koperasi Widiyanti dan Sunindhia. Hanya saja koperasi di Indonesia kinerjanya pada umumnya masih jauh dari memuaskan. Menurut Joko 2008 menyatakan pandangan masyarakat pada umumnya, khususnya masyarakat ”modern”, terhadap koperasi tidak terlalu positif dimana koperasi dianggap lebih sebagai suatu lembaga sosial yang tujuannya untuk membantu orang miskin. Sejalan dengan ide pengembangan eksistensi koperasi, dalam kondisi globalisasiliberalisasi ekonomi dunia sekarang ini, terutama dalam upaya penyembuhan perekonomian nasional, upaya untuk mendorong dan meningkatkan kesadaran masyarakat termasuk swasta untuk memberi kesempatan bagi pembangunan koperasi adalah sangat penting. Keikutsertaan semua pelaku ekonomi tersebut diperlukan dalam upaya mencapainya sasaran pembangunan yang terutama penyembuhan ekonomi nasional. Hal tersebut didasarkan atas pemikiran bahwa pemulihan perekonomian nasional harus memasukkan keinginan untuk mengembangkan peran serta koperasi tidak hanya disandarkan pada pendanaan dari pemerintah Nasution, 2002 Hal:169. Kinerja koperasi di Sumatera Utara dalam dua tahun terakhir menunjukkan kemajuan pesat. Salah satu indikatornya terlihat dari volume usaha dan juga ditandai dengan pertambahan jumlah koperasi dengan persentase peningkatan sebesar 3,8. Jumlah koperasi yang melaksanakan Rapat Anggota Tahunan RAT, juga Universitas Sumatera Utara meningkat seiring pertumbuhan jumlah unit koperasi. Tercatat pada 2004, RAT diikuti 2.175 unit, dan pada 2006 meningkat menjadi 2.213 unit. Perbaikan kinerja juga disokong oleh pertambahan jumlah anggota sebanyak 69.526 orang, atau naik 11,1. Dan kenaikan jumlah koperasi yang aktif sebesar 6,9. Dan untuk SHU naik 0,9 dibanding SHU 2004. Badan Pengkajian Ekonomi Keuangan dan Kerjasama Internasional, 2006. Adapun jumlah koperasi yang terdapat di Sumatera Utara dapat dilihat pada Tabel 1. berikut ini. Tabel 1. Data Jumlah Koperasi di Sumatera Utara No KabupatenKota Jumlah unit 1 Nias 296 2 Mandailing Natal 298 3 Tapanuli Selatan 528 4 Tapanuli Tengah 326 5 Tapanuli Utara 354 6 Toba Samosir 348 7 Labuhan Batu 463 8 Asahan 411 9 Simalungun 433 10 Dairi 214 11 Karo 306 12 Deli Serdang 495 13 Langkat 562 14 Nias Selatan 85 15 Humbang Hasundutan 149 16 Pakpak Barat 42 17 Samosir 89 18 Serdang Bedagai 256 19 Batubara 198 20 Padang Lawas Utara X 21 Padang Lawas X Kota 22 Sibolga 146 23 Tanjung Balai 213 24 Pematang Siantar 261 25 Tebing Tinggi 193 26 Medan 1.684 27 Binjai 190 28 Padang Sidempuan 176 JumlahTotal 9.232 Sumber: BPS Sumatera Utara dalam Angka Tahun 2008 Universitas Sumatera Utara Dari tabel 1. dapat dilihat bahwa jumlah koperasi terbanyak terdapat di Kota Medan dan ada dua kabupaten yaitu Kabupaten Padang Luwas Utara dan Padang Lawas belum dapat ditentukan jumlahnya karena masih bergabung dengan kabupaten induk. Jumlah koperasi yang berada di Kabupaten Toba Samosir mengalami peningkatan sebesar 6,3, dimana pada tahun 2006 jumlah koperasi sebanyak 326 unit dan pada tahun 2007 sebanyak 348 unit. Menurut Ferdinand, di SUMUT masih banyak koperasi yang aktif dan potensial seperti KUD, KSU, KSP, dan KPN. Dan pada tahun 2006 ada tiga koperasi yang menjadi koperasi terbaikberprestasi tingkat SUMUT yaitu dari Kabupaten Asahan I, Kabupaten Toba Samosir II, dan Kabupaten Simalungun III, Provinsi Sumatera Utara, 2006. Kabupaten Toba Samosir merupakan salah satu kabupaten dimana jumlah koperasi yang ada disana mengalami peningkatan. Adapun data koperasi yang terdapat di Kabupaten Toba Samosir tahun 2008 per kecamatannya dapat dilihat pada tabel 2. berikut ini. Tabel 2. Data Jumlah Koperasi di Kabupaten Toba Samosir No Kecamatan Jumlah Koperasi Total Aktif Tidak Aktif 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Balige Tampahan Laguboti Habinsaran Borbor Nassau Silaen Sigumpar Porsea Pintu Pohan Meranti Siantar Narumonda Lumban Julu Uluan Ajibata 57 4 23 8 6 1 9 11 25 2 3 5 13 5 57 8 19 11 3 1 12 5 37 4 5 15 11 1 114 12 42 19 9 2 21 16 62 6 8 20 24 6 Sumber: Dinas Koperasi dan Perindustrian Perdagangan Tobasa, 2008. Universitas Sumatera Utara Dari tabel 2. dapat dilihat bahwa jumlah koperasi terbanyak terdapat di Kecamatan Balige dengan jumlah 57 unit koperasi dan yang paling sedikit berada di Kecamatan Nassau. Salah satu koperasi yang aktif yang terdapat di Kabupaten Toba Samosir adalah Koperasi Unit Desa KUD Saroha Aeknatolu Kecamatan Lumban Julu dimana pada tahun 2006 telah menjadi koperasi terbaik tingkat Kabupaten Toba Samosir dan koperasi percontohan pada Tahun 2005 se Kabupaten Tobasa, sehingga diharapkan dapat juga menjadi terbaik di Sumatera Pemerintahan Kabupaten Toba Samosir, 2007. KUD Saroha, yang juga mewakili 4 desa di Kecamatan lumban Julu ini dengan anggota mencapai 500 orang, sesuai prestasi yang dicapai koperasi ini sebagai soko guru ekonomi rakyat diharapkan akan mampu mendorong perekonomian masyarakat sehingga kehadiran koperasi mampu menolong masyarakat dari kesulitan ekonomi. Dan apakah kinerja dari koperasi yang baik tersebut berdampak terhadap kesejahteraan anggota koperasi, sehingga dilakukanlah penelitian ini.

1.2 Identifikasi Masalah