Menurut Hadianto 2006:37 simbol-simbol kamus data dapat dilihat pada Tabel 2.4. berikut :
Tabel 2.4 Simbol Kamus Data No
Simbol Uraian
1 =
Terdiri dari, mendefinisikan, diuraikan menjadi, artinya
2 +
Dan
3
Opsional boleh ada atau boleh tidak
4 { }
Pengulangan data
5 [ ]
Memilih salah satu dari sejumlah alternative, seleksi
6
Komentar
7
Identifikasi attribut kunci 8
Pemisah sejumlah alternative pilihan antara simbol [ ]
2.5. Perancangan Basis Data
2.5.1 Konsep Dasar Basis Data
Menurut Fathansyah 2002:2, Basis Data terdiri dari dua kata,
yaitu Basis dan Data. Basis kurang lebih dapat berarti markas atau tempat berkumpul. Sedangkan Data adalah representasi fakta dunia
nyata yang mewakili suatu objek. Basis data sendiri dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang seperti :
Click to buy NOW PD
w w
w .docu-track.
co m
Click to buy NOW PD
w w
w .docu-track.
co m
a. Himpunan kelompok data arsip yang saling berhubungan yang diorganisasikan sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan
kembali dengan cepat dan mudah. b. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara
bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan redudansi yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
c. Kumpulan filetabelarsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronis.
Adapun pengertian Basis data menurut Haryanto 2004:4 adalah kumpulan data yang saling berhubungan yang merefleksikan
fakta-fakta yang terdapat di organisasi. Penulis menarik kesimpulan
Basis data berarti tempat
berkumpulnya data-data yang saling berhubungan satu sama lain.
2.5.1.1 Diagram-EREntity Relationship Diagram ERD Diagram-ER atau Entity Relationship Diagram ERD adalah
suatu model jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan dalam sistem secara abstrak Ladjamudin, 2005:142
Tujuan dari diagram-ER adalah untuk menunjukan objek data entitas dan hubungan relasi Relationship yang ada pada
objek tersebut.
Click to buy NOW PD
w w
w .docu-track.
co m
Click to buy NOW PD
w w
w .docu-track.
co m
Diagram-ER selalu dibuat secara bertahap, ada dua kelompok pentahapan yang bisa ditempuh di dalam pembuatan
Diagram-ER, yaitu: a. Tahap Pembuatan Diagram-ER awal preliminary design
b. Tahap Optimasi Diagram-ER final design Langkah teknis yang dilakukan untuk menghasilkan
Diagram-ER awal adalah: 1 Mengidentifikasikan dan menetapkan seluruh himpunan entitas
yang akan terlibat 2 Menentukan atribut-atribut key dari masing-masing himpunan
entitas 3 Mengidentifikasikan dan menetapkan seluruh himpunan relasi
diantara himpunan entitas-himpunan entitas yang ada beserta foreign-key-nya.
4 Menentukan DerajatKardinalitas relasi untuk setiap himpunan relasi.
5 Melengkapi himpunan entitas dan himpunan relasi dengan atribut-atribut deskriptif non key
2.5.1.2 Elemen Diagram-ER Dengan mengacu kepada beberapa sumber, penulis
mengelompokan bahwa elemen utama dari Entity Relationship Diagram ERD adalah:
Click to buy NOW PD
w w
w .docu-track.
co m
Click to buy NOW PD
w w
w .docu-track.
co m
a. Entity Entitas Entity gambar 2.5 adalah segala sesuatu yang ada di
dalam sistem, nyata maupun abstrak dimana data tersimpan atau dimana terdapat data.
Gambar 2.5 EntityEntitas Entitas diberi nama dengan kata benda dan dapat
dikelompokan dalam empat jenis nama yaitu: orang, benda, lokasi dan kejadian terdapat unsur waktu.
b. Relationship Penghubung Relationship gambar 2.6 adalah hubungan alamiah yang
terjadi antara entitas.
Gambar 2.6 Relationship Pada umumnya penghubung diberi nama dengan kata kerja
dasar, sehingga memudahkan untuk melakukan pembacaan relasinya.
c. Relationship Degree Derajat Penghubung Relationship Degree
adalah jumlah entitas yang berpartisipasi dalam satu relationship. Derajat Relationship yang
sering dipakai di dalam Diagram-ER:
Click to buy NOW PD
w w
w .docu-track.
co m
Click to buy NOW PD
w w
w .docu-track.
co m
1 Unary Relationship Unary Relationship
gambar 2.7 adalah model relationship yang terjadi diantara entity yang berasal dari entity
set yang sama.
Gambar 2.7 Unary Relationship 2 Binary Relationship
Binary Relationship Gambar 2.8 adalah model
relationship antara instansi-instansi dari suatu tipe entity dua entity yang berasal dari entity yang sama.
Gambar 2.8 Binary Relationship
3 Ternary Relationship Ternary Relationship
gambar 2.9 merupakan relationship antara instansi-instansi dari tiga tipe entity secara
sepihak.
Gambar 2.9 Ternary Relationship
Click to buy NOW PD
w w
w .docu-track.
co m
Click to buy NOW PD
w w
w .docu-track.
co m
4 N-ary Relationship N-ary Relationship adalah suatu Relationship yang
menghubungkan banyak entity.
d. Attribut Secara umum attribute gambar 2.10 adalah sifat atau
karakteristik dari tiap entitas yang menyediakan penjelasan detail tentang entitas tersebut.
Gambar 2.10 Attribut e. Cardinality Kardinalitas
Cardinality Relationship menunjukkan jumlah maksimum entitas yang berinteraksi dengan entitas pada himpunan lain.
Terdapat tiga macam kardinalitas relasi, yaitu : 1.
One to One Relationship Tingkat hubungan satu ke satu, dinyatakan dengan
satu kejadian pada entitas pertama, hanya mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang kedua
dan sebaliknya. 2. One to Many atau Many to One Relationship
Tingkat hubungan satu ke banyak adalah sama dengan banyak ke satu. Tergantung dari arah mana
hubungan tersebut dilihat. Untuk satu kejadian pada
Click to buy NOW PD
w w
w .docu-track.
co m
Click to buy NOW PD
w w
w .docu-track.
co m
entitas yang pertama dapat mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada entitas yang kedua, sebaliknya satu
kejadian pada entitas yang kedua hanya dapat mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang
pertama. 3.
Many to Many Relationship Tingkat hubungan banyak ke banyak, terjadi jika
tiap kejadian pada sebuah entitas akan mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada entitas lainnya. Baik
dilihat dari sisi entitas yang pertama, maupun dilihat dari sisi entitas yang kedua.
2.5.2 Normalisasi
2.5.2.1 Pengertian Normalisasi Menurut Haryanto
2004:69, Normalisasi adalah pemrosesan relasi-relasi menjadi bentuk normal lebih tinggi.
Sedangkan menurut Ladjamudin 2005:169 Normalisasi adalah proses pengelompokan data kedalam bentuk tabel atau relasi
atau file untuk menyatakan entitas dan hubungan mereka sehingga terwujud satu bentuk database yang mudah untuk
dimodifikasi.
Click to buy NOW PD
w w
w .docu-track.
co m
Click to buy NOW PD
w w
w .docu-track.
co m
2.5.2.2 Langkah-Langkah Pembentukan Normalisasi Menurut Haryanto 2004:70 Untuk mempermudah
dalam proses normalisasi maka dapat ditentukan langkah- langkah pembentukan normalisasi seperti gambar 2.11 berikut
ini :
2.5.2.3 Bentuk Tidak Normal Unnormalized Form Bentuk ini merupakan kumpulan data yang direkam apa
adanya, tidak mengikuti format tertentu, data yang dikumpulkan dapat saja tidak lengkap atau terduplikasi.
Menghilangkan atribut bernilai jamak
Menghilangkan ketergantungan parsial
Menghilangkan ketergantungan transitif
Menghilangkan anomali tersisa disebabkan
kebergantungan fungsional Menghilangkan
ketergantungan nilai jamak Menghilangkan anomali
tersisa
Tabel dengan atribut bernilai jamak
Tabel bentuk normal pertama
Tabel bentuk normal kedua
Tabel bentuk normal ketiga
Tabel bentuk normal Boy-Codd
Tabel bentuk normal keempat
Tabel bentuk normal kelima
Gambar 2.11 Langkah-langkah Normalisasi
Click to buy NOW PD
w w
w .docu-track.
co m
Click to buy NOW PD
w w
w .docu-track.
co m
2.5.2.4 Bentuk Normal ke Satu First Normal Form1
st
NF Pada tahap ini dilakukan penghilangan beberapa grup
elemen yang berulang agar menjadi satu harga tunggal yang berinteraksi diantara setiap baris pada satu tabel, dan setiap
atribut harus mempunyai nilai data yang atomik. Menurut Ladjamudin 2005:178 Syarat atau ketentuan
normal ke satu 1st-NF a. Setiap data dibentuk dalam flat file, data dibentuk dalam satu record
demi satu record nilai dari field berupa “atomic value”. b. Tidak ada set atribut yang berulang atau bernilai ganda.
c. Telah ditentukannya primary key untuk tabelrelasi tersebut. d. Tiap atribut hanya memiliki satu pengertian.
2.5.2.5 Bentuk Normal ke Dua Second Normal Form2
nd
NF Bentuk normal kedua didasari atas konsep full function
dependency ketergantungan fungsional sepenuhnya. Pada tahap ini memungkinkan suatu relasi memiliki composite key, yaitu relasi dengan
primary key yang terdiri dari dua atau lebih atribut. Menurut Haryanto 2004:88 ketentuan bentuk normal
kedua 2
nd
NF adalah : a.
Harus telah berbentuk normal pertama 1NF; dan. b.
Semua atribut bukan utama harus bergantung fungsional penuh pada kunci relasi.
Click to buy NOW PD
w w
w .docu-track.
co m
Click to buy NOW PD
w w
w .docu-track.
co m
2.5.2.6 Bentuk Normal ke Tiga Third Normal Form3
rd
NF Pada tahap ini dilakukan penentuan relasi antar tabel,
sehingga akan ditentukan adanya field kunci sekunder pada tabel-tabel tersebut.
Menurut Haryanto 2004:88 ketentuan bentuk normal ketiga adalah:
a. Harus telah berbentuk normal kedua 2NF; dan
b. Relasi tidak boleh memuat kebergantungan fungsional
diantara atribut-atribut bukan utama.
2.5.2.7 Bentuk Normal Boyce-Codd BCNF–Boyce Codd Normal Form
BCNF didasari pada beberapa ketergantungan fungsional dalam suatu relasi yang melibatkan seluruh kandidat key di
dalam relasi tersebut. Menurut Haryanto 2004:88 ketentuan BCNF adalah:
a. Masing-masing atribut utama bergantung fungsional
penuh pada masing-masing kunci dimana kunci tersebut bukan bagiannya.
b. Relasi adalah BCNF yaitu optimal jika setiap determinan
atribut-atribut relasi adalah kunci relasi.
Click to buy NOW PD
w w
w .docu-track.
co m
Click to buy NOW PD
w w
w .docu-track.
co m
2.5.2.8 Bentuk Normal ke Empat Fourth Normal Form4
th
NF Relasi dalam 4NF jika untuk suatu kebergantungan
banyak nilai, tidak terdapat atribut lain. Untuk menghilangkan kebergantungan banyak nilai dari satu relasi, kita membagi
relasi menjadi dua relasi baru. Masing-masing relasi berisi dua atribut yang mempunyai hubungan banyak nilai.
2.5.2.9 Bentuk Normal ke Lima Five Normal Form5NF Bentuk normal 5NF berurusan dengan property yang
disebut join tanpa adanya kehilangan informasi lossless join. Bentuk normal 5NF juga disebut PJNF projection-join normal
form. Namun kasus ini jarang muncul dan sulit dideteksi secara praktis.
2.6. Perancangan