16
Imam Ibnu Hajar Al- Asqolani memberikan definisi: “Mahrom adalah
seseorang yang tidak boleh dinikahi selamanya ”.
18
Imam Ibnu Qudamah Rahimahullah memberikan definisi : “Mahram
adalah semua orang yang haram untuk dinikahi selama-lamanya karena sebab nasab, persusuan dan pernikahan.
”
19
Sedangkan mahram dimasyarakat lebih dikenal dengan istilah khusus yaitu: haram dinikahi karena masih termasuk keluarga dan dalam mazhab
Syafi‟i dengan tambahan tidak membatalkan wudhu bila disentuh.
B. Dasar Hukum Batasan Mahram.
Karena ikhtilat bercampurnya laki-laki dan perempuan dalam satu tempat ini sudah menjadi suatu hal yang biasa terjadi di lingkungan kita terutama
di Negara kita yang tidak menggunakan hokum islam secara kaffah. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi karena ikhtilat tersebut, sebagai
seorang muslim kita harus mengetahui dasar hokum batasan-batasan mahram yang telah Allah tentukan, baik itu yang berasal dari Al-Quran maupun As-
Sunnah. Berikut ini beberapa dasar hokum tentang batasan mahram : 1.
Firman Allah „Azza Wa Jalla dalam surah Al Isra‟ ayat 32:
:ءارساا ةروسلا
18
Ibnu Hajar Al Asqolani, Fathul bari, t.t., :Al Makhtabah Salafiyah, t.th., juz 9, h. 332.
19
Imam Ibnu Qudamah Rahimahullah, Al Mughni, Riyadh : Darul Alamul Khutub, t.th., juz 9, h. 493.
17
Artinya: “Dan janganlah kalian mendekati zina.” QS. Al-Isra‟: 32
Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata tentang ayat ini: “Allah
subhanahu wata‟ala berfirman dalam rangka melarang hamba-hamba-Nya dari perbuatan zina dan larangan mendekatinya, yaitu larangan mendekati
sebab-sebab dan pendorong-pendorongnya. ”
20
Asy-Syaikh As- Sa‟di rahimahullah menjelaskan tentang ayat ini di
dalam tafsirnya, “Larangan mendekati zina lebih mengena ketimbang larangan melakukan perbuatan zina, karena larangan mendekati zina
mencakup larangan terhadap semua perkara yang dapat mengantarkan kepada perbuatan tersebut. Barangsiapa yang mendekati daerah larangan, ia
dikhawatirkan akan terjerumus kepadanya, terlebih lagi dalam masalah zina yang kebanyakan hawa nafsu sangat kuat dorongannya untuk melakukan
zina .”
21
2. Firman Allah SWT dalam Surat An-Nisa‟ ayat 23.
20
Lihat Tafsir Ibnu Katsir, 555
21
Lihat Taisir Al-Karim Ar-Rahman, hal.457
18
:ء سنلأ ةروسلا
Artinya : “Diharamkan atas kalian menikahi ibu-ibu kalian, anak-anak
perempuan kalian, saudara-saudara perempuan kalian, saudara- saudara perempuan bapak kalian, saudara-sudara perempuan ibu
kalian, anak perempuan dari saudara laki-laki kalian, anak perempuan dari saudara perempuan kalian, ibu-ibu kalian yang
menyusui kalian, saudara perempuan sepersusuan, ibu-ibu isteri kalian
mertua, anak-anak
isteri kalian
yang dalam
pemeliharaan-mu dari isteri yang telah kalian campuri, tetapi jika kalian belum campur dengan isteri kalian itu dan sudah kalian
ceraikan, maka tidak berdosa kalian menikahinya. Dan diharamkan bagi kalian issteri-isteri anak kandung kalian
menantu, dan menghimpun dalam perkawinan dua perempuan bersaudara,
kecuali yang
terjadi pada
masa lampau.
Sesungguhnya allah
maha pengampun
lagi maha
penyayang.”An-Nisa‟ ayat 23. Surat An-Nisa ayat 23 menjelaskan wanita-wanita yang haram
dinikahi baik karena nasab, karena sepersusuan, karena mushaharah pernikahan, maupun karena jam menggabung dua pereempuan bersaudara.
Demikian juga menjelaskan tentang wanita-wanita yang halal dinikahi. Yang diharamkan karena nasab adalah ibu, puteri, saudari, saudari
bapak bibi, saudari ibu bibi dari pihak ibu, puteri dari saudara kita yang laki-laki dan puteri dari saudara kita yang perempuan. Lihat juga penjelasan
masing-masingnya nanti. Selain yang disebutkan itu halal dinikahi uhilla