30
laki-laki ditusuk dengan jarum besi, itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.
”
36
5. Allah telah memerintahkan beberapa adab yang agung kepada para istri
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan segenap wanita muslimah yang masuk di dalamnya.
Allah berfirman di dalam al-Quran surat Al-Ahzab ayat 32 :
: ازحاا ةروسلا
Artinya: “Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga
berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik.”QS. Al-Ahzab: 32
Imam ibnu katsir lebih lanjut menafsirkan ayat ini bahwa tidak diperbolehkan bagi wanita berbincang dengan ajanib lawan jenis seperti
berbincang dengan suami atau mahram nya
37
. Begitu juga, Imam Qurthubi dalam ayat ini beliau menafsirkan bahwa disunnahkan bagi wanita untuk merendahkan
suaranya ketika berbincang dengan lawan jenis yang bukan mahram
38
36
Al Hafidz Ahmad Athobary , Mu‟jam Alkabir, t.t., Maktabah Ibnytaimiyah,1991,cet.1
, juz 20, h. 211-212.
37
Al Imam Hafiz Abi Fida‟I Ismail bin Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, t.t., Darrul Kutub Ilmiah, t.th., juz 6, h.362.
38
Imam Qurthubi, Jami‟ ahkam Qur‟an Tafsir Qurthubi, t.t., darrul kutub mishriyah,
1964, cet. 2, jilid 5, juz 14.
31
BAB III PROFIL FORUM MUSYAWARAH PONDOK PESANTREN PUTRI FMP3,
DAN BATSUL MASA’IL
A. Profil Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri FMP3
FMP3 adalah sebuah acara pengkajian yang dilakukan oleh pondok pesantren putri se-Jawatimur dan Madura. FMP3 itu sendiri adalah Forum
aspirasi Pondok pesantren Putri untuk membahas permasalahan-permasalahan yang ada dimasyarakat, nantinya akan dibahas pada forum tersebut. Akan
menghadirkan tutor-tutor dari kalangan dunia pesantren yang sudah mumpuni dibidangnya masing-masing.
FMP3 diadakan pertama kali di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiat al-Quraniyyah HMQ Lirboyo - Kediri - Jatim. Acara ini biasa dilakukan di tiap-
tiap pondok pesantren yang telah di pilih menjadi penyelengara acara. Pada acara tersebut, biasanya panitia FMP3 se-Jawa dan Madura mengundang ratusan
pondok pesantren salaf putri, tetapi yang tercatat sebagai peserta yang hadir ada sekitar lima puluhan pondok pesantren.
Dalam acara tersebut, seluruh perwakilan pesantren melaksanakan diksusi yang dikemas dalam bingkai Bahtsul Masail. Bahtsul Masail yang dilaksanakan
santri putri merupakan suatu pergerakan progresif yang baik di lingkungan pesantren, mengingat pesantren selama ini terlihat sebagai sub kultur yang
mengesampingkan suara perempuan dalam mengambil keputusanhukum baik