Profil Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri FMP3

33 FMP3 Forum Musyawarah Pondok Pesantren putri se-jawa timur. Berikut susunan kepengurusan. - PELINDUNG : 1. KH. Ahmad Idris Marzuqi P3TQ. Lirboyo Kota Kediri 2. KH. M.Anwar Manshur P3HM. Lirboyo Kota Kediri 3. KH. M.Abdul Aziz Manshur PP. Tarbiyatunnasyiaat Paculgowang Jombang 4. KH. Abdulloh Kafabihi Mahrus P3HMQ. Lirboyo Kota Kediri 5. KH. Nurul Huda PP. Al Falah Ploso Kediri 6. KH. Zainuddin Jazuli PP. Al Falah Ploso Kediri 7. KH. Anwar Iskandar PP. As Sa‟idiyah Jamsaren Kediri 8. KH. Muhammad Subadar PP. Roudlotul „Ulum Besuk Pasuruan 9. KH. Miftahul Akhyar PP. Miftahussunnah Surabaya 10. KH. Masrukhin PP. Hidayatut Thullab Kamulan Trenggalek 11. KH. Masbukhin Faqih PP. Mambaussholihin Suci Manyar Gresik 12. KH. Sadid Jauhari PP. As Sunniyyah Kencong Jember 13. KH. Imam Yahya Malik PP. Al Ma‟ruf Bandar Lor Kota Kediri 14. KH. Masyhudi PP. Hidayatut Thullab Kamulan Trenggalek 15. KH. Mujib Imron PP. Al Yasini Areng-areng Sambisirah Pasuruan 16. Ibu Hj. Badriyah Jazuli PP. Al Badriyah Ploso Mojo Kediri 17. Ibu Hj. Qoni‟atuz Zahro Sa‟id PP. As Sa‟idiyah Jamsaren Kediri 18. Ibu Hj. Lilik Nur Kholidiah PP. Al Badriyah Al Hikmah Purwoasri 19. Ibu Hj. Roikhanah Faqih PP. Darussalam Sumbersari Pare Kediri. 34 20. Ibu Hj. Azzah Nuur Laila P3HMQ. Lirboyo Kota Kediri - PENASEHAT : 1. KH. Atho‟illah Sholahuddin PP. Lirboyo Kota Kediri 2. KH. Asyrofi Abi Yusa PP. Darussalam Sumbersari Pare Kediri. 3. KH. Dliyauddin PP. Manba‟ul Hikmah Mantenan Blitar 4. KH. Muhibbul Aman Ali P P. Roudlotul „Ulum Besuk Kejayan Pasuruan 5. KH. Ibnu Shodiq PP. Hidayatul Mubtadi-in Ngunut Tulungagung 6. KH. Bahrul Huda PP. An Nur Gondanglegi Malang 7. Agus H. Reza Ahmad Zahid PP. Al Mahrusiyah Lirboyo Kota Kediri 8. Agus Anang Darunnaja PP. As Sa‟idiyah Jamsaren Kediri 9. Agus Fauzi Hamzah PP. Miftahul „Ulum Pare Kediri 10. Agus H. Abdul Mu‟id Shohib PP. Mambaul Ma‟arif Denanyar Jombang 11. Agus H. Ibrahim Abdul Hafidz PP. Hidayatus Sholihin Turus Kediri 12. Agus H. Dahlan Ridlwan PP. Roudlotul Huffazh Kodran Mojo Kediri 13. Agus H. Huda PP. Suci Manyar Gresik 14. Agus Jamil PP. Wali Songo Cukir - DEWAN HARIAN: Ketua Umum : HM. Adibussholeh P3HM. Lirboyo Kota Kediri Ketua Satu : Ma‟adzallah P3.Darussalam Sumbersari Kediri Ketua Dua : M. Fadloli P3HM. Lirboyo Kota Kediri Ketua Tiga : H. Muhammad P3HMQ. Lirboyo Kota Kediri Ketua Empat : Muzammalah P3HM. Lirboyo Kota Kediri 35 Sekretaris Umum : Yusuf Nur P3HM. Lirboyo Kota Kediri Sekretaris Satu : Teten Rustendi P3HM. Lirboyo Kota Kediri Sekretaris Dua : Qurrotu Ayunin P3HMQ. Lirboyo Kota Kediri Sekretaris Tiga : Tri Fina F. P3TQ. Lirboyo Kota Kediri Berndahara : M. Najib Yasin P3HM. Lirboyo Kota Kediri Wakil bendahara : Ria Mustika Sari PP. Al Mahrusiyyah Lirboyo Kota Kediri 40

B. Metode Istinbat Hukum Bahtsul Masa’il

1. Bahtsul Masail Bahtsul Masa ‟il secara harfiah berarti pembahasan berbagai masalah yang berfungsi sebagai forum resmi untuk membicarakan Al- Masa‟ilud Diniyah masalah-masalah keagamaan terutama berkaitan dengan al- Masa‟ilul Fiqhiyah masalah-masalah fiqh. Dari perspektif ini Al-Masa‟ilul Fiqhiyah termasuk masalah-masalah yang khilafiah kontroversial karena jawabannya bisa berbeda pendapat. Nahdlatul Ulama dalam setiap mengambil keputusannya senantiasa didasarkan pada permusyawaratan para ulama, termasuk di dalamnya keputusan hukum Islam yang diambil oleh Nahdlatul Ulama terlebih dahulu digodok dalam forum bahtsul masa ‟il pembahasan berbagai permasalahan hukum. Sedangkan untuk melaksanakan bahtsul masa ‟il tersebut, diperlukan 40 fmp3.jamoergmail.com. Dikirim 28112013 Forum jawa timur. 36 tata cara pelaksanaannya sebagaimana diatur dalam system pengambilan hukum Islam. Dalam struktur organisasi NU, bahtsul m asa‟il dilaksanakan oleh lembaga yang disebut Lembaga Bahtsul Masail LBM. Sesuai dengan namanya, bahtsul masa ‟il, yang berarti pengkajian terhadap masalah-masalah agama, LBM berfungsi sebagai forum pengkajian hukum yang membahas berbagai masalah keagamaan. Tugas LBM adalah menghimpun, membahas dan memecahkan masalah-masalah yang menuntut kepastian hukum. Oleh karena itu lembaga ini merupakan bagian terpenting dalam organisasi NU, sebagai forum diskusi alim ulama dalam menetapkan hukum suatu masalah yang keputusannya merupakan fatwa dan berfungsi sebagai bimbingan warga NU dalam mengamalkan agama sesuai dengan paham Ahlussunah Waljamaahmenurut salah satu madzhab empat dan mewujudkan tatanan masyarakat yang demokratis dan berkeadilan demi kesejahteraan umat. K.H. Syansuri Badawi, salah seorang kiai NU, mengatakan bahwa ijtihad yang dilakukan para ulama NU dalam Bahtsul Masail adalah bentuk qiyas. Tetapi ijtihad yang seperti itu dilakukan sejauh tidak ada qaul pendapat para ulama yang dapat menjelaskan masalah itu. Qiyas dilakukan sejauh tidak bertentangan dengan Al Qur‟an dan Al Hadis. Hal ini sesuai dengan pendapat Imam Syafi‟i bahwa ijtihad itu qiyas. 37 Ketika menghadapi masalah serius kekinian yang dimasa lalu peristiwa itu belum pernah terjadi, LBM selalu meminta penjelasan terlebih dahulu kepada ahlinya. Setelah kasusnya jelas, barulah dikaji lewat kitab kuning. 41 Walaupun LBM merupakan sumbangan yang tak ternilai harganya bagi NU, Namun masih ada kelemahan yang perlu diperhatikan: a. Kelemahan yang bersifat teknis kaifiyatul bathsi, yakni belum ada ketegasan yang bersifat jama‟i mengenai pola bermahzhab antara manhaj dan qauli. b. Kelemahan organisatoris, yakni belum terkondisikanya dan belum bakunya hirarhi martabat keputusan bahtsul masa‟il yang diselenggarakan diberbagai tingkatan, mulai dari tingkat muktamar sampai tingkat ranting serta dipesantren-pesantren. c. Kelemahan komitmen dan kesadaran untuk mensosialisasikan dan melakukannya secara baik hasil putusan bahtsul masail. 42 Masail Diniyah yaitu permasalahan yang sedang berkembang untuk dicarikan solusi dari sisi agama. NU mempunyai tiga Komisi Masail Diniyah: a. Masail Diniyah Waqi‟iyah, yakni permasalahan kekinian yang menyangkut hukum suatu peristiwa. Misal bagaimana hukum orang Islam meresmikan gereja? 41 Soeleiman Fadeli dan Moh. Subhan, Antologi NU, Khalista: Surabaya,2008, h. 35-36 42 Busyairi Harits, Islam NU: Pengawal Trasisi Sunni Indonesia, Khalista: Surabaya, 2010, h. 57-58.