D. Produk BMT
1. Produk Penghimpunan Dana
a. Mudharabah
Mudharabah  berdasarkan  ahli  fiqih  merupakan  suatu  perjanjian dimana  seseorang  memberikan  hartanya  kepada  orang  lain  berdasarkan
prinsip  dagang  dimana  keuntungan  yang  diperoleh  akan  dibagi berdasarkan proporsi yang telah disetujui, seperti ½ dari keuntungan atau
¼ dan sebagainya.
23
Mudharabah adalah penyerahan harta dari  shahib al-mal pemilik modaldana  kepada  mudharib  pengelola  dana  sebagai  modal  usaha,
sedangkan  keuntungannya  dibagi  sesuai  dengan  nisbah  perbandingan laba rugi yang disepakati jika terjadi kerugian, maka ditutupi dengan laba
yang diperoleh.
24
23
Muhammad Muslehuddin, Sistem Perbankan Dalam Islam, cet.III, Jakarta: Rineka Cipta, 2004, h.65.
24
Dumairi Nor, dkk, Ekonomi Syariah Versi Salaf, cet.II, Pasuruan: Sidogiri, 2008 h, 70
Prinsip mudharabah digambarkan sebagai berikut:
Dilihat  dari  segi  kuasa  yang  diberikan  kepada  pengusaha,  mudharabah terbagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut:
25
a Mudharabah Mutlaqah investasi tidak terikat yaitu pihak pengusaha
diberi kuasa penuh untuk menjalankan proyek tanpa larangangangguan apapun  urusan  yang  berkaitan  dengan  proyek  itu  dan  tidak  terikat
dengan waktu, tempat, jenis, perusahaan, dan pelanggan. b
Mudharabah  Muqayyadah  investasi  terikat  yaitu  pemilik  dana shahibul  mal  membatasimemberi  syarat  kepada  mudharib  dalam
pengelolaan  dana,  seperti  misalnya  hanya  untuk  melakukan mudharabah bidang tertentu, cara, waktu, dan tempat tertentu saja.
25
Wiroso,  Penghimpunan  Dana  dan  Distribusi  Hasil  Usaha  Bank  Syariah,  Jakarta:  PT Grasindo, 2005, h.35-36.
Pengelola Dana Dana Mudharabah
Bagi Hasil Usaha Pemilik Dana
Gambar 1.2 Skema Mudharabah
Rukun  dari  akad  mudharabah  yang  harus  dipenuhi  dalam  transaksi  ada beberapa, yaitu:
a Pelaku akad, yaitu shahibul mal pemodal adalah pihak yang memiliki
modal  tetapi  tidak  bisa  berbisnis,  dan  mudharib  pengelola  adalah pihak yang pandai berbisnis tetapi tidak memiliki modal.
b Objek  akad,  yaitu  modal  mal,  kerja  dhorabah,  dan  keuntungan
ribh c
Shigah,  yaitu  ijab  dan  qabul
26
.  Ijab  adalah  pernyataan  pihak  pertama mengenai  isi  perikatan  yang  diinginginkan,  sedangkan  qabul  adalah
pernyataan pihak kedua untuk menerimanya.
27
b. Wadiah
28
Wadiah  merupakan  sebagai  titipan  murni  dari  satu  pihak  kepihak lain,  baik  individu  maupun  badan  hukum  yang  harus  dijaga  dan
dikembalikan kapan saja penyimpan menghendaki. Atau dengan kata lain sebagai  transaksi  penitipan  baranguang  dengan  pihak  yang  diberi
kepercayaan dengan tujuan untuk menjaga kemaslahatan, keamanan, serta keutuhan baranguang.
26
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007, h.62.
27
Azharuddin Lathif, Fiqh Muamalat, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005, h.60.
28
Veithzal Rifai,dkk, Bank and Financial Institution Management, h.791.
Rukun akad wadiah adalah sebagai berikut:
29
a Pihak yang berakad, yakni orang yang menitipkan Muwaddi’
b Orang yang dititipkan barang Wadii’
c Objek barang yang diakadkan
d Shighot, yakni serah Ijab dan terima qobul
2. Produk Penyaluran Dana
a. Mudharabah
Mudharabah adalah penyerahan harta dari  shahib al-mal pemilik modaldana  kepada  mudharib  pengelola  dana  sebagai  modal  usaha,
sedangkan  keuntungannya  dibagi  sesuai  dengan  nisbah  perbandingan laba rugi yang disepakati jika terjadi kerugian, maka ditutupi dengan laba
yang diperoleh.
30
29
Adrian Sutedi, Perbankan Syariah, Bogor: Ghalia Indonesia, 2009, h.92.
30
Dumairi Nor, dkk, Ekonomi Syariah Versi Salaf, cet.II, h.70.
Mudharabah terbagi menjadi dua yaitu:
31
a Mudharabah Mutlaqah
Mudharabah  Mutlaqah  merupakan  tidak  ada  pembatasan  dalam menggunakan dana yang dihimpun.
b Mudharabah Muqayaddah
Mudharabah  Muqayaddah  dimana  jenis  Mudharabah  ini merupakan simpanan khusus restricted investment dimana pemilik dana
dapat syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh pengelola. b.
Musyarakah
32
Musyarakah adalah keinginan dari para pihak yang bekerjasama untuk meningkatkan  nilai  aset  yang  mereka  miliki  secara  bersama-sama.  Semua
bentuk  usaha  yang  melibatkan  dua  pihak  atau  lebih  dimana  mereka  secara bersama-sama  memadukan  seluruh  bentuk  sumber  daya  baik  yang  berwujud
maupun tidak berwujud.
31
_________, Perbankan Syariah, Jakarta: Bank Indonesia, 2007, h.52-54.
32
Adiwarman  A.  Karim,  Bank  Islam  Analisis  Fiqih  dan  Keuangan,  Jakarta:  PT  Raja Grafindo Persada, 2008, h.102.
Rukun dari akad musyarakah yang harus dipenuhi dalam transaksi ada
beberapa, yaitu:
33
a. Pelaku akad, yaitu para mitra usaha
b. Objek akad, yaitu modal mal. Kerja dharabah, dan keuntungan
ribh, dan c.
Shigah, yaitu Ijab dan Qabul
c. Jual Beli Ba’i
34
Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan kepemilikan  barang  atau  benda  transfer  of  property.  Tingkat  keuntungan
bank  ditentukan  didepan  dan  menjadi  bagian  harga  atas  barang  yang  dijual. Transaksi  jual  beli  dapat  dibedakan  berdasarkan  bentuk  pembayarannya  dan
waktu penyerahannya, yakni sebagai berikut:
33
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, h.52.
34
Adiwarman A karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, h.98.
Gambar 1.3 Skema Musyarakah
Nasabah Pemilik Dana dan
Pelaksana Usaha Bagi
Hasil Usaha
Usaha Bersama Dana
Musyarakah Bagi Hasil Usaha
Pemilik Dana
a Murabahah
Pembiayaan  murabahah,  yaitu  pembiayaan  berupa  talangan  dana yang dibutuhkan nasabah untuk  membeli suatu barang dengan kewajiban
mengembalikan  talangan  dana  tersebut  seluruhnya  ditambah  margin keuntungan  bank  pada  waktu  jatuh  tempo.  Bank  memperoleh  margin
keuntungan  berupa  selisih  harga  beli  dari  pemasok  dengan  harga  jual kepada nasabah.
35
35
Wirdyaningsih,  Bank  dan  Asuransi  Islam  di  Indonesia,  cet.III,  Jakarta:  Kencana,  2007 h.106.
PENJUAL SUPLIER
Gambar 1.4 Skema
Bai’ Murabahah
1.Negosiasi Persyaratan
2. Akad Jual Beli 6. Bayar
3. Beli Barang 5. Terima Barang dan
Dokumen 4. Kirim
BMT NASABAH
Rukun  dari  akad  murabahah  yang  harus  dipenuhi  dalam transaksi ada beberapa, yaitu:
36
1 Pelaku  akad,  yaitu  ba’i  penjual  adalah  pihak  yang  memiliki
barang  untuk  dijual,  dan  musytari  pembeli  adalah  pihak  yang memerlukan dan akan membeli barang
2 Objek  akad,  yaitu  mabi’  barang  dagangan  dan  tsaman  harga,
dan 3
Shigah, yaitu Ijab dan Qabul.
b Salam
Salam  adalah  transaksi  jual  beli  dimana  barang  yang  diperjual belikan belum ada. Oleh karena itu, diserahkan secara tangguh sementara
pembayaran  dilakukan  tunai.  Bank  bertindak  sebagai  pembeli,  sementara nasabah sebagai penjual.
37
36
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, h.82.
37
Adiwarman A Karim, Analisis Fiqih dan Keuangan, h.98-100.
Rukun  dari  salam  yang  harus  dipenuhi  dalam  transaksi  ada beberapa, yaitu:
38
1 Pelaku  akad,  yaitu  muslam  pembeli  adalah  pihak  yang
membutuhkan  dan  memesan  barang,  dan  muslam  ilaih  penjual adalah pihak yang memasok atau memproduksi barang pesanan
2 Objek akad, yaitu barang atau hasil produksi muslam fiih dengan
spesifikasinya dan harga tsaman 3
Shigah, yaitu Ijab dan Qabul.
38
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, h.91. PRODUSEN
PENJUAL
BMT NASABAH
2. Pemesanan Barang Nasabah  Bayar
Tunai 3. Kirim Dokumen
5. Bayar 1.Negosiasi  Pesanan  dengan
Kriteria 4. Kirim Pesanan
Gambar 1.5 Skema
Bai’ As Salam
c Istishna’
39
Istishna’ merupakan kontrak penjualan antara pembeli dan pembut barang.  Dalam  kontrak  ini,  pembuat  barang  menerima  pesanan  dari
pembeli. Pembuat barang lalu berusaha melalui orang lain untuk membuat atu  membeli  barang  menurut  spesifikasi  yang  telah  disepakati  dan
menjualnya  kepada  pembeli  akhir.  Kedua  belah  pihak  bersepakat  atas harga  serta  sistem  pembayaran  :  apakah  pembayaran  dilakukan  dimuka,
melalui  cicilan,  atau  ditangguhkan  sampai  suatu  batas  waktu  pada  masa yang akan datang.
40
39
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik,  Jakarta: Gema Insani Press, 2001, h.113.
BMT
REKANAN NASABAHNASABAH NASABAH
2b. Bayar Tunaicicilan
2a. Jual Barang 1b. Beli Barang Pesanan
1a. Bayar di Muka
Gambar 1.6 Skema
Istishna’
Rukun dari akad istishna’ yang harus dipenuhi dalam transaksi
ada beberapa hal yaitu:
41
1 Pelaku  akad,  yaitu  mustashni’  pembeli  adalah  pihak  yang
membutuhkan  dan  memesan  barang,  dan shani’  penjual  adalah
pihak yang memproduksi barang pesanan. 2
Objek  akad,  yaitu  barang  atau  jasa  mashnu’  dengan spesifikasinya dan harga tsaman, dan
3 Shigah, yaitu Ijab dan Qabul.
d Sewa Ijarah
42
Leasing sewa beli atau ijarah juga sering dipraktekan oleh bank Islam.  Secara  harfiah,  ijarah
berarti  “menyewakan  sesuatu”,  dan  secara teknis  menyangkut  penggunaan  property  milik  orang  lain  dengan
memberikan  ongkos  sewa.  Ijarah  hanya  memindahkan  manfaat,  bukan kepemilikan  atas  sesuatu.  Maksudnya,  sesuatu  yang  disewakan  tetap
menjadi  milik  yang  menyewakan  dan  si  penyewa  hanya  berhak  atas manfaatnya.
41
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, h.97.
42
Mervyn K. Lewis dan Latifa M. Algoud, Islamic Banking, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2007, h.80.
Rukun  dari  akad  ijarah  yang  harus  dipenuhi  dalam  transaksi ada beberapa, yaitu:
43
1 Pelaku  akad,  yaitu  musta’jir  penyewa  adalah  pihak  yang
menyewa  aset,  dan mu’jirmuajir  pemilik  adalah  pihak  pemilik
yang menyewa aset 2
Objek akad, yaitu ma’jur aset yang disewakan, dan ujrah harga sewa
3 Shigah, yaitu Ijab dan Qabul.
e Qardh
44
Perjanjian  qardh  adalah  perjanjian  pinjaman.  Dalam  perjanjian qardh,  pemberi  pinjaman  kreditor  memberikan  pinjaman  kepada  pihak
lain dengan ketentuan penerima pinjaman akan mengembalikan pinjaman tersebut  pada  waktu  yang  telah  diperjanjikan  dengan  jumlah  yang  sama
ketika pinjaman itu diberikan.
43
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, h.101
44
Sutan  Remy  Sjahdeini,  Perbankan  Islam  dan  Kedudukannya  dalam  Tata  Hukum Perbankan Indonesia, cet.III, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 2007, h.75.
Gambar 1.7 Skema Ijarah
Bayar Cicilan Menyewakan Jasa
BMT NASABAH
Qardhul  hasan  merupakan  perjanjian  qardh  untuk  tujuan  sosial. Adalah tidak mustahil bagi suatu bank syariah yang terpanggil bagi untuk
memberikan  pinjaman-pinjaman  kepada  mereka  yang  tergolong  lemah ekonominya untuk memberikan fasilitas qardhul hasan.
45
Rukun qardh ada 3, yaitu:
46
1 Pelaku, terdiri atas pemberi dan penerima pinjaman
2 Objek Akad, berupa uang yang dipinjamkan
3 Ijab qabulSerah Terima
45
Sutan  Remy  Sjahdeini,  Perbankan  Islam  dan  Kedudukannya  dalam  Tata  Hukum Perbankan Indonesia, cet.III, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 2007, h.75.
46
Sri  Nurhayati  dan  Wasilah,  Akuntansi  Syariah  di  Indonesia,  Jakarta:  Salemba  Empat, 2008, h.240.
35
BAB III GAMBARAN UMUM KOPERASI BMT BINTARO