Hasil Utama Penelitian Analisa Data

Dari tabel 9 dapat kita ketahui skor self-efficacy dari 42 subjek penelitian diperoleh skor minimum sebesar 114 dan skor maksimum sebesar 174. Data menunjukkan Mean empirik self-efficacy sebesar 143,57 dengan standard deviation sebesar 14,7, sedangkan mean hipotetik sebesar 120 dengan standard deviation sebesar 26. Jika dilihat perbandingan antara mean empirik dengan mean hipotetik, maka diperoleh mean empirik lebih besar daripada mean hipotetik dengan selisih 23,57. Hasil ini menunjukkan bahwa Self- efficacy subjek penelitian lebih tinggi daripada rata-rata self-efficacy berdasarkan tolak ukur skala. Dari hasil tersebut maka subjek penelitian akan dikelompokkan kedalam tiga kelompok berdasarkan tingkatan kategorisasi self-efficacy, yaitu rendah, sedang dan tinggi. Untuk mengelompokkan subjek ke dalam masing-masing kelompok, dibuat suatu kategorisasi skor berdasarkan nilai hipotetik yang selanjutnya menghasilkan pengkategorian skor self-efficacy seperti pada tabel 10 berikut: Tabel 10. Kategori Norma Nilai Self-Efficacy Variabel Kategorisasi Std. Deviation Self-efficacy X µ-1,0ϭ Rendah µ-1,0ϭ Sedang Tinggi Keterangan: µ = Mean hipotetik skala self-efficacy ϭ = Standar deviasi Berdasarkan kategorisasi norma dan skor mean dan standar deviasi yang ada, maka diperoleh penggolongan self-efficacy serta frekuensi subjek dalam setiap kategori seperti yang ada pada tabel 11 berikut: Tabel 11. Penggolongan Self-Efficacy Mahasiswa USU yang Berasal Dari Papua Variabel Rentang Skor Kategorisasi Frekuensi N Persentase Self- efficacy X 94 Rendah 94 X 146 Sedang 25 59,52 146 X Tinggi 17 40,47 Dari tabel 11 dapat dilihat bahwa mayoritas mahasiswa USU yang berasal dari Papua memiliki tingkat self-efficacy yang tergolong sedang yaitu sebanyak 25 orang 59,52, sedangkan yang tergolong tinggi sebanyak 17 orang 40,47 dan tidak ada yang termasuk dalam kategori self-efficacy yang rendah. b. Gambaran Self-Efficacy Berdasarkan Dimensi-Dimensinya Gambaran self-efficacy mahasiswa USU yang berasal dari Papua juga dapat dilihat dari dimensi-dimensi nya yaitu level, generality dan strength. 1 Gambaran Dimensi Level Tabel 12. Gambaran Umum Dimensi Level pada Subjek Dimensi N Rentang Skor Nilai Empirik Nilai Hipotetik Min Max Mean SD Mean SD Level 42 43 64 52,24 5,68 45 10 Dari tabel 12 dapat kita ketahui skor dimensi level dari 42 subjek penelitian diperoleh skor minimum sebesar 43 dan skor maksimum sebesar 64. Data menunjukkan mean empirik sebesar 52,24 dengan standard deviation sebesar 5,68, sedangkan mean hipotetik sebesar 45 dengan standard deviation sebesar 10. Jika dilihat perbandingan antara mean empirik dengan mean hipotetik, maka diperoleh mean empirik lebih besar daripada mean hipotetik dengan selisih 7,24. Hasil ini menunjukkan bahwa dimensi level subjek penelitian lebih tinggi daripada rata-rata dimensi level berdasarkan tolak ukur skala. Dari hasil tersebut maka subjek penelitian akan dikelompokkan kedalam tiga kelompok berdasarkan tingkatan kategorisasi, yaitu rendah, sedang dan tinggi. Untuk mengelompokkan subjek ke dalam masing-masing kelompok, dibuat suatu kategorisasi skor yang selanjutnya menghasilkan pengkategorian skor seperti pada tabel 13 berikut: Tabel 13. Gambaran Kategori Dimensi Level pada Subjek Kategori N Persentasi Rendah 35 Sedang 35 - 55 Tinggi ≥ 55 29 13 69 31 Total 42 100 Berdasarkan tabel 13 dapat dilihat bahwa subjek-subjek dalam penelitian ini terbagi dalam tiga kategori dimensi level yaitu tidak ada yang termasuk dalam kategori rendah, 29 orang masuk dalam kategori sedang 69 , dan 13 orang masuk dalam kategori tingg 31 . 2 Gambaran Dimensi Generality Tabel 14. Gambaran Umum Dimensi Generality pada Subjek Dimensi N Rentang Skor Nilai Empirik Nilai Hipotetik Min Max Mean SD Mean SD Generality 42 35 60 45,36 5,53 39 8,6 Dari tabel 14 dapat kita ketahui skor dimensi generality dari 42 subjek penelitian diperoleh skor minimum sebesar 35 dan skor maksimum sebesar 60. Data menunjukkan mean empirik sebesar 45,36 dengan standard deviation sebesar 5,53, sedangkan mean hipotetik sebesar 39 dengan standard deviation sebesar 8,6. Jika dilihat perbandingan antara mean empirik dengan mean hipotetik, maka diperoleh mean empirik lebih besar daripada mean hipotetik dengan selisih 6,36. Hasil ini menunjukkan bahwa dimensi generality subjek penelitian lebih tinggi daripada rata-rata dimensi generality berdasarkan tolak ukur skala. Dari hasil tersebut maka subjek penelitian akan dikelompokkan kedalam tiga kelompok berdasarkan tingkatan kategorisasi, yaitu rendah, sedang dan tinggi. Untuk mengelompokkan subjek ke dalam masing- masing kelompok, dibuat suatu kategorisasi skor yang selanjutnya menghasilkan pengkategorian skor seperti pada tabel 15 berikut: Tabel 15. Gambaran Kategori Dimensi Generality pada Subjek Kategori N Persentase Rendah 30 Sedang 30 - 48 Tinggi ≥ 48 31 11 74 26 Total 42 100 Berdasarkan tabel 15 dapat dilihat bahwa subjek-subjek dalam penelitian ini terbagi dalam tiga kategori dimensi generality yaitu tidak ada yang tergolong dalam kategori rendah, sebanyak 31 orang tergolong dalam kategori sedang 74 , dan 11 orang masuk dalam kategori tinggi 26 . 3 Gambaran Dimensi Strength Tabel 16. Gambaran Umum Dimensi Strength pada Subjek Dimensi N Rentang Skor Nilai Empirik Nilai Hipotetik Min Max Mean SD Mean SD Strength 42 32 55 45,98 5,7 36 8 Dari tabel 16 dapat kita ketahui skor dimensi strength dari 42 subjek penelitian diperoleh skor minimum sebesar 32 dan skor maksimum sebesar 55. Data menunjukkan mean empirik sebesar 45,98 dengan standard deviation sebesar 5,7, sedangkan mean hipotetik sebesar 36 dengan standard deviation sebesar 8. Jika dilihat perbandingan antara mean empirik dengan mean hipotetik, maka diperoleh mean empirik lebih besar daripada mean hipotetik dengan selisih 9,98. Hasil ini menunjukkan bahwa dimensi strength subjek penelitian lebih tinggi daripada rata-rata dimensi strength berdasarkan tolak ukur skala. Dari hasil tersebut maka subjek penelitian akan dikelompokkan kedalam tiga kelompok berdasarkan tingkatan kategorisasi, yaitu rendah, sedang dan tinggi. Untuk mengelompokkan subjek ke dalam masing- masing kelompok, dibuat suatu kategorisasi skor yang selanjutnya menghasilkan pengkategorian skor seperti pada tabel 17 berikut: Tabel 17. Gambaran Kategori Dimensi Strength pada Subjek Kategori N Persentase Rendah 28 Sedang 28 - 44 Tinggi ≥ 44 13 29 31 69 Total 42 100 Berdasarkan tabel 17 dapat dilihat bahwa subjek-subjek dalam penelitian ini terbagi dalam tiga kategori dimensi strength yaitu tidak ada yang masuk dalam kategori rendah, 13 orang masuk dalam kategori sedang 31 , dan 29 orang masuk dalam kategori tinggi 69 .

3. Hasil Tambahan Penelitian

Penelitian ini juga memperoleh beberapa hasil tambahan penelitian, yaitu gambaran self-efficacy mahasiswa USU yang berasal dari Papua berdasarkan jenis kelamin, tingkat semester. a. Gambaran Self-Efficacy Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan jenis kelamin, gambaran self-efficacy subjek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 18. Gambaran Self-Efficacy Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin N Min Max Mean Self-efficacy Rendah Sedang Tinggi Laki-laki 23 114 160 139,48 17 6 Perempuan 19 116 174 148,53 8 11 Dari tabel 18 dapat dilihat bahwa nilai mean tertinggi self-efficacy subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin terpadat pada subjek yang memiliki jenis kelamin perempuan dengan skor mean sebesar 148,53, sedangkan pada jenis kelamin laki-laki memperoleh skor mean sebesar 139,48. Dari tabel tersebut juga dapat dilihat bahwa self-efficacy mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang berasal dari Papua yang berjenis kelamin laki-laki yang termasuk dalam kategori sedang sebanyak 17 orang dan yang termasuk dalam kategori tinggi sebanyak enam orang. Sedangkan pada subjek penelitian yang berjenis kelamin perempuan yang termasuk dalam kategori sedang sebanyak delapan orang dan yang termasuk dalam kategori tinggi sebanyak 11 orang. b. Gambaran Self-Efficacy Subjek Berdasarkan Semester Berdasarkan semester, gambaran self-efficacy subjek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 19. Gambaran Self-Efficacy Subjek Berdasarkan Semester Semester N Min Max Mean Self-efficacy Rendah Sedang Tinggi II 16 128 167 146,94 8 8 IV 10 124 174 145,1 6 4 VI 16 114 165 139,25 11 5 Dari tabel 19 dapat dilihat bahwa nilai mean tertinggi mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang berasal dari Papua berdasarkan semester terpadat pada subjek yang sedang berada pada semester II dengan skor mean sebesar 146,94, pada semester IV memperoleh skor mean sebesar 145, 1, dan pada semester VI memperoleh skor mean sebesar 139,25. Dari tabel tersebut juga dapat dilihat bahwa subjek yang sedang berada pada semester II berjumlah 16 orang dengan self-efficacy yang termasuk dalam kategori sedang sebanyak delapan orang dan yang termasuk dalam kategori tinggi sebanyak delapan orang. Selain itu subjek penelitian yang sedang berada pada semester IV sebanyak 10 orang dengan self-efficacy yang termasuk dalam kategori sedang sebanyak enam orang dan yang tergolong tinggi