merupakan pernyataan negative yang tidak mendukung objek sikap yang hendak diungkap Azwar, 2000.
Tabel 2. Skor Alternatif Jawaban Skala
Favorable Unfavorable
Alternatif jawaban Skor
Alternatif jawaban Skor
Sangat sesuai 5
Sangat sesuai 1
Sesuai 4
Sesuai 2
Netral 3
Netral 3
Tidak sesusai 2
Tidak sesusai 4
Sangat tidak sesuai 1
Sangat tidak sesuai 5
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala self-efficacy yang dibuat berdasarkan tiga dimensi self-efficacy yang dikemukakan oleh Bandura
1997 yaitu: Level, generality, dan strength.
Tabel 3. Blue Print Skala Self-Efficacy Mahasiswa Universitas Sumatera
Utara Sebelum Uji Coba
No. Dimensi
Indikator Perilaku Aitem
Total Fav
Unfav
1. Level
Penerimaan terhadap tingkat kesulitan tugas
1, 13, 45
23, 28 15
Keyakinan untuk menyelesaikan tugas dengan
tingkat kesulitan yang berbeda 20, 22,
31, 35, 36, 44
12, 14, 39, 41
2. Generality
Keyakinan dalam menghadapi situasi tugas yang biasa
dilakukan maupun yang belum pernah dilakukan
2, 6, 15, 17,
24, 26, 34
21, 28, 30, 33,
40, 42 43 14
3. Strength
Ketahanan individu dalam melakukan tugas-tugas
3, 8 19, 25, 27
4, 5, 16 16
Keuletan individu dalam melakukan tugas-tugas
10, 18, 29, 32
7, 9, 11, 37
Total 45
Penilaian bergerak dari 5 sampai 1 untuk aitem favorable dan 1 sampai untuk aitem unfavorable. Pengklasifikasian tinggi atau rendahnya self-efficacy
mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang berasal dari Papua yaitu dengan mencari mean dan standard deviasi. Setelah itu membuat rentang sebanyak tiga
klasifikasi, yaitu tinggi, sedang dan rendah berdasarkan rumus:
Tabel 4. Kategorisasi Norma Nilai Self-Efficacy
Rentang Nilai Kategori
X µ-1,0ϭ Rendah
µ-1,0ϭ Sedang
Tinggi
E. Uji Coba Alat Ukur
1. Validitas Alat Ukur
Validitas kuesioner adalah sejauh mana skala tersebut menghasilkan data yang akurat tepat dan cermat sesuai dengan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen
pengukuran dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila alat ukur tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur, yang sesuai dengan
maksud dilakukanya pengukuran tersebut. Sebaliknya tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki
validitas rendah Azwar, 2003. Validitas yang akan diestimasi dalam penelitian ini adalah validitas isi.
Validitas isi merupakan suatu estimasi yang melihat sejauh mana aitem-aitem test mewakili komponen-komponen dalam keseluruhan kawasan isi objek yang
hendak diukur dan sejauh mana aitem-aitem test mencerminkan ciri perilaku yang hendak diukur. Validitas ini dapat diestimasi melalui pengujian aitem dengan
analisis rasional atau melalui professional judgement Azwar, 2010. Professional judgement pada penelitian ini melakukan proses telaah soal yang dilakukan oleh
dosen pembimbing yang juga merupakan dosen ahli dalam bidang Psikologi Pendidikan.
2. Uji Daya Beda Aitem
Uji daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok yang memiliki atau yang tidak
memiliki atribut yang diukur. Dasar kerja yang digunakan dalam analisis aitem ini adalah dengan memilih aitem yang mengukur hal yang sama dengan yang diukur
oleh tes sebagai keseluruhan Azwar, 2000. Pengujian daya beda aitem ini dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi
antara distribusi skor pada setiap aitem dengan suatu kriteria yang relevan, yaitu skor total tes itu sendiri dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson Product
Moment, yang di analisis dengan bantuan komputerisasi SPSS 17.0 for windows dan Microsoft Office Excel 2007. Prosedur pengujian ini akan menghasilkan
koefisien korelasi aitem total yang dikenal dengan indeks daya beda aitem Azwar, 2000.
Kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem menggunakan batasan r
ix
0,30. Semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30, daya pembedanya dianggap memuaskan. Aitem yang memiliki harga r
ix
0,30 diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya diskriminasi rendah Azwar,
2000.