15 Kata sastra berasal dari bahasa sansekerta. Artinya, ‘tulisan’. Kata sastra
mendapat kehormatan su- yang bermakna ‘baik’ atau ‘indah’. Dengan demikian, susastra berarti ‘tulisan yang baik’ atau ‘tulisan yang indah’.
Selanjutnya, kata susastra mendapat konfiks ke-an menjadi kesusastraan. Konfiks ke-an bermakna ‘hal’. Jadi, kesusastraan dapat diartikan ‘hal tulisan
yang indah’ atau ‘tentang tulisan yang indah’. Dalam pemakaian bahasa sehari-hari, kata susastra jarang dipakai.
Sebagai gantinya, digunakan kata sastra saja. Artinya pun berubah, mengalami penyempitan makna. Arti semula ‘tulisan yang indah’ sekarang berarti ‘karya
sastra’, yaitu hasil karangan sastrawan.
27
Menurut Usman Effendy definisi sastra adalah ciptaan manusia dalam bentuk bahasa lisan maupun tulisan yang
dapat menimbulkan rasa bagus. Jadi, karangan yang bersifat buku pelajaran atau bersifat laporan tidaklah termasuk dalam kesusastraan karena tidak
menimbulkan rasa bagus dan rasa indah.
28
Sastra ialah karya tulis. Jika dibandingkan dengan karya tulis yang lain, memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinilan, keartistikan, serta
keindahan dalam isi dan ungkapannya.
29
Sastra bukanlah nama dari sesuatu yang sederhana, tetapi merupakan sesuatu yang dapat mencakup sejumlah
kegiatan. Berbagai kegiatan manusia merupakan objek penulisan sastra.
D. Jenis-Jenis Novel
Novel dilihat dari segi mutu dibedakan atas novel literer serius dan novel populer. Berikut ini beberapa pengertian jenis novel:
1. Novel Populer Novel populer merupakan jenis sastra populer yang menyuguhkan
problema kehidupan yang berkisar pada cinta asmara yang bertujuan menghibur. Sastra populer dikategorikan sebagai sastra hiburan dan
27
Asul Wiyanto, Kesusastraan Sekolah, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2005, h. 1.
28
J.S. Badudu, Sari Kesusastraan Indonesia, Bandung: CV Pustaka Prima, 1984, cet. XXXIV, h. 5.
29
Dendy Sugono, dkk., Buku Praktis Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa, 2003, h. 159.
16 komersial.
30
Novel populer adalah novel yang populer pada masanya dan banyak penggemarnya. Khususnya pembaca di kalangan remaja. Ia
menampilkan masalah-masalah yang aktual dan selalu menzaman namun hanya sampai pada tingkat permukaan. Novel populer tidak menampilkan
permasalahan kehidupan secara intens, tidak berusaha meresapi hakikat kehidupan.
Novel populer lebih mudah dibaca dan lebih mudah dinikmati karena ia memang semata-mata menyampaikan cerita. Ia “tidak berpretensi”
mengejar efek estetis melainkan memberikan hiburan langsung dari aksi ceritanya. Masalah yang diceritakan pun yang ringan-ringan, tetapi aktual
dan menarik, yang terlihat hanya masalah “itu-itu” saja: cinta asmara dengan model kehidupan yang berbau mewah. Novel populer lebih mudah
dibaca dan lebih mengejar selera pembaca, komersial, ia tak akan menceritakan sesuatu yang bersifat serius sebab hal itu dapat berarti akan
berkurangnya jumlah penggemarnya.
31
Jenis novel populer misalnya Cintaku di Kampus Biru, Karmila, Lupus, Ali Topan Anak Jalanan, novel karya Mira W., La Rose, dll.
Novel-novel populer Indonesia mempunyai ciri-ciri
32
: a. Temanya cinta asmara, dengan tokoh cerita wanita-wanita muda yang
cantik. Pemilihan tema boleh dikatakan “konservatif” tanpa terlalu banyak penjelajahan bagi pengembangan tema dan pengembangan
karakter dari tokoh protagonisnya. b. Meskipun utuh alurnya datar dan sering mengabaikan karakterisasi
tokoh sehingga terasa dangkal. c. Menggunakan bahasa yang aktual, lincah, dan gaya cerita yang
sentimental. Banyak novelis muda sekarang memakai bahasa anak muda dengan segala rahasia mereka.
30
Ibid., h. 43.
31
Nurgiyantoro, Op. Cit., h. 18—19.
32
Widjojoko dan Endang Hidayat, Teori dan Sejarah Sastra Indonesia Bandung: UPI Press, 2006, cet. I, h. 43.
17 d. Bertujuan hiburan sehingga cerita yang disuguhkan mengasyikkan,
ringan, namun tetap memiliki ketegangan, penuh aksi, warna, dan humor.
e. Punya pembaca massal karena sifat komersial dan komunikatifnya.
2. Novel Literer Serius Novel literer adalah novel bermutu sastra atau disebut juga novel
serius. Novel literer menyajikan persoalan-persoalan kehidupan manusia secara serius. Novel serius di samping memberikan hiburan juga
terimplisit tujuan memberikan pengalaman yang berharga kepada pembaca atau paling tidak, mengajaknya untuk meresapi dan merenungkan secara
lebih sungguh-sungguh tentang permasalahan yang dikemukakan.
33
Novel serius tidak bersifat mengabdi kepada selera pembaca dan memang
pembaca novel ini tidak mungkin banyak. Hal itu tidak perlu dirisaukan benar walau tentu saja hal itu tetap saja memprihatinkan.
34
Contoh novel literer: Harimau-Harimau karya Muchtar Lubis, Pada Sebuah Kapal N.H. Dini, Telegram dan Stasiun Putu Wijaya,
Merahnya Merah Iwan Simatupang, dll. Adapun ciri-ciri novel literer:
a. Temanya mengetengahkan persoalan kehidupan manusia yang universal, seperti persoalan-persoalan, kejadian-kejadian dalam
kehidupan manusia yang serius, berat, kejadian-kejadian itu dialami, sudah dialami, akan dialami manusia kapan saja dan di mana saja.
b. Pengarapan masalah cerita bukan sekedar permukaan, tetapi lebih jauh lagi mendalam hakikat kehidupan dan memahaminya. Hal ini
diungkapkan karena kematangan pribadi pengarangnya sebagai intelektual yang kaya dengan ide-ide, gagasan, moral, dan petuah-
petuah mengenai kehidupan.
33
Nurgiyantoro, Op. Cit., h. 19.
34
Ibid., h. 21.
18 c. Isi cerita penuh inovasi, segar, dan baru. Sastra adalah penafsiran
hidup yang jitu, merekam alam kehidupan dan menyajikan kembali dengan serba kemungkinan
d. Bahasanya bahasa standar dan terpelihara, banyak inovasi, dan gaya bahasanya menarik.
e. Mementingkan tema, karakteristik, plot, dan unsur-unsur cerita lainnya dalam membangun cerita.
f. Novel ini kurang dibaca secara massal, tetapi pembaca yang
menikmatinya dengan serius dan berhasil dengan protagonis maka ia akan kaya dengan pengalaman hidup baru, pengetahuan baru, dan
pandangan hidup baru sehingga pembaca akan semakin arif dalam kehidupan.
3. Novel Picisan Novel picisan isinya cenderung mengeksploitasi selera dengan
suguhan cerita yang mengisahkan cinta asmara yang menjurus ke pornografi. Novel ini mempunyai ciri-ciri bertemakan cinta asmara yang
berselera rendah, alurnya datar, jalan ceritanya ringan dan mudah diikuti pembaca, menggunakan bahasa yang aktual, bertujuan komersial.
4. Novel Absurd Novel absurd merupakan sejenis fiksi yang ceritanya menyimpang
dari logika biasa, irrasional, realitas bercampur angan-angan, mimpi, dan surrealisme. Tokoh-tokoh ceritanya “anti tokoh” seperti orang mati bisa
hidup kembali, mayat dapat berbicara, dll. 5. Novel Horor
Novel horor merupakan cerita yang melukiskan kejadian-kejadian yang bersifat horor, seperti drakula penghisap darah, hantu-hantu yang
gentayangan, kuburan keramat, dan berbagai keajaiban supranatural yang berbaur dengan kekerasan, kekejaman, kekacauan, dan kematian.
35
Jenis-jenis novel dapat dibedakan menjadi novel populer, novel literer, novel picisan, novel absurd, dan novel horor. Novel Ayat-Ayat
35
Widjojoko, Op. Cit., h. 44—45.
19 Cinta termasuk dalam jenis novel populer karena bertemakan cinta
asmara, mempunyai alur yang datar dengan karakterisasi yang hitam putih, menggunakan bahasa yang aktual, lincah, dan gaya cerita yang
sentimental, bertujuan menghibur, dan mempunyai pembaca yang komersial.
F. Unsur Intrinsik Novel