Pengertian Agama Nilai dan Agama 1. Pengertian Nilai

10 manusia menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain untuk mengambil suatu keputusan. 9 Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, terlihat kesamaan pemahaman tentang nilai, yaitu 1 suatu keyakinan, 2 berhubungan dengan cara bertingkah laku dan tujuan akhir tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai adalah suatu keyakinan mengenai cara bertingkah laku, tujuan akhir yang diinginkan individu, dan digunakan sebagai prinsip atau standar dalam hidupnya.

2. Pengertian Agama

Menurut Desy Anwar, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, agama memiliki arti sistem, prinsip kepercayaan kepada Tuhan dewa dan sebagainya dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang telah bertalian dengan kepercayaan itu. 10 Menurut Sutan Muhamad Zain, agama memiliki arti kepercayan kepada kesaktian, ruh nenek moyang, dewa, atau Tuhan. 11 Menurut Vergilius Ferm, seorang ahli ilmu pengetahuan keagamaan dan perbandingan agama, agama adalah seperangkat makna dan kelakuan yang berasal dari individu-individu yang religius. 12 Menurut Fachroeddin Alkahiri, kata bahasa berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri atas: a dan gama. A, dalam bahasa Sansekerta memiliki arti tidak; gama, memiliki arti kocar-kacir, berantakan. Jadi kata “agama” ialah tidak kocar-kacir atau tidak berantakan. Agama memiliki arti teratur. Agama adalah satu peraturan yang mengatur keadaan manusia, mengenai sesuatu yang gaib, atau mengenai budi pekerti, pergaulan hidup bersama dan lainnya. 13 9 Http:jalius12.wordpress.com20101001pengertian-nilai, Jalius H. R., Pengertian Nilai, diakses pada hari Selasa, 26 Oktober 2010, pkl. 20.30 WIB 10 Anwar, Op. Cit., h. 18. 11 Endang Saifuddin Anshari, Ilmu, Filsafat, dan Agama, Surabaya: PT Bina Ilmu, 1991, Cet. IX, h. 123. 12 Ibid., 120. 13 Ibid., h. 122. 11 Menurut Achmad Maulana, dalam Kamus Ilmiah Populer, agama memiliki arti keyakinan dan kepercayaan kepada Tuhan; akidah. 14 Menurut Zakiah Daradjat, dkk., agama adalah risalah yang disampaikan Tuhan kepada nabi sebagai petunjuk bagi manusia dan hukum-hukum sempurna untuk dipergunakan manusia dalam menyelenggarakan tata cara hidup yang nyata serta mengatur hubungan dan bertanggung jawab kepada Allah, dirinya sendiri, manusia, masyarakat, serta alam sekitarnya. 15 Agak berbeda pendapat yang dikemukakan oleh JB. Sudarmanto, agama adalah cara tertentu untuk menghayati kepercayaan akan Allah Swt. 16 Sedangkan Hamzah Ya’qub berpendapat bahwa agama mengajarkan manusia mengenal Tuhannya atas dasar wahyu kitab suci yang kebenarannya dapat diuji dengan akal pikiran. 17 Agama menunjukkan kepada kebaktian Tuhan. 18 Biasanya agama dikaitkan dengan perasaan keagamaan. Perasaan keagamaan adalah segala perasaan batin yang ada hubungannya dengan Tuhan. Perasaan dosa, takut, dan memuji kebesaran Tuhan. 19 Perasaan keagamaan merupakan salah satu faktor yang menentukan motivasi dan perilaku manusia. Komitmen agama merupakan faktor-faktor yang sangat mempengaruhi perilaku manusia, misalnya: di bidang politik, pendidikan, pemilihan teman hidup, dan lain sebagainya. 20 Berdasarkan pengertian agama di atas, dapat disimpulkan bahwa agama adalah tata keimanan dan keyakinan kepada Allah Swt. Agama mengatur hubungan manusia dengan Allah Swt, manusia lainnya, dan alam sekitarnya. 14 Achmad Maulana, dkk., Kamus Ilmiah Populer, Yogyakarta: Absolut, 2004, cet. II, h. 5. 15 Daradjat, Op. Cit., h. 58. 16 JB. Sudarmanto, Agama dan Ideologi, Yogyakarta: Kanisius, 1987, cet. I, h. 15. 17 Hamzah Ya’qub, Filsafat Agama; Titik Temu Akal dengan Wahyu, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1992, cet. I, h. 12. 18 Y.B. Mangunwijaya, Sastra dan Religiositas, Yogyakarta: Kanisius, 1988, cet. I, h.12. 19 Subijantoro Atmosuwito, Perihal Sastra dan Religiusitas dalam Sastra, Bandung: CV Sinar Baru, 1989, h. 124. 20 Soerjono Soekanto, Sosiologi; Ruang Lingkup dan Aplikasinya. Bandung: Remadja Karya, 1985, cet. I, h. 97. 12

B. Pengertian Novel