1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Suatu negara yang memiliki kualitas sumber daya
manusia yang tinggi akan mampu menghadapi kemajuan globalisasi, yang ditandai oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya
di bidang pendidikan, informasi, komunikasi, dan transportasi. Semua kemajuan yang terjadi tidak lepas dari sebuah peran pendidikan.
Berdasarkan UU Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pada Bab V1 pasal 13 ayat 1 disebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri atas: 1
Pendidikan formal adalah kegiatan yang sistematis, bertingkatberjenjang, dimulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi dan yang setaraf dengannya
termasuk kedalamnya ialah kegiatan studi yang berorientasi akademis dan umum, program spesialisasi, dan latihan professional, yang dilaksanakan dalam waktu
yang terus menerus, 2 Pendidikan nonformal ialah setiap kegiatan terorganisasi dan sistematis, di luar sistem persekolahan yang dilakukan secara mandiri atau
merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu di dalam mencapai tujuan belajarnya, 3
Pendidikan informal adalah proses yang berlangsung sepanjang usia sehingga setiap orang memperoleh nilai, sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
bersumber dari pengalaman hidup sehari-hari, pengaruh lingkungan termasuk di dalamnya adalah pengaruh kehidupan keluarga, hubungan dengan tetangga,
lingkungan pekerjaan dan permainan, pasar, perpustakaan, dan media massa. Menurut Ki Hajar Dewantara dalam Sudharto, dkk. 2009: 106
mengemukakan bahwa lingkungan pendidikan dibedakan dalam tiga jenis yang disebut dengan tri pusat pendidikan, yang dimaksud Tri Pusat Pendidikan adalah
keluarga, sekolah dan masyarakat. Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialami oleh anak. Dikatakan
sebagai pendidikan pertama karena anak pertama kali mendapatkan pengaruh pendidikan adalah di dalam keluarganya. Sedangkan dikatakan sebagai
pendidikan yang utama karena sekalipun anak mendapatkan pendidikan dari sekolah dan masyarakat, namun tanggung jawab kodrati pendidikan terletak pada
orang tuanya. Orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik. Sekolah
merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Semakin maju suatu masyarakat semakin penting peran sekolah dalam
mempersiapkan generasi muda sebelum masuk dalam proses pembangunan masyarakat. Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan di
luar lingkungan keluarga dan sekolah. Corak dan ragam pendidikan masyarakat meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan
pengertian-pengertian, sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.
Keberhasilan pendidikan dapat dilihat dari nilai hasil belajar yang diperoleh siswa. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik
setelah m engalami kegiatan belajar, Rifa’i, 2012:69. Hasil belajar sebagai hasil
dari perubahan tingkah laku berupa pengembangan kemampuan yang diperoleh siswa setelah mengalami suatu kegiatan proses belajar. Selain itu hasil belajar
digunakan sebagai bahan acuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai ilmu yang dipelajari sesuai dengan
tujuan pembelajaran. Berdasarkan dokumentasi di SD Negeri Gugus Kresna dan Shinta
Kecamatan Semarang Barat rata-rata nilai UTS dan UAS siswa banyak yang di bawah KKM Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu 70. Salah satu mata pelajaran
yang banyak nilai di bawah KKM adalah mata pelajaran IPS. Dapat dilihat pada tabel 1.1 nilai ketuntasan UTS dan UAS pada masing-masing SD di bawah 50 .
Tabel 1.1 Rata-rata Nilai UTS dan UAS Semester I Mata Pelajaran IPS Kelas
IV Tahun Pelajaran 20152016
No. Nama Sekolah
KKM Jumlah
siswa Tidak
Tutas Perse
ntase Tuntas
Perse ntase
1. SDN Kalibanteng Kidul 01
70 43
23 53
20 47
2. SDN Kalibanteng Kidul 02
70 25
15 60
10 40
3. SDN Kalibanteng Kidul 03
70 20
17 57
13 43
4. SDN Kalibanteng Kulon 01
70 31
19 61
12 39
5. SDN Kalibanteng Kulon 02
70 39
24 62
15 38
6. SDN Manyaran 01
70 50
31 62
19 38
7. SDN Manyaran 02
70 36
19 52
17 48
8. SDN Manyaran 03
70 25
17 68
8 32
9. SDN Ngemplak Simongan 01
70 36
20 56
16 44
10. SDN Ngemplak Simongan 02 70
20 17
57 13
43
Tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Slameto 2010:54 faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar digolongkan menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar,
seperti faktor jasmani kesehatan dan cacat tubuh, faktor psikologis intelegensi, perhatian, minat, sikap, perilaku, disiplin, bakat, motivasi, kebiasaan, kematangan
dan kesiapan dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu, seperti faktor lingkungan keluarga, faktor sekolah dan faktor
masyarakat. Ketiganya mempunyai pengaruh yang penting terhadap hasil belajar siswa namun, pengaruh yang paling besar yaitu berasal dari keluarga.
Menurut Slameto 2010:60 lingkungan keluarga yang mempengaruhi hasil belajar mencakup cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana
rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama dan terpenting
dalam perkembangan seorang anak. Proses sosialisasi seorang anak untuk pertama kalinya terjadi di dalam keluarga.
Dari hasil wawancara dengan beberapa siswa di SD Gugus Kresna dan Shinta latar belakang siswa berbeda-beda. Latar belakang keluarga siswa berbeda-
beda dengan faktor yang mempengaruhi belajar siswa, baik dari segi ekonomi, kasih sayang orang tua, hubungan anggota keluarga. Berdasarkan studi
pendahuluan yang dilakukan peneliti, beberapa siswa kurang memiliki semangat
dalam belajar. Hal tersebut sangat mempengaruhi tingkat hasil belajar siswa, siswa merasa kurang adanya dorongan dan bimbingan dari lingkungan keluarga
dalam meraih cita-cita. Lingkungan keluarga siswa tidak kondusif untuk kegiatan belajar dan keadaan ekonomi keluarga yang kurang membuat siswa tidak
tercukupi kebutuhan pokoknya. Selain itu siswa kurang mendapat bimbingan dari orang tua, hal ini disebabkan karena sebagian besar orang tua siswa bekerja dari
pagi hingga sore hari. Maka dari itu peran keluarga dalam meningkatkan belajar anak sangat
diperlukan. Ketika orangtua maupun anggota keluarga lainnya tidak memperhatikan sikap belajar anak maka dampak yang akan terjadi yakni anak
akan malas untuk belajar di rumah maupun di sekolah. Tetapi ketika orang tua memperhatikan pendidikan anaknya dengan memperhatikan kegiatan belajarnya,
menciptakan suasana rumah yang tenang, dan memberikan dorongan dalam belajar tentunya akan timbul rasa semangat belajar karena anak merasa nyaman
dalam belajar. Sehingga anak berhasil dalam belajarnya dan mendapatkan hasil belajar yang tinggi. Sebaliknya, jika kondisi atau suasana rumah yang kurang
mendukung untuk belajar anak, maka yang terjadi anak akan malas atau kurang berminat untuk belajar sehingga anak tidak berhasil dalam belajarnya.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Enceng Yana dan Neneng Nurjanah 2014 menunjukkan terdapat hubungan positif antara
lingkungan keluarga dengan prestasi belajar siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Ciledug. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa dapat ditentukan oleh
lingkungan keluarga siswa. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Suratno 2014
yang menyatakan bahwa lingkungan keluarga berkorelasi terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 3 Jambi.
Selain faktor lingkungan keluarga, faktor internal dari siswa itu sendiri yang mempengaruhi hasil belajar adalah minat. Slameto 2010:180 mengemukakan
bahwa faktor intern yang sangat besar pengaruhnya terhadap proses belajar siswa adalah minat siswa itu sendiri, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak
sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Sebaliknya bila bahan pelajaran itu sesuai
dengan minat siswa, maka akan lebih mudah mempelajarinya karena minat menambah frekuensi kegiatan belajar. Minat pada dasarnya adalah penerimaan
akan suatu hubungan diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya Djaali, 2014: 121. Adanya
hubungan seseorang dengan sesuatu di luar dirinya, dapat menimbulkan rasa ketertarikan, sehingga tercipta adanya penerimaan.
Berdasarkan wawancara awal dengan siswa di SD Gugus Kresna dan Shinta Kecamatan Semarang Barat, sebagian siswa ada yang mengaku senang dengan
pelajaran IPS dan ada pula yang siswa yang mengaku tidak senang dengan pelajaran IPS. Tingkah laku siswa ketika mengikuti proses pembelajaran dapat
mengindikasikan akan ketertarikan siswa. Hal ini terlihat masih ada beberapa siswa yang tidak mencatat dan kurang memperhatikan penjelasan guru, ada
beberapa siswa yang mengantuk, adapula siswa yang mengobrol dan bercanda dengan temannya. Ketika guru memberikan pertanyaan hanya siswa tertentu saja
yang menjawab. Siswa tidak merasa senang saat pembelajaran IPS karena tidak didorong keinginan dari diri siswa sendiri.
Minat itu sendiri menjadi faktor dominan dalam pencapaian hasil belajar, ketika minat siswa rendah dalam mengikuti kegiatan pembelajaran maka yang
terjadi hasil belajar yang diperoleh siswa kurang memuaskan. Sebaliknya, apabila minat belajar siswa tinggi maka siswa dapat mencapai keberhasilan dalam
belajarnya dan juga memperoleh hasil belajar yang tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosali Br Sembiring
dan Mukhtar 2013 mengemukakan hasil belajar matematika siswa yang minat
belajar tinggi lebih tinggi daripada hasil belajar matematika siswa yang memiliki minat belajar rendah.
Penelitian ini penting dilakukan mengingat karena lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama dalam pendidikan yang
memberikan landasan bagi proses belajar di sekolah. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Lingkungan Keluarga dan Minat
Belajar terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD di Gugus Kresna dan Shinta Kecamatan Semarang Barat”
1.2 Rumusan Masalah