Jenis – jenis konsep diri Komponen konsep diri a.

2.1.2 Jenis – jenis konsep diri

Dalami 2009 menyatakan bahwa dalam perkembangan konsep diri terbagi dua, yaitu konsep diri yang adaptif dan konsep diri mal-adaptif : 1. Respon adaptif adalah respon yang dihadapi klien bila klien menghadapi suatu masalah dapat menyelesaikannya secara baik antara lain: a Aktualisasi diri berdasarkan konservasi mandiri termasuk persepsi masa lalu akan diri dan perasaannya. b Konsep diri positif menunjukan individu akan sukses dalam menghadapi masalah. 2. Respon mal-adaptif adalah respon individu dalam menghadapi masalah dimana individu tidak mampu memecahkan masalah tersebut. Respon mal-adaptif gangguan konsep diri adalah: a Gangguan harga diri Transisi antara respon konsep diri positif dan mal-adaptif kekacauan identitas. b Identitas diri Kacau atau tidak jelas sehingga tidak memeberikan kehidupan dalam mencapai tujuan. c Tidak mengenal diri Tidak mengenal diri yaitu mempunyai kepribadian yang kurang sehat, tidak mampu berhubungan dengan orang lain secara intim. Tidak ada Universitas Sumatera Utara rasa percaya diri atau tidak dapat membina hubungan baik dengan orang lain.

2.1.3. Komponen konsep diri a.

Gambaran diri Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi penampilan, dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang berkesinambungan di modifikasi dengan pengalaman baru setiap individu Stuart and Sundeen, 1998. Citra tubuh membentuk persepsi seseorang tentang tubuh, baik secara internal maupun eksternal. Persepsi ini mencakup perasaan dan sikap yang ditujukan pada tubuh. Citra tubuh dipengaruhi oleh pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik. Perubahan perkembangan yang normal seperti pertumbuhan penuaan mempunyai efek penampakan yang lebih besar pada tubuh dibandingkan dengan aspek lainnya dari konsep diri. Sikap dan nilai kultural serta sosial juga mempengaruhi citra tubuh Perry Potter, 2005. Beberapa gangguan pada citra tubuh dapat menunjukan tanda dan gejala, seperti syok psikologis yang merupakan reaksi emosional terhadap dampak perubahan dan dapat terjadi pada saat pertama tindakan, menarik diri dimana klien ingin lari dari kenyataan, tetapi karena tidak mungkin maka klien lari atau menghindar secara emosional sehingga klien menjadi pasif, tergantung, tidak ada motivasi dan keinginan untuk berperan dalam perawatannya. Universitas Sumatera Utara Setelah klien sadar akan kenyataan maka respon kehilangan atau berduka akan muncul. Setelah fase ini klien mulai melakukan reintegrasi dengan citra tubuh yang baru. Tanda dan gejala dari gangguan citra tubuh tersebut adalah proses yang adaptif, jika tampak gejala dan tanda-tanda berikut secara menetap maka respon klien dianggap maladaptif sehingga terjadi gangguan citra tubuh, tanda dan gejalanya berupa menolak untuk melihat dan menyentuh bagian yang berubah, tidak dapat menerima perubahan struktur dan fungsi tubuh, mengurangi kontak sosial sehingga terjadi menarik diri, perasaan atau pandangan negatif terhadap tubuh, preokupasi dengan bagian tubuh atau fungsi tubuh yang hilang, mengungkapkan keputusasaan, mengungkapkan ketakutan ditolak, depersonalisasi, dan menolak penjelasan tentang perubahan tubuh Stuart Sundeen, 1998. b. Ideal Diri Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana dia harus berperilaku sesuai dengan standar perilaku Stuart and Sundeen, 1998. Standar dapat berhubungan dengan tipe orang yang diingingkannya atau sejumlah aspirasi, cita-cita, nilai yang ingin dicapai. Ideal diri akan mewujudkan cita-cita dan harapan pribadi berdasarkan norma sosial keluarga, budaya dan kepada siapa ia ingin dilakukan. Ideal diri terdiri atas aspirasi, tujuan, nilai dan standar perilaku yang di anggap ideal dan di upayakan untuk dicapai diri ideal berawal dalam tahun prasekolah dan berkembang sepanjang hidup diri ideal dipengaruhi oleh Universitas Sumatera Utara norma masyarakat dan harapan serta tuntutan dari orang tua dan orang terdekat Potter Perry, 2005. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ideal diri diri Keliat, 1992 : 1. Kecenderungan individu menetapkan ideal diri pada batas kemampuannya. 2. Faktor budaya akan mempengaruhi individu menetapkan ideal diri. Kemudian standar ini dibandingkan dengan standar kelompok teman. 3. Ambisi dan keinginan untuk melebihi dan berhasil; kebutuhan yang realistis; keinginan untuik menghindari kegagalan; perasaan cemas dan rendah diri. c. Harga diri Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberap jauh perilaku memenuhi ideal diri Stuart Sundeen, 1998. Harga diri berasal dari dua sumber, yaitu diri sendiri dan orang lain, harga diri bergantung pada kasih sayang dan penerimaan. Harga diri mencakup penerimaan diri sendiri karena nilai dasar, meski lemah dan terbatas seseorang yang menghargai dirinya yang tinggi. Seseorang yang merasa tidak berharga dan menerima sedikit respek dari orang lain biasanya mempunyai harga diri yang rendah Potter Perry, 2005. Universitas Sumatera Utara d. Peran Peran adalah serangkaian pola perilaku yang diharapkan secara sosial berhubungan dengan fungsi individu pada berbagai kelompok sosial Stuart Sundeen, 1998. Sebagian besar individu mempunyai lebih dari satu peran. Peran yang umum termasuk peran sebagai ibu atau ayah, istri atau suami, anak perempuan atau anak laki-laki, pekerja atau majikan, saudara perempuan atau laki-laki dan teman. Setiap peran mencakup Draft Only pemenuhan harapan tertentu dari orang lain. Pemenuhan harapan ini mengarah pada penghargaan ketidakberhasilan untuk memenuhi harapan ini menyebabkan penurunan harga diri atau terganggunya konsep diri seseorang Potter Perry, 2005. Banyak faktor yang mempengaruhi peran dalam menyesuaikan diri dengan peran yang harus dilakukan Stuart Sundeen, 1998 : 1. Kejelasan perilaku dan pengetahuan yang sesuai dengan peran. 2. Konsistensi respon orang yang berarti terhadap peran yang dilakukan. 3. Kesesuaian dan keseimbangan antar peran yang diemban. 4. Keselarasan budaya dan harapan individu terhadap perilaku peran. 5. Pemisahaan situasi yang akan menciptakan ketidaksesuaian perilaku peran. Universitas Sumatera Utara e. Identitas diri Identitas diri adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber diri observasi dan penilaian, yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri sebagai suatu kesatuan yang utuh Stuart Sundeen, 1998. Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan memandang dirinya berbeda dengan orang lain, unik dan tidak ada duannya. Identitas juga mencakup rasa internal tentang individualitas, keutuhan dan konsistensi seseorang sepanjang waktu dan dalam berbagai situasi Potter Perry, 2005. Potter Perry 2005 menyatakan bahwa seseorang belajar tentang nilai, perilaku dan peran sesuai dengan kultur, untuk dapat membentuk identitas seseorang harus mampu membawa semua perilaku yang dipelajari ke dalam keutuhan yang koheren, konsisten dan unik. Perasaan dan prilaku yang kuat akan indentitas diri individu dapat ditandai dengan memandang dirinya secara unik, merasakan dirinya berbeda dengan orang lain, merasakan otonomi, menghargai diri, percaya diri, mampu diri, menerima diri, dapat mengontrol diri, mempunyai persepsi tentang gambaran diri, peran dan konsep diri. Stuart Sundeen 1998 mengidentifikasi 6 ciri identitas ego : 1. Mengenal diri sendiri sebagai organisme yang utuh dan terpisah dri oranglain. 2. Mengakui jenis kelamin sendiri. Universitas Sumatera Utara 3. Memandang berbagai aspek dalam dirinya sebagai suatu keselarasan. 4. Menilai diri sendiri sesuai dengan penilaian masyarakat. 5. Menyadari hubungan masa lalu, sekarang dan yang akan datang. 6. Mempunyai tujuan yang bernilai yang dapat direalisasikan.

2.1.4. Konsep diri narapidana remaja