keluar dari LAPAS. Narapidana remaja memiliki harapan atau keinginan yang ingin dicapai.
Stuart dan Laraia 2005, menyatakan bahwa yang mempengaruhi ideal diri seseorang diantaranya seseorang cenderung menetapkan ideal diri sesuai dalam
batas kemampuannya. Seseorang tidak akan mungkin menetapkan suatu ideal atau tujuan jika sekiranya dirinya tidak mempu mengupayakan diri untuk mencapai
tujuan tersebut atau berada diluar batas kemampuannya.
5.2.3. Harga Diri
Berdasarkan hasil penelitian harga diri narapidana remaja di LAPAS Anak Tanjung Gusta Medan memiliki harga diri yang rendah sebanyak 39 narapidana
51,3. Hal ini sependapat dengan penelitian yang telah dilakukan Armeliza
2012 terhadap 60 narapidana tentang gambaran konsep diri remaja, didapatkan hasil bahwa mayoritas narapidana memiliki harga diri negatif yaitu sebanyak 33
narapidana 55. Hal ini dikarenakan narapidana yang bebas akan di cap sebagai mantan
narapidana, dimana persepsi masyarakat terhadap mantan narapidana yang negatif, hal seperti ini akan menggangu kepribadian narapidana sendiri.
Terganggunya kepribadian seseorang terhadap kejahatan yang dilakukan dimasa lalu akan berdampak terhadap masa depannya. Narapidana cenderung merasa
tidak mampu melakukan segala sesuatu dengan baik, tidak memiliki potensi untuk dibanggakan, tidak memiliki perasaan berharga. Kondisi seperti ini akan membuat
harga diri seseorang menjadi rendah.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Stuart Sudden, 1998 remaja yang pernah melakukan kesalahan, kekalahan, dan kegagalan, tetapi tetap merasa sebagai seseorang yang berharga
merupakan prilaku yang positif. Namun jika harga diri remaja menjadi rendah biasanya disebabkan karena kehilangan kasih sayang atau cinta kasih dari orang
lain, kehilangan kepercayaan dari orang lain. Hal ini sesuai dengan jawaban dari 62 narapidana 81,6 menyatakan
mereka merasa hidup ini penuh dengan kesalahan, 55 narapidana menyatakan bahwa mereka malu kalau orang lain menegetahuinya berda di LAPAS dan 45
narapidana 59,2 menyatakan bahwa keluarga enggan datang berkungjung di LAPAS, hal ini dikarenakan masa remaja merupakan masa yang penuh dengan
masalah dimana masa remaja masih memerlukan bimbingan dari orangtua agar remaja tidak memiliki persespsi yang buruk terhadap kehidupannya. Remaja yang
memiliki harga diri rendah cenderung memiliki penilaian bahwa dirinya merupakan pribadi yang tidak diterima orang lain Buwono, 2007.
Tetapi ada juga pertanyaan yang ditanggapi tinggi dari 68 narapidana menyatakan mereka mempunyai banyak teman di LAPAS yang dapat dijadikan
sahabat, baik dalam suka maupun duka. Hal ini dikarenakan semua narapidana memiliki perasaan senasib dan sepenanggungan, sehingga mereka saling peduli
satu sama lain. Hal ini sesuai dengan teori Felker 1974 ada 3 komponen dalam
pembentukan harga diri, yaitu: feeling of belonging yaitu perasaan bahwa dirinya bagian dari suatu kelompok sehingga dia merasa diterima dan dihargai oleh
Universitas Sumatera Utara
anggota kelompoknya. Komponen yang kedua adalah feeling of competence yaitu perasaan individu bahwa ia mampu mencapai hasil yang diharapkan dan
komponen yang ketiga adalah feeling of worth yaitu perasaan individu bahwa dirinya merasa berharga.
5.2.4. Peran