Hasil Belajar TINJAUAN PUSTAKA

dari tes awal. Tes akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran sudah dapat dikuasai dengan sebaik- baiknya oleh para peserta didik. d. Tes diagnostik Tes diagnostik adalah tes yang dilaksanakan untuk mengetahui apakah peserta didik sudah dapat menguasai pengetahuan yang merupakan landasan untuk dapat menerima pengetahuan selanjutnya. e. Tes formatif Tes formatif biasa dikenal dengan istilah ulangan harian. Tes ini dilaksanakan pada setiap kali subpokok materi berakhir. f. Tes sumatif Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan. Tes ini dikenal dengan istilah ulangan umum atau UAS. Berdasarkan jenisnya, tes dapat dibedakan menjadi 2 yaitu tes lisan dan tes tertulis. Tes tertulis terbagi menjadi 2 yaitu tes subjektif uraian dan tes objektif tes jawaban pendek. Tes hasil belajar dalam bentuk uraian digunakan untuk mengungkap daya ingat, pemahaman peserta didik dan untuk mengungkap kemampuan peserta didik dalam memahami berbagai macam konsep berikut aplikasinya. Sedangkan tes objektif dapat berbentuk benar-salah, menjodohkan, melengkapi, isian dan pilihan jamak. 2. Teknik Nontes Teknik nontes digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah afektif dan psikomotor. Teknik nontes dapat digolongkan ke dalam 4 jenis yaitu : observasi, wawancara, angket dan pemeriksaan dokumen. a. Pengamatan Observation Observasi adalah cara menghimpun data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. b. Wawancara Interview Wawancara adalah cara menghimpun data yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan. c. Angket Questionaire Dengan menggunakan angket pengumpulan data bisa lebih praktis, menghemat waktu dan tenaga. Hanya saja jawaban yang diberikan tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. d. Pemeriksaan dokumen Documentary analysis Evaluasi mengenai kemajuan, perkembangan atau keberhasilan belajar peserta didik teknik nontes juga dapat dilengkapi dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen misalnya riwayat hidup

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei semester genap tahun pelajaran 20122013, di SMP Negeri 23 Bandar Lampung.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester genap Tahun Pelajaran 20122013 SMP Negeri 23 Bandar Lampung. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa dari 2 kelas pada 8 kelas yang ada. Sampel dipilih dari populasi dengan teknik Purposive Sampling. Sampel tersebut adalah siswa kelas VII a sebagai kelas eksperimen I dan siswa kelas VII c sebagai kelas eksperimen II.

C. Desain Penelitian

Desain eksperimen pada penelitian ini menggunakan bentuk Desain Eksperimen Semu dengan tipe desain pretest posttes kelompok non ekuvalen. Pada desain ini, terdapat pretest sebelum diberi perlakuan dan posttest setelah diberi perlakuan. Keterangan: I: kelompok eksperimen 1, II: kelompok eksperimen 2, O : observasi, 1 O : pretest, 2 O : posttest, X 1 : perlakuan model Jigsaw, X 2 : perlakuan model NHT. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut : Kelompok pre tes perlakuan pos tes I O 1 X 1 O 2 II O 1 X 2 O 2 Gambar 2. Desain Penelitian pretest-posttest kelompok tak ekuivalen dimodifikasi dari Hadjar, 1999: 335

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut sebagai berikut :

1. Prapenelitian.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap prapenelitian adalah sebagai berikut : a. Membuat surat izin penelitian untuk sekolah penelitian. b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti. c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. d. Mengambil data yang digunakan sebagai acuan dalam pembentukan kelompok. e. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, Lembar Instruksi Kerja LIK dan Lembar Kerja Kelompok LKK. f. Membentuk kelompok diskusi untuk model Jigsaw dan NHT dengan cara membagi siswa menjadi 8 kelompok kecil. Masing - masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa yang bersifat heterogen berdasarkan nilai akademik siswa, 1 siswa dengan nilai tinggi, 2 siswa dengan nilai sedang, 1 siswa dengan nilai rendah Lie, 2004:42.

2. Pelaksanaan Penelitian.

Prosedur pelaksanaan pembelajaran pada dua kelas akan digunakan dua model pembelajaran yang berbeda yaitu kelas eksperimen I menggunakan model pembelajaran Jigsaw dan kelas eksperimen II menggunakan model pembelajaran NHT. Pada setiap kelas dilakukan pembelajaran selama dua kali pertemuan. Urutan prosedur pelaksanaannya sebagai berikut : Pertemuan I: Membahas satuan-satuan dalam ekosistem ekosistem sabana, ekosistem sawah, ekosistem hutan hujan tropis, ekosistem air laut, ekosistem air tawar, dan komponen penyusun ekosistem komponen biotik maupun abioktik Pertemuan II: Aliran energi dalam ekosistem dan pola interaksi Antarorganisme Kelas Eksperimen I Jigsaw Pendahuluan a. Guru memberikan pretest mengenai materi ekosistem pada pertemuan pertama. b. Guru menjelaskan model pembelajaran Jigsaw yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran. c. Guru memberikan pertanyaan awal: Pertemuan I: ”Pernahkah kalian pergi ke kebun? apa saja yang dapat kalian temukan disana selain rumput?” “Apakah makhluk hidup tergantung pada benda mati?” Pertemuan II : ”Pernahkah kalian jalan-jalan di suatu taman? apa saja yang dapat kalian temukan disana?” d. Guru memotivasi dengan meminta siswa menyebutkan contoh lain ekosistem yang pernah dilihat di lingkungan sekitar mereka Kegiatan inti a. Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok asal. 1 kelompok terdiri dari 4-5 orang. b. Kemudian dari kelompok asal dipilih tim ahli untuk membahas materi tim ahli. c. Guru menjelaskan cara mengerjakan LKK dengan model Jigsaw. d. Guru membagikan lembar kerja siswa. e. Setiap siswa yang mendapat bagian materi yang sama dalam kelompok ahli berkumpul untuk berdiskusi dan mengerjakan bagian materi mereka. f. Guru membimbing dan menjadi fasilitator kelompok ahli yang mengalami kesulitan. g. Setiap siswa kembali ke kelompok asal dan menjelaskan pada teman satu kelompoknya mengenai hasil diskusi dengan kelompok ahli. Dalam kegiatan ini siswa saling melengkapi dan berinteraksi antara yang satu dengan yang lainnya. h. Guru meminta salah satu perwakilan dari kelompok asal memamerkan hasil diskusinya. Kemudian kelompok lain membandingkan dengan hasil diskusi kelompoknya. i. Kelompok lain untuk bertanya kepada kelompok yang sedang presentasi. j. Guru membahas kembali dan membenahi hasil diskusi LKK yang telah dipresentasikan. Kegiatan Akhir a. Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi pelajaran yang telah dipelajari. b. Guru memberikan penghargaan pada kelompok asal yang mendapat nilai LKK tertinggi c. Guru memberikan perintah kepada siswa agar mempelajari materi selanjutkan. d. Guru memberikan soal posttest berupa soal pilihan jamak.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 28 57

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ORGANISASI KEHIDUPAN (Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

2 12 55

PERBANDINGAN PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF LEARNING TIPE STAD DAN TIPE JIGSAW TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Eksperimental Semu pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Pangudi Luhur Bandar Lampung Ta

0 8 70

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Natar Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 29 40

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 12 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 2 49

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DANPENGUASAAN MATERI SISWA (Kuasi Eksperimen PadaSiswa Kelas VII SMP Negeri Natar Lampung Selatan Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 6 47

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PERTAHANAN TUBUH OLEH SISWA (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA Negeri 1 Bandar Sri

1 4 128

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATERI EKOSISTEM (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2

0 3 120

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI POKOK EKOSISTEM (Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 18 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 3 53

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Rumbia Lampung Tengah Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 4 62