Preposisi pada juga digunakan untuk menunjukkan waktu. Contoh: Pada zaman Meiji, pada era pembangunan, pada masa
revolusi, pada bulan yang lalu, dan pada malam yang sunyi.
10
C. Karangan Narasi
1. Pengertian Karangan Narasi
Karangan Narasi adalah “sebuah karangan yang menceritakan
suatu rangkaian kejadian yang disusun secara urut sesuai dengan urutan waktu. Karangan narasi biasanya disertai oleh kisah, kehadiran
tokoh, dan ada deskripsi latar dan alur. ”
11
Karangan narasi adalah “karangan atau suatu bentuk wacana
yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa
itu. ”
12
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa karangan narasi adalah karangan yang berusaha menjelaskan rangkaian kejadian,
dengan memperhatikan urutan waktu sehingga pembaca seolah-olah mengalami peristiwa itu.
Dalam suatu karangan, diperlukan pula adanya tema. Tema dalam karangan menjadi penting karena ia adalah ruh dari karangan itu
sendiri. Menurut Gorys Keraf, tema dalam karangan adalah “suatu
amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. ”
13
Contoh karangan narasi adalah cerpen, novel, biografi,
autobiografi, dan laporan perjalanan. Beberapa ciri karangan narasi
adalah: adanya unsur perbuatan atau tindakan, adanya unsur rangkaian cerita, adanya sudut pandang pengarang, adanya keterangan nama
tokoh dalam cerita, adanya keterangan yang menjelaskan latar kejadian
10
Edi Warsidi, “Lebih Dekat dengan Preposisi di dan pada”, dalam Matabaca, 2005, h. 20.
11
Rika Lestari, Suk ses Ujian Nasional Bahasa Indonesia SMP 2009, Jakarta: Media Pusindo, 2008, h. 28.
12
Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi, Jakarta: Gramedia, 2003, h. 135-136.
13
Gorys Keraf, Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa , Ende: Nusa Indah, 1989, h. 107.
peristiwa, unsur pikiran lebih tajam dibandingkan unsur perasaan, dan menggunakan bahasa sehari-hari.
2. Jenis Karangan Narasi
Jenis karangan narasi ada dua, yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif.
“Karangan narasi ekspositoris adalah narasi yang mempunyai sasaran penyampaian informasi secara tepat mengenai suatu
peristiwa dengan
tujuan memperluas
pengetahuan orang
tentang kisah seseorang. Biasanya terdapat dalam laporan perjalanan dan biografi.
“Karangan narasi sugestif adalah narasi yang lebih menekankan makna, bahasa yang digunakan pun terkesan konotatif sehingga
lebih menampakkan daya khayal para pembaca. Misalnya terdapat dalam cerpen, dongeng, dan novel.
”
14
3. Perbedaan Pokok antara Narasi Ekspositoris dan Narasi Sugestif
Berikut ini dijelaskan perbedaan antara narasi ekspositoris dengan narasi sugestif seperti dikutip dari Argumentasi dan Narasi
karya Gorys Keraf.
15
Narasi ekspositoris adalah narasi yang berusaha memperluas pengetahuan,
menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian,
didasarkan pada penalaran untuk mencapai kesepakatan rasional, dan bahasanya lebih condong ke bahasa informatif dengan titik berat pada
penggunaan kata-kata denotatif. Sementara itu, narasi sugestif adalah narasi yang berusaha
menyampaikan suatu makna atau suatu amanat yang tersirat, menimbulkan daya khayal, penalaran hanya berfungsi sebagai alat
untuk menyampaikan makna sehingga kalau perlu penalaran dapat dilanggar, dan bahasa yang digunakan lebih condong ke bahasa
figuratif dengan menitikberatkan penggunaan kata konotatif.
14
Nani Darmayanti, Bahasa Indonesia untuk SMK Tingk at Media Kelas XI , Jakarta: Grafindo Media Pratama, 2007, h. 12.
15
Keraf, Argumentasi dan Narasi, op.cit., h. 138-139.