Menurut Notoatmodjo 2003 pendidikan kesehatan individual dibagi menjadi dua, yaitu bimbingan dan konseling guidance and counseling
dan wawancara interview.
1. Bimbingan dan konseling guidance and counseling
Bimbingan merupakan penyampaian informasi yang berkenaan dengan masalah pendidikan, pekerjaaan, pribadi, dan masalah sosial yang
disajikan dalam bentuk pelajaran. Informasi dalam bimbingan dimaksudkan memperbaiki dan mengembangkan pemahaman diri dan
orang lain, sedangkan perubahan sikap merupakan tujuan tidak langsung. Konseling merupakan suatu strategi utama dalam proses bimbingan,
dan merupakan teknik standar dan tugas pokok seorang konselor di pusat pendidikan. Konseling membantu konseli memecahkan masalah-masalah
pribadi sosial atau emosional, mengerti diri, mengeksploitasi diri, dan dapat memimpin diri dalam suatu masyarakat serta membantu
mengembangkan kesehatan mental, perubahan sikap, dan tingkah laku.
2. Wawancara interview
Wawancara merupakan bagian dari bimbingan dan konseling. Wawancara dilakukan bertujuan untuk menggali informasi mengapa ia
tidak atau belum menerima perubahan, apakah tertarik atau tidak terhadap perubahan dan untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau belum
diadopsi memiliki pengertian dan kesadaran yang kuat.
4. Alat Bantu Pendidikan Kesehatan
Menurut Notoatmodjo 2007 mengungkapkan secara garis besar membagi alat bantu pendidikan alat peraga sebagai berikut:
1 Alat Bantu Lihat Visual Aids
Alat ini berguna dalam membantu menstimulasi indra mata penglihatan pada waktu terjadinya proses pendidikan. Alat ini ada 2
bentuk: alat yang diproyeksikan, misalnya: slide, film, film strip, dan sebagainya serta alat-alat yang tidak diproyeksikan: dua dimensi,
misalnya gambar peta, bagan, dan sebagainya. Serta tiga dimensi, misalnya bola dunia, boneka, dan sebagainya.
2 Alat Bantu Dengar Audio Aids
Alat bantu dengar merupakan alat yang dapat membantu menstimulasi indra
pendengar saat
proses penyampaian
bahan pendidikanpengajaran. Misalnya: piringan hitam, radio, pita suara,
dan sebagainya. 3
Alat Bantu Lihat-Dengar Alat bantu lihat-dengar ini misalnya televisi dan video cassette. Alat-
alat bantu pendidikan ini lebih dikenal dengan Audio Visual Aids AVA.
Menurut Maulana 2009 cara penggunaan alat peraga sangat bergantung pada jenis alat peraga, termasuk perlu dipertimbangkan faktor sasaran pendidikan
seperti dalam penggunaan metode, penggunaan media atau alat peraga tidak dapat berlaku umum. Dalam penerapannya, penting untuk mempertimbangkan metode
yang digunakan, sasaran, tempat, dan waktu. Manfaat penggunaan alat peraga sendiri yaitu menimbulkan minat sasaran,
mencapai sasaran yang lebih banyak, membantu mengatasi banyak hambatan dalam pemahaman, merangsang sasaran untuk meneruskan pesan pada orang lain,
memudahkan penyampaian informasi, memudahkan penerimaan informasi oleh sasaran, mendorong keinginan untuk mengetahui, mendalami, dan mendapat
pengertian yang lebih baik, dan membantu menegakkan pengertian yang diperoleh, yaitu mengenai pengetahuan yang diterima sehingga apa yang diterima
lebih lama tersimpan dalam ingatan serta penggunaan alat-alat visual akan mempermudah cara penyampaian dan penerimaan informasi oleh masyarakat.
Alat peraga atau media mempunyai intensitas yang berbeda dalam membantu permasalahn seseorang. Elgar Dale menggambarkan intesitas setiap alat peraga
dalam suatu kerucut. Intensitas paling tinggi adalah benda asli dan yang paling rendah adalah kata-kata. Hal ini berarti menunjukkan bahwa penyampaian materi
hanya dengan kata-kata saja kurang efektif.
Gambar 2.2 Kerucut Elgar Dale Maulana, 2009
1. Kata-kata 2. Tulisan
3. Rekaman, radio 4. Film
5. Televisi 6. Pameran
7. Field trip 8. Demonstrasi
9. Sandiwara 10. Benda Tiruan
11. Benda Asli
G. Teori Memori