3. Faktor yang Mempengaruhi Sikap Ibu Terhadap Pemberian ASI
Menurut Megasari 2015 faktor yang mempengaruhi sikap ibu terhadap pemberian ASI antara lain: adat, kebiasaan, kepercayaan tentang menyusui
di daerah masing-masing, pengalaman menyusui pada kelahiran anak sebelumnya, kebiasaan menyusui dalam keluarga atau kerabat, pengetahuan
ibu dan keluarganya tentang manfaat ASI dan sikap ibu terhadap
kehamilannya diinginkan atau tidak. 4.
Persiapan Agar Ibu Berhasil Menyusui
Menurut Yuliarti 2010 persiapan yang perlu dilakukan pada ibu agar berhasil dalam menyusui yaitu persiapan fisik berupa makanan yang bergizi
disesuaikan dengan keperluan ibu hamil agar kenaikan berat badan ibu selama hamil adalah sekitar 11 kg, senam hamil, pemeriksaan kehamilan
yang teratur dan cukup istirahat. Selanjutnya yaitu persiapan mental ibu berupa meyakinkan ibu bahwa menyusui merupakan proses alamiah dan
setiap ibu dapat menyusui asalkan dilaksanakan dengan baik, menambah pengetahuan ibu tentang manfaat ASI dan menjelaskan tentang mitos seputar
ASI sehingga ibu termotivasi untuk menyusui dan mengikutsertakan suami dan anggota keluarga lain untuk mendukung ibu dalam menyusui Manuaba,
2007. 5.
Cara Menyusui yang Benar
Menurut Yuliarti 2010 jika seorang ibu menyusui dengan posisi dan cara meletakan yang salah akan menyebabkan terjadinya sindrom ASI
kurang. Sindrom ASI kurang ini akan menyebabkan terhambatnya
pertumbuhan pada bayi. Seringkali payudara mengalami pecah-pecah dan terdapat fisura disebabkan oleh kelalaian menyusui dan tindakan aseptik.
Kebutuhan belajar yang penting bagi ibu baru adalah teknik menyusui dan mencuci tangan yang baik. Bila terjadi abses maka ibu harus menghentikan
menyusui, berikan
dorongan pada
mereka untuk
menyatakan ketidakpuasannya dan menikmati saat menggendong dan mengasuh bayinya
Hamilton, 1995. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada
puting dan di sekitar kalang payudara. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu. Jika ibu duduk saat akan
menyusui maka lebih baik menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak menggantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.
Sedangkan posisi berbaring miring merupakan posisi yang amat baik unTuk pemberian ASI yang pertama kali atau bila ibu merasa lelah atau merasa nyeri
Bahiyatun, 2009.
a Posisi dan Pelekatan Saat Menyusui
Posisi menyusui sangat menentukan kenyamanan bayi dan ibu sendiri, maka dari ibu perlu mengetahui bagaimana posisi yang benar saat menyusui
Sulistianingsih, 2012. Dengan posisi menyusui yang benar, puting susu lecet tidak terjadi. Selain itu, ASI pun mengalir secara optimal sehingga
mempengaruhi produksi ASI selanjutnya Priyono, 2010. Depkes RI 2002 membagi posisi menyusui ke dalam tiga macam
posisi, yaitu:
1. Posisi madona atau menggendong
Bayi berbaring menghadap ibu, leher dan punggung atas bayi diletakan pada lengan bawah lateral payudara. Ibu menggunakan tangan lainnya
untuk memegang payudara jika diperlukan. 2.
Posisi football atau menggepit Bayi berbaring atau punggung melingkar antara lengan dan samping
dada ibu. Lengan bawah dan tangan ibu menyangga bayi, dan ia menggunakan tangan sebelahnya untuk memegang payudara jika
diperlukan. 3.
Posisi berbaring miring Ibu dan bayi berbaring miring saing berhadapan. Posisi ini merupakan
posisi yang paling aman bagi ibu yang mengalami penyembuhan dari proses persalinan melalui pembedahan.
Berikut ini penjelasan tentang posisi dan pelekatan saat menyusui yang benar menurut Depkes RI 2010.
a Posisi. Pada saat menyusui seorang ibu harus memperhatikan beberapa hal
yaitu menyangga seluruh tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi lurus, menghadapkan bayi ke dada ibu, sehingga
hidung bayi berhadapan dengan puting susu dan mendekatkan badan bayi ke badan ibu.
b Pelekatan. Pada saat menyusui seorang ibu harus memperhatikan beberapa
hal yaitu menyentuhkan puting susu ke bibir bayi, menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar, dan segera mendekatkan bayi ke arah payudara
sedimikian rupa sehingga bibir bawah bayi terletak di bawah puting susu. Cara melekatkan yang benar ditandai dengan dagu bayi menempel pada
payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar, bibir bawah bayi membuka keluar, dan areola tampak lebih banyak di bagian atas daripada bagian
bawah.
Gambar 2.1 Perlekatan Bayi Saat Menyusu Bloomberg Farley, 2012 c
Pengisapan ASI. Bayi mengisap dengan efektif jika bayi mengisap secara dalam, teratur yang diselingi istirahat. Pada saat bayi mengisap ASI, hanya
terdengar suara bayi menelan. Amati apakah perlekatan dan posisi bayi sudah benar dan bayi sudah mengisap dengan efektif. Jika belum, cobalah
sekali lagi.
1. Pegang bayi
menghadap tubuh dan
dekatkan hidung ke puting.
2. Pindahkan bagian kepala ke belakang
satu atau dua inchi. Pastikan mulut bayi
terbuka lebar. 3. Jika bayi tidak
membuka ulutnya, sentuhkan puting ke
bibirnya hingga terbuka.
4. Hadapkan dan pindahkan bayi ke
puting. 5. Sebagian
besar areoala harus masuk ke
mulut bayi. 6. Lihat apakah
bayi menelan da mengisap dengan
mudah.
6. Tanda Menyusu yang Benar