Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan semakin berkembangnya dakwah Islam, dengan ditandai oleh semakin banyaknya variasi dakwah Islam melalui media massa, cetak atau elektronik, yang sedikit-banyak menimbulkan efek positif bagi perkembangan nilai keberagamaan umat. Kemudian, di sisi berlawanan, terjadi pula fitnah yang besar bagi umat Islam akibat semakin gencarnya musuh-musuh Islam memerangi Islam dengan berbagai cara. Ini membuat kita perlu memikirkan dan terus- menerus memodifikasi konsep dakwah itu sendiri guna dakwah Islam tetap pada tujuan aslinya yakni mengajak manusia ke jalan Allah SWT , tanpa ada niat selain pada-Nya dan agar dakwah Islam tak mudah redup terkalahkan oleh fitnah yang marajalela yang menghantam umat Islam seperti pada kondisi saat ini. ”Dakwah adalah sebuah aktivitas menyeru manusia kepada perubahan yang sejatinya tak boleh berhenti apalagi mati, tetapi ia adalah aktivitas yang kontinyu. Karenanya memerlukan para pelaku dakwah aktifis yang mampu mengemban amanat penerus para nabi. Kredibilitas dan kemampuan sang da’i sebagai penentu keberhasilan merupakan tuntutan zaman, sebab semakin bertambah umat manusia yang menerima dakwah, semakin meluas geografi dakwah, semakin dibutuhkan pertambahan wawasan dan keluasan kerja-kerja dakwah.” 1 Karena itu, sangatlah diperlukan kreativitas sebuah penggambaran konsep pemikiran dakwah yang holistik, transformatif, dan sesuai zaman. Salah satu cara 1 M. Idris A. Shomad, Diktat Ilmu Dakwah, Jakarta: T.pn., 2004, h. 2. untuk menggambarkan sebuah konsep yang termudah adalah, kita mengambil konsep pemikiran dari para guru kita, pendahulu kita, para ulama yang ternama di zamannya yang dengan konsep pemikiran dakwah-nya, Islam mampu menggapai masa kejayaan di masa kepemimpinannya. Dalam sejarah perubahan masyarakat, ulama memang memiliki peran yang sangat besar dan universal. Ia nyaris memiliki andil dalam setiap lini dan detik dalam perubahan masyarakat social angineering yang bermuara pada kesadaran kolektif masyarakat untuk melakukan perubahan. Maka ulama dinyatakan sebagai sumber dan inspirasi perubahan. 2 Sebuah personifikasi konsep dari seorang ulama besar dapat kita relevankan konsep pemikiran itu dengan masa kini. Selama konsep pemikiran itu tak keluar dari norma syariat Islam, serta ia sesuai dengan kultur masyarakat muslim, konsep pemikiran itu dapatlah kita gunakan. Ayatullah Ruhullah Al-Musawi Al-Khomeini atau Imam Khomeini adalah salah satu ulama besar yang amat berandil dalam menggerakkan umat menuju ajaran Islam sesungguhnya yang pernah dimiliki umat Islam. Imam asal Teheran, Iran yang lahir pada 1902 M ini, melalui pemikirannya yang besar dan berpengaruh, mampu menjatuhkan rezim penguasa yang ingin menjauhkan umat dari ajaran Islam karena pengaruh intervensi negara asing. 2 Fathiy Syamsuddin, Menguatkan Peran dan Fungsi Peran Ulama, Majalah Al-Wa’ie, no. 80 April 2007, h.13. Melalui keyakinan dan konsep amar makruf nahi munkar serta dengan strategi dakwah yang handal, Imam Khomeini mampu memengaruhi segenap rakyat Iran untuk menggulingkan rezim tersebut. Dengan 98,2 suara rakyat yang setuju didirikannya Republik Islam, resmi pada 1 April 1979 sebuah negara Republik Islam berdiri. Peristiwa ini dikenal dengan Revolusi Islam Iran. 3 Kiprah Imam Khomeini yang demikian, diharapkan bisa mengetuk hati para ulama, cendekiawan, intelektual muslim bahkan sampai kepada para negarawan di era kini untuk bangun dari ’tidur’-nya yang saat ini tidakbelum terdengar kiprah besarnya dalam memimpin umat. Peran mereka kini tampak hanya berada pada sub khusus dari kehidupan masyarakat. Ya, yakni hanya dalam momen seremoni keagamaan, forum ilmiah, di tempat ibadah dan lain sebagainya. Selebihnya, yang mampu menguasai dan mewarnai Islam dalam segala lini kehidupan, baik dalam pemerintahan atau politik, sosial, ekonomi, budaya, dan lainnya, hanya dalam porsi minim. Di tengah absurd-nya tidak jelas kehidupan bernegara di bawah ’standard ganda’ kebijakan pemerintah baik dalam negeri maupun internasional, yang kini kita bisa melihat hasilnya yaitu kemiskinan merajalela, peperangan antarnegara yang membunuh ribuan warga sipil yang tak berdosa, dan masyarakat yang terdikotomi terpisahkan dari nilai agama, suasana ini pulalah yang saat itu terjadi di Iran, yakni penguasa Iran saat itu diintervensi oleh Barat. 3 Islamic Cultural Center, Imam Khomeini: Pandangan, Hidup, dan Perjuangan, Jakarta: Al- Huda,t.t., h. 21 Karena itu, Imam Khomeini dengan segala usahanya ternyata mampu merebut dan kembali mengembalikan Iran ke dalam dasar prinsip nasional dan masyarakatnya yang mayoritas berwatak religius, 4 melalui Revolusi Islam Iran 1979. Momentum ini pula menjadikan sebuah pemerintahan Islam mampu tampil secara revolusioner ke arena politik internasional. Islam berusaha merangkul pihak-pihak yang hak-hak politik dan ekonominya dicabut. Islam merupakan perisai moral terhadap serangan gencar nilai-nilai Barat. Akhirnya Islam merupakan jawaban bagi individu dan kelompok sosial yang mengalami prahara ketidakpastian, relativisme dan krisis identitas. 5 Penelitian ini sangat menarik, karena ini juga ada kaitannya dengan sedang memanasnya benturan politik antara Iran dan Amerika Serikat AS. Disebabkan larangan pengayaan nuklir Iran yang diklaim oleh AS bertujuan untuk pembuatan senjata pemusnah massal. Terlepas dari pro-kontra perseteruan politik antara AS dan Iran tersebut, yang jelas bahwa kita sebagai bangsa sebuah negara, memang sudah saatnya memiliki prinsip agar eksistensi bangsa dan negara tak mudah diinjak-injak oleh negara lain. Kita pernah mendengar banyak prinsip yang digaungkan oleh para pemimpin negeri kita, terutama prinsip yang pernah digaungkan oleh Presiden Soekarno ”Go 4 Kedutaan Besar Republik Islam Iran, Republik Islam Iran: Selayang Pandang, Ttp.: Tpn, t.t, h. 9 5 Ali Rahnema, ed., Para Perintis Zaman Baru Islam, Penerjemah Ilyas Hasan Bandung: Mizan, 1996, cet. Ke-2, h. 7. to hell with your aid – Persetan dengan bantuan-mu.” 6 Dikarenakan beliau tahu, bantuan asing justru menyisakan kepiluan mendarah daging bertahun-tahun menggerus eksistensi dan identitas independensi bangsa. semoga Allah SWT selalu memberi ampunan dan petunjuk untuk kita semua, bangsa Indonesia, amin . Torehan sejarah emas bagi peradaban Islam melalui kepemimpinan dan keulamaan Imam Khomeini yang amat berprinsip terutama bila kita menilik prinsip kepemimpinan ulamawilayat alfaqih yang dicetuskan oleh Imam Khomeini untuk sistem pemerintahan di Iran sangatlah disayangkan bila kita tak mengambil pelajaran dari sini. Presiden Soekarno pernah berkata ”Jangan sekali- kali melupakan sejarah ” jas merah. 7 Dari sejarah Imam Khomeini, kita dapat mengurai kembali bagaimana kontribusi beliau dan pemikiran beliau bagi kemajuan dakwah Islam yang bisa kita aplikasikan untuk kepentingan dakwah di era kini. Karena itu, sangatlah menarik dan amat perlu jika pemikiran dakwah Imam Khomeini diurai melalui sebuah penelitian dalam skripsi bagi penulis, dengan mengangkat judul:”Pemikiran Dakwah Imam Khomeini”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah