BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Meningioma adalah suatu tumor jinak yang terjadi pada selaput otak susunan saraf pusat. Meningioma berasal dari arachnoid cap cells, suatu lapisan
neuroektodermal yang membentuk lapis luar dari selaput araknoid dan vili araknoid. Tumor ini terjadi sekitar 20 dari semua tumor primer intrakranial
dengan insiden yang telah dilaporkan sebesar 4,4 per 100.000 orang per tahun dan terdiagnosis pada rata-rata penderita berumur 63 tahun Marwin et al, 2010.
Penderita meningioma intrakranial dapat datang dengan edema peritumoral yang menyebabkan disfungsi neurologis perioperatif dan dapat meningkatkan
risikocedera struktur-struktur neural intraoperatif jika edema yang terjadi cukup luasParket al, 2010.
Penelitian dan telaah literatur ilmiah dengan tujuan untuk mengetahui mengapa dapat terjadi variasi klinis edema telah dilakukan. Sampai tahun 2010
telah diteliti berbagai molekul yang berhubungandengan edema peritumoral pada meningioma, contohnya : VEGF, MMP9 Panagopoulos et al, 2008; Iwado et al,
2012, HIF-1 α, Interleukin-6 dan tenascin Parket al, 2010, bFGF, TGFα, TGFß
Samotoet al, 1995.Beberapa penelitian lainnya juga telah menghubungkan proses angiogenesis dengan edema peritumoral. Angiogenesis dimediasi oleh
sejumlah faktor pertumbuhan yang berbeda dan tampak sebagai suatu hal yang vital untuk pertumbuhan tumor Lamszus et al, 2000.Faktor-faktor angiogenik,
seperti VEGF, platelet-derived growth factor BB PDGF-BB, dan angiopoietin-2 Ang-2 telah dideskripsikan dalam sebuah publikasi Ilhanet al, 2009.
Molekul Interleukin-6 adalah sebuah sitokin multifungsi dengan efek stimulasi poten terhadap respons imun sebagai tambahan dari fungsi-fungsi
lainnya, termasuk regulasi sintesis protein fase akut, hematopoiesis, dan metabolismetulang. Interleukin-6 terekspresi pada berbagai tumor, termasuk
Universitas Sumatera Utara
tumor otak. Baru-baru ini IL-6 ditemukan dapat menginduksi disfungsi sawar endothelial sehingga menyebabkan peningkatkan permeabilitas cairan yang
berhubungan dengan kejadian edema. Temuan ini mengarahkan bahwa IL-6 dapat menjadi faktor penting terjadinya edema. Park et al telah memublikasikan bahwa
IL-6 diproduksi oleh meningioma dan beratnya peritumoral edema berhubungan secara signifikan dengan ekspresi IL-6 2010.
Sebagian peneliti lainnya mencurigai adanya peranVEGF yang mempengaruhi proses terjadinya edema. Edema pada meningioma telah
dipikirkan sebagai akibat efek vasogenik dan berhubungan dengan sekresi VEGF oleh tumor, bukan sebagai akibat dari masa jaringan sekitar atau invasi vena yang
menyebabkan kongesti vaskular Saloner et al, 2010. Angiopoietin juga telah teridentifikasi sebagai salah satu faktor
pertumbuhan penting yang berhubungan dengan signalisasi VEGF. Ketika terstimulasi, angiopoietin-1 dan 2 Ang-1-2 disekresikan dan bekerja melalui
reseptor tirosin kinase Tie-2. Ang-1 menginduksi autofosforilasi reseptor Tie-2 yang memiliki ketergantungan terhadap Tirosine kinase, dimana Ang-2 memiliki
sifat antagonis natural Ilhanet al, 2009. Penderita meningioma intrakranial datang ke Rumah Sakit dalam keadaan
yang bervariasi, tergantung dari lokasi tumor; mulai dengan penurunan kesadaran, defisit neurologis fokal, atau hanya dengan nyeri kepala saja. Gejala klinis yang
terjadi, selain oleh akibat efek masa yang ditimbulkan oleh tumor, dapat ditimbulkan oleh adanya proses edema yang akan memengaruhi fungsi-fungsi
fisiologis susunan saraf pusat. Proses edema yang terjadi dapat juga bervariasi; edema berat, edema ringan, maupun tanpa terjadi suatu edema.
Sampai saat ini penulis belum dapat menemukan publikasi penelitian yang spesifik mengenai VEGF dengan derajat luasnya edema peritumoral di Indonesia
khususnya Sumatera Utara.Dengan karakteristik suatu tumor jinak yang dengan penatalaksanaan tepat dapat memberikan hasil yang baik dan dengan kompleksitas
dalam mempelajari proses patologi yang terjadi,menyebabkan topik-topik dari meningioma menarik untuk dipelajari.
Universitas Sumatera Utara
1.2.
RUMUSAN MASALAH
Belum diketahui hubungan kadar VEGF serum dengan PTEI pada penderita meningioma intrakranial.
Belum ada data penelitian mengenai hubungan kadar VEGF serum dengan PEI pada penderita meningioma intrakranial yang telah dilakukan di
Indonesia.
1.3.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan umum : Mengetahui hubungan antara kadar VEGF dalam serum terhadap luasnya
edema peritumoral pada pasien meningioma intrakranial.
Tujuan khusus : a.
Mengetahui kadar VEGF serum pada pasien meningioma intrakranial. b.
Mengetahui PTEI pada pasien meningioma intrakranial.
1.4.
MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penelitian ini adalah : Bagi peneliti :
a. Memberikan gambaran dan data awal untuk penelitian di masa depan
mengenai VEGF dan meningioma intracranial. b.
Meningkatkan pengetahuan peneliti di dalam bidang Biologi Molekuler dalam lingkup Ilmu Bedah Saraf, khususnya mengenai
peran VEGF dalam meningioma intrakranial.
Bagi masyarakat : a.
Bertambahnya pemahaman mengenai edema peritumoral pada meningioma akan meningkatkan strategi penatalaksanaan dalam
pelayanan kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA