BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
MENINGIOMA 2.1.1.
Sejarah dan Definisi Meningioma
Meningioma adalah sebuah penamaan yang diberikan oleh Harvey Cushing pada tahun 1922 untuk mendeskripsikan suatu tumor jinak pada selaput
otak susunan saraf pusat Al-Rodhan dan Laws, 1991.Pada awalnya, tumor ini dinamakan tumor fungoid, sarcoma, cylindroma, endothelioma, fibroma,
meningoethelioma, arachnothelioma, meningocytoma, mesothelioma, leptomeningioma, dural exothelioma, arachnoidal fibroblastoma, dan pada
akhirnya dinamakan meningioma Chou dan Miles, 1991.
2.1.2. Epidemiologi Meningioma
Pada penelitian di Rochester, Minnesota, Amerika Serikat, yang dilakukan pada tahun 1935 hingga 1977, meningioma terdistribusi sebanyak 40, tetapi
penelitian epidemiologi tahun 1985 di negara yang sama melaporkan 20 dari tumor intrakranial adalah meningioma dengan insiden kejadian meningioma yang
semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia, sebesar 4,4 per 100.000 orang pertahun. Meningioma terdiagnosis pada rata-rata penderita berumur 63
tahun Marwin et al, 2010 dengan predominasi perempuan terhadap laki-laki dengan rasio sebesar 2 : 1. Pada anak-anak, meningioma kerap terjadi 1 hingga
4 dari semua tumor otak. Umur rata-rata pada saat terdiagnosis adalah 11,6 tahun, dibandingkan dengan umur 6,3 tahun untuk tumor-tumor intrakranial
lainnya pada anak Otsukaet al, 2004; Al-Mefty et al, 2011.
2.1.3. Patologi
Meningioma biasanya berbentuk globular dan berkapsul.Tumor ini melekat pada dura dan dapat menekan jaringan otak yang berdekatan tanpa
menginvasinya.Walaupun invasi dura dan sinus biasa terjadi, meningioma biasanya mudah dipisahkan dari pia mater Al-Mefty et al, 2011. Meningioma
Universitas Sumatera Utara
berasal dari lapisan neuroektodermal yang membentuk arachnoid cap cells, yang membentuk lapisan luar dari selaput araknoid dan vili araknoid. Seiring dengan
pertambahan umur, kelompok-kelompok arachnoid cap cell akan menjadi lebih jelas, membentuk whorls dan psammoma bodiesyang identik dengan
meningioma.Meningioma memiliki tampilan mesenkimal sel berbentuk spindle dan produksi stroma kolagen dan epitelial sitologi bulat atau poligonal, adanya
sejumlah intracellular junctions, ekspresi epithelial membrane antigen EMA dan fungsi-fungsi sekresi seperti kelenjar, yang dapat digunakan untuk membantu
diagnosis membedakan meningioma dengan arachnoid cap cells matur Marwin et al, 2010.
2.1.4. Klasifikasi Meningioma
Pada tahun 2000, WHO mengklasifikasikan meningioma pada bagian tumor-tumor dari susunan saraf pusat Tumors of the nervous system di bawah
bagian tumor dari meninges dan sub-bagian tumor dari sel-sel meningothelial.WHO mengenal tiga derajat berdasarkan kriteria patologinya dan
risiko rekurensi serta pola pertumbuhannya Al-Mefty et al, 2011. Menurut klasifikasi WHO, meningioma dibagi menjadi 3 grade, yaitu
Jinak Benign :Grade I, Atipikal Atypical : Grade II, dan Ganas Malignant : Grade III. Meningioma meningothelial, meningioma fibrous fibroblastik,
meningioma transisional, meningioma psammomatous, meningioma angiomatosa, meningioma mikrokistik, meningioma sekretorik, meningioma
lymphoplasmacyte-rich, meningioma metaplastik diklasifikasikan sebagai grade I. Meningioma chordoid, meningioma clear-cell, meningioma atypical
diklasifikasikan sebagai grade II. Meningioma papillary, meningioma rhabdoid, meningioma anaplastik diklasifikasikan sebagai grade III Otsuka, 2004; Marwin
et al, 2010. Lokasi umum meningioma primer dari urutan paling sering adalah
parasagital, cavernous, tubercullum sellae, lamina cribrosa, foramen magnum, zona torcular, tentorium cerebelli, sudut serebelopontin, dan sinus sigmoid.
Meningioma dengan frekuensi lebih rendah dapat terjadi di medula spinalis,
Universitas Sumatera Utara
intraventricular, orbita optic nerve sheath dan foramina opticum, intraoseus tulang temporal petrosa, pineal, ekstrakalvaria, dan ektopik cavum nasi, sinus
paranasal, glandula parotis, paru-paru, glandula adrenal, dan mediastinumChou dan Miles, 1991;Otsuka, 2010.
Selain yang telah disebutkan di atas, berdasarkan Bitzer et al, lokasi meningioma dapat diklasifikasikan berdasarkan lokasinya pada konveksitas, falx,
sphenoid wing, frontobasal, temporobasal, supraselar, tentorial, infratentorial, dan lainnya 1998.
Berdasarkan pola pertumbuhannya, meningioma dapat tumbuh sebagai suatu masa en masse atau tumbuh memanjang seperti karpet en plaque. Varian
en plaque pada awalnya dideskripsikan oleh Cushing sebagai suatu karakteristik tipikal meningioma sphenoid ridge, yang dapat juga disebut sebagai
“hyperostosing en plaque meningiomas”. Deskripsi ini kemudian direvisi oleh Bonnal pada tahun 1980, dengan tipe-tipe dari meningioma sphenoid ridgeadalah
:en masse, invading en plaque, dan invading en masse.En masse adalah meningioma globular klasik, meningiomainvading en plaque didefinisikan
sebagai tumor berbentuk seperti karpet dengan adanya abnormalitas tulang, sedangkan meningioma en massedidefinisikan sebagai bentuk antara darien masse
klasik dan meningioma invading en plaque dengan perlekatan dura yang luas tetapi tanpa tampilan seperti karpet Talacchi et al, 2011.
2.1.5. Karakteristik dan Diagnosis Meningioma