supernatan dipindahkan ke dalam tabung aliquot dan kemudian disimpan dalam lemari pendingin bersuhu -25
o
4.4.5 Pengolahan Sampel Darah
C.
Serum yang tersimpan akan dicairkan pada suhu ruangan selama sekitar 5 menit dan akan dilakukan pemeriksaan assay VEGF. Pemeriksaan tersebut adalah
suatu pemeriksaan kuantitatif dengan menggunakan teknik sandwich Enzyme Linked Immunosorbent Assay ELISA. Sebuah antibodi monoklonal spesifik
terhadap VEGF telah dilekatkan pada sumur-sumur dalam microplate. Standar dan sampel dimasukkan ke dalam sumur-sumur yang tersedia dengan
menggunakan pipet mikro dan keberadaan VEGF akan diikat dengan antibodi imobilisasi. Setelah dilakukan teknik pencucian untuk membuang substrat-
substrat yang tidak berikatan, sebuah anitbodi poliklonal VEGF yang berikatan dengan enzim ditambahkan pada sumur-sumur tersebut. Setelah dilakukan
pencucian kembali, untuk membuang reagen antibodi-enzim yang tidak berikatan, sebuah larutan substrat ditambahkan pada sumur-sumur sehingga menimbulkan
reaksi yang mengeluarkan warna. Warna yang muncul akan sesuai dengan proporsi dari keberadaan VEGF yang terikat pada tahap awal. Perkembangan
warna dihentikan dan intensitas dari warna tersebut diukur dengan menggunakan alat pembaca spektrofotometri.
4.5.
METODE ANALISIS DATA
Data yang didapat akan diolah dengan metode yang terdiri dari dua tahapan, yaitu analisis deskriptif untuk memberikan gambaran umum tentang
variable penelitian dan uji analisis hipotesis untuk menentukan derajat keeratan hubungan antara VEGF dengan PTEI. Analisis dilakukan dengan menggunakan
perangkat lunak pengolah data.Variabel kategorik dianalisis dalam bentuk frekuensi dan persentase yang disajikan baik dalam bentuk tabel maupun grafik.
Analisis deskriptif variable numerik dilakukan pemusatan mean, median dan penyebaran standar deviasi, minimum-maksimum. Jika sebaran data normal,
Universitas Sumatera Utara
digunakan pasangan mean dan standar deviasi. Jika sebaran data tidak normal, digunakan median dengan minimum-maksimum.
Untuk menguji adanya hubungan antara nilai PTEI dan kadar VEGF serum, ditentukan terlebih dahulunilai signifikansi secara statistik apakah
memiliki kur va normal atau tidak normal dengan menggunakan Kolmogorof- Smirrnov atau Shapiro-Wilk tergantung jumlah sampel. Jika memiliki
sebarannormal akan dilanjutkan analisis dengan menggunakan metode Pearson dan jika memiliki sebarantidak normal, korelasi dinilaidengan Spearman’s
correlation test. Nilai P ≤0,05 dipertimbangkan suatu hubungan signifikan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 HASIL PENELITIAN
5.1.
KARAKTERISTIK SAMPEL
Penelitian dilakukan bulan Pebruari 2012 sampai dengan bulan Pebruari 2013.Dalam kurun waktu tersebut didapatkan sebanyak 20 penderita meningioma
intrakranial yang memiliki hasil MRI, dilakukan operasi, dan terdiagnosis pasti meningioma melalui pemeriksaan histopatologi. Terhadap penderita tersebut
dilakukan pengukuran volume tumor dan volume edema, dilakukan pengambilan darah yang diproses menjadi serum dan dilakukan pengukuran kadar VEGF
serum. PTEI dihitung dengan melakukan perbandingan volume edema dibagi dengan volume tumor.Hasil lengkap data penderita dapat dilihat pada lampiran.
5.1.1 Jenis Kelamin
Setelah dilakukan pendataan dan memasukkan data tersebut ke dalam tabel, didapatkan sampel berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan
dengan sampel laki-laki, dimana sampel perempuan 14 orang 70 dan laki-laki 6 orang 30.
Tabel 5.1. Jenis Kelamin n
Laki-Laki 6
30.0 Perempuan
14 70.0
Total 20
100.0
5.1.2. Umur
Setelah dilakukan analisis deskriptif terhadap umur didapati bahwa mean adalah 46,20 ± 16,3 tahun dengan nilai minimal 28 tahun dan maksimal 89 tahun.
Nilai median adalah 44 tahun. Pada uji normalitas, didapatkan distribusi tidak normal Shapiro-Wilk, p 0,05.
Universitas Sumatera Utara