80
multikolinieritas. Adapun hasil pengujian dapat dilihat pada tabel diberikut ini:
Tabel 4.15 Hasil Uji Multikolinieritas
Collinearity Statistics Tolerance
VIF 0.831
1.203 0.583
1.715 0.646
1.547
Sumber : Hasil Olah Data Berdasarkan data pada tabel di atas dapat diketahui bahwa syarat
untuk lolos dalam uji multikolinieritas sudah terpenuhi oleh seluruh variabel independen yang ada, yaitu nilai tolerance yang lebih besar dari
0,10 dan nilai VIF Variance Inflation Factor yang tidak lebih dari 10. Pada tabel di atas, nilai tolerance variabel lokasi sebesar 0,831, variabel
fasilitas sebesar 0,583 dan variabel pribadi pelayanan 0.646. Sedangkan nilai VIF variabel lokasi sebesar 1,203, variabel fasilitas sebesar 1,715
dan variabel pelayanan sebesar 1,547. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
tidak berkorelasi antara variabel independen satu dengan variabel independen yang lainnya.
81
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
Heteroskedastisitas. Model
regresi yang
baik adalah
yang homoskedastisitas atau tidak heteroskedastisitas.
Untuk menguji heteroskedastisitas yaitu dengan melihat Scatterplot, jika titik-titiknya
berpola maka terdapat masalah heteroskedastisitas. Sebaliknya jika titik titiknya tidak berpola, maka tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.
Gambar di bawah ini.
Gambar 4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas
Sumber : Hasil Olah Data
82
E. Analisis Regresi Berganda Tabel 4.16
Hasil Regresi Berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 9.805
2.797 3.505
.001 Lokasi
.117 .175
.056 .671
.504 Fasilitas
.255 .073
.349 3.477
.001 Pelayanan
.168 .043
.374 3.916
.000 a. Dependent Variable: keputusan nasabah
Sumber : Hasil Olah Data Berdasarkan tabel di atas maka diperoleh persamaan regresi sebagai
berikut:
Y= 9,805 +
1 Konstanta sebesar 9,805, artinya apabila variabel fasilitas,
pelayanan dan lokasi memiliki nilai nol 0, maka nilai variabel keputusan nasabah menggunakan jasa BMT sebesar 9,805.
2 Koefisien regresi 0,255, artinya bahwa setiap kenaikan
variabel fasilitas satu satuan maka variabel keputusan nasabah menggunakan jasa BMT akan naik sebesar 0,255 dengan asumsi
bahwa variabel lain dari model regresi adalah tetap. Dengan kata
83
lain, variabel fasilitas berbanding lurus dengan keputusan nasabah menggunakan jasa BMT. Apabila variabel fasilitas naik, maka
variabel keputusan nasabah menggunakan jasa BMT akan
mengalami kenaikan. 3 Koefisien regresi
0,168, artinya bahwa setiap kenaikan variabel pelayanan satu satuan maka variabel keputusan nasabah
menggunakan jasa BMT akan naik sebesar 0,168 dengan asumsi bahwa variabel lain dari model regresi adalah tetap. Dengan kata
lain, variabel pelayanan berbanding lurus dengan keputusan nasabah menggunakan jasa BMT. Apabila variabel fasilitas naik,
maka variabel keputusan nasabah menggunakan jasa BMT akan mengalami kenaikan.
4 Koefisien regresi = 0,117, artinya bahwa setiap kenaikan lokasi
satu satuan maka variabel keputusan nasabah memilih BMT akan naik sebesar 0,117 dengan asumsi bahwa variabel lain dari model
regresi adalah tetap. Dengan kata lain, variabel lokasi berbanding lurus dengan keputusan nasabah menggunakan jasa BMT. Apabila
variabel lokasi
naik, maka
variabel keputusan
nasabah menggunakan jasa BMT akan mengalami kenaikan.
84
1 Koefisien Determinasi R
2
Uji koefisien determinasi R
2
pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Adapun hasil uji koefisien determinasi pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.17 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Dari tabel diatas dapat diketahui Adjusted R
2
sebesar 0.430 atau 43. Hasil tersebut memberikan pengertian bahwa variabel dependen
yaitu keputusan nasabah menggunakan jasa BMT dapat dijelaskan oleh tiga variabel independen yang terdiri dari fasilitas, pelayanan dan lokasi
dengan nilai sebesar 43 sedangkan sisanya 0,570 atau 57 dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
2 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dengan melihat hasil uji parsial uji statistik t dan uji signifikan simultan uji F.
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .669
a
.447 .430
2.76773 a. Predictors: Constant, Pelayanan, Lokasi, Fasilitas
a. Dependent Variable: keputusan nasabah
Sumber : Hasil Olah Data
85
a. Uji Signifikan Parameter Individual Uji Statistik t Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelasindependen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dalam hal ini digunakan untuk mengetahui
besarnya pengaruh faktor fasilitas, pelayanan dan lokasi secara individual terhadap keputusan nasabah menggunakan jasa BMT.
Adapun hasil t tabel dengan tingkat α sebesar 5 0,05, derajat kebebasan n-k 98 – 3 = 95 dan uji dua sisi two tiled diperoleh
angka sebesar 1,985. Adapun untuk lebih jelasnya hasil uji statistik t adalah sebagai berikut:
Hipotesis 1 Hο :
= 0,Faktor fasilitas tidak berpengaruh positif terhadap keputusan nasabah dalam memilih BMT.
Hа : ≠ 0, Faktor fasilitas berpengaruh positif terhadap
keputusan nasabah dalam memilih BMT. Hipotesis 2
Hο : = 0, Faktor pelayanan tidak berpengaruh positif terhadap
keputusan nasabah dalam memilih BMT. Hа :
≠ 0, Faktor pelayanan berpengaruh positif terhadap keputusan nasabah dalam memilih BMT.