26 Di dalam ilmu semiotik, tanda memiliki dua aspek yang penting yaitu
penanda signifier dan petanda signified. Penanda adalah bentuk normalnya yang menandai sesuatu yang disebut petanda, sedangkan petanda adalah sesuatu
yang ditandai oleh petanda itu yaitu artinya. Contohnya, kata “Ibu” merupakan tanda suatu bunyi yang menandai arti ‘orang yang melahirkan kita’.
2.7 Biografi Pengarang
Lily Franky lahir 04 November 1963 di Kyushu utara, Fukuoka, Jepang. Lily Franky adalah nama pena yang ia gunakan, nama sesungguhnya adalah
Masaya Nakagawa. Nama lily franky ia gunakan agar orang-orang yang membaca karyanya merasa penasaran apakah ia seorang wanita atau pria, apakah orang
asing atau orang jepang. Ia ingin terkesan misterius. Lily franky merupakan lulusan dari Mushashino Art University di Tokyo.dia mengawalikarirnya dengan
menjadi seorang ilustrator dan kolumnis di sebuah majalah. Gaya penulisannya memiliki respon yang baik. Saat ini ia dikenal sebagai penulis di buku-buku anak-
anak, fotografer, desainer, dan penulis lirik. Pria yang memiliki tinggi 174cm dan berat 62kg ini melakukan debut
pertamanya sebagai penulis fiksi pada tahun 2003, yaitu dengan mengeluarkan koleksi cerita pendek yang berjudul “Boroboro Natta ni hito e”. Yang kemudian
dilanjutkan dengan menulis sebuah otobiografi tentang dirinya, yang berjudul Tokyo Tower: Mom and Me, and Sometimes Dad. Novel Tokyo Tower ini
mengisahkan tentang kehidupannya bersama ibunya dan terkadang bersama ayahnya. Novel ini menjadi best seller. Kemudian novel ini dibuat menjadi
sebuah serial TV dan sebuah Film dengan judul yang sama.Dia juga beberapa kali
27 mucul dalam beberapa judul film, yaitu “Moju tai Issunboshi Blind Beast vs.
Killer Dwarf”
dan
“Gururi no Koto All Around Us.”
28
BAB III ANALISIS PESAN MORAL ON, GIMU, DAN GIRI DALAM NOVEL
“TOKYO TOWER” 3.1
Sinopsis Novel “Tokyo Tower”
Novel “Tokyo Tower” adalah novel karya Lily Franky yang bernama asli
Nakagawa Masaya yang bercerita tentang perjuangan seorang ibu dalam
membesarkan anaknya, serta perjuangan pemuda untuk menemukan makna hidup dan bangkit dari keterpurukan untuk membahagiakan sang Ibu.
Ma-kun adalah nama panggilan kecil Nakagawa Masaya yang diberikan oleh ibunya Eiko. Ma-kun, seorang anak lelaki biasa. Ia dibesarkan oleh sang
ibu. Awalnya Ma-kun tinggal bersama ayah dan ibunya. Namun karena menumpang dan hidup bersama mertua, saudara ipar, dan penghuni kos maka ibu
Ma-kun membawanya keluar dan menumpang di rumah mertua kakak perempuan ayahnya. Di situlah awal hidup terpisah dengan ayahnya. Keduanya lantas pindah
lagi ke Chihuko, tinggal bersama nenek dari pihak ibu. Eiko adalah figur ibu yang luar biasa kuat. Semenjak hidup terpisah dengan Koji ayah Ma-kun, ia hidup
berdua dengan Ma-kun, menjadi ayah sekaligus ibu Ma-kun, menyiapkan segala kebutuhan Ma-kun termasuk mencari nafkah untuk meghidupi hari-hari mereka.
Ma-kun adalah anak yang mendapat banyak luapan cinta dari ibunya. Meskipun ayah dan ibu Ma-kun harus tinggal terpisah, bukan berarti keduanya bercerai. Di
saat terpenting, ayah Ma-kun selalu hadir. Bahkan saat pertimbangan hidup Ma- kun di Tokyo, sang ayah juga memiliki peranan.
Ma-kun tidak pernah jauh dari ibu yang mengasuhnya seorang diri. Namun saat beranjak dewasa, keinginan kuat untuk meninggalkan desa dan hidup mandiri
29 membuatnya pergi meninggalkan sang Ibu ke Tokyo
, kota paling sibuk di Jepang .
Di Tokyo, Ma-kun terjerumus dalam kebebasan tanpa kehadiran Ibu. Namun saat ibunya ikut tinggal bersamanya di Tokyo, kehidupannya mulai membaik.
Ibu hadir dalam saat-saat tersulit Ma-kun merancang kembali kehidupannya yang
sempat berantakan. Sewaktu kecil, Ma-kun pernah terkena disentri dan harus dirawat di ruang
isolasi. Siapa sangka belasan tahun kemudian, ia juga harus menjenguk seseorang di ruang isolasi, ibunya. Penyakit yang diderita sang ibu membuat Ma-kun
berjuang mencari uang, ia tidak lagi menjadi seorang yang suka menghabiskan uangnya untuk berjudi.
Pada usia kepala tiga, ia masih sangat lengket dengan ibunya dan belum memikirkan untuk menikah. Kedekatannya juga menular pada kawan-kawannya,
bahkan di saat salah seorang temannya berulang tahun, ibunya hadir di tengah para anak muda yang berbahagia.
Sampai saat yang paling ditakuti itu dating. Ibu Ma-kun mengidap penyakin kanker di bagian perut dan meninggal di Tokyo.
3.2 Analisis Novel “Tokyo Tower”