Tinjauan Pustaka Kerangka Teori

5 topik yang seharusnya diteliti. Penulis membatasi ruang lingkup pembahasan pada analisis pesan moral yang terdapat pada novel “Tokyo Tower” karya Lily Franky, cetakan pertama Desember 2013 dengan tebal 396 halaman. Analisis pesan moral tersebut menggunakan pendekatan semiotik, yaitu dengan cara mengambil cuplikan teks yang berhubungan dengan pesan moral yang akan dianalisis. Pesan moral yang akan dianalisis adalah pesan moral Jepang, yaitu on hutang budi, gimu kewajiban, dan giri kewajiban. Dalam novel “Tokyo Tower” terdapat 15 buah on, 9 buah gimu, dan 3 buah giri. Namun penulis hanya akan menganalisis 7 buah on, 5 buah gimu, dan 3 buah giri. Sebelum menganalisis pesan moral yang ada dalam novel “Tokyo Tower”, penulis akan menjelaskan juga mengenai pengertian moral, prinsip-prinsip dasar moral, sikap-sikap kepribadian moral, konsep moral Jepang, setting cerita “Tokyo Tower”, serta menceritakan sekilas tentang biografi pengarang novel “Tokyo Tower”.

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

1. Tinjauan Pustaka

Menurut Suwondo 2003:5 karya sastra merupakan hasil kegiatan kreatif manusia yang berkaitan dengan imajinasi, intuisi, abstraksi kehidupan. Karya sastra ada yang bersifat fiksi dan non fiksi. Salah satu bentuk karya sastra yang bersifat fiksi adalah novel. Nurgiyantoro 1998:11 mengemukakan bahwa sebuah novel dapat mengemukakan sesuatu secara bebas, menyajikan sesuatu secara lebih banyak, lebih rinci, lebih detail, dan lebih banyak melibatkan berbagai permasalahan yang 6 lebih kompleks, serta novel juga mampu menyampaikan permasalahan yang kompleks tersebut secara penuh yang membuat novel lebih mudah untuk dibaca. Novel juga merupakan salah satu karya sastra yang mengangkat masalah manusia dan kemanusiaan serta memiliki nilai moral. Moral adalah sesuatu yang ingin disampaikan pengarang oleh pembaca melalui sebuah karya sastra. Moral merupakan “petunjuk” yang sengaja diberikan oleh pengarang tentang berbagai hal yang berhubungan dengan masalah kehidupan, seperti sikap, tingkah laku, dan sopan santun pergaulan Nurgiyantoro, 1998: 321. Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan pendekatan semiotik, semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda Taum dalam Endraswara, 2013:41. Tanda-tanda yang dimaksudkan dapat berupa suatu pengalaman, pemikiran, perasaan, gagasan, dan lain-lain. Kritik secara semiotik ini menggunakan modal interpretasi kritis yang menghubungkan satu sama lain tanda-tanda yang terdapat dalam karya tersebut.

2. Kerangka Teori

Dalam menganalisis sebuah karya sastra sangat dibutuhkan sebuah pendekatan sebagai acuan bagi penulis. Penulis menggunakan pendekatan moral dan pendekatan semiotik dalam penelitian ini. Di dalam sebuah karya sastra biasanya selalu terdapat pesan moral yang disampaikan pengarang melalui cerita yang ada di dalam karya sastra tersebut, dimana pesan moral yang disampaikan merupakan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran. 7 Moral dapat diartikan ajaran kesusilaan. Moralitas berarti hal mengenai kesusilaan. Moralitas adalah sistem nilai tentang bagaimana kita harus hidup secara baik sebagai manusia Simanjuntak, 2011:18. Moral yang digunakan penulis sebagai landasan dalam penelitian ini adalah moral Jepang yang dikemukakan oleh Benedict 1982:105-156, yaitu : 1. On utang budi mengandung arti suatu beban, suatu utang, sesuatu yang harus dipikul seseorang sebaik mungkin Benedict, 1982:105. 2. Gimu kewajiban adalah salah satu jenis kewajiban dalam pembayaran sebuah on. Gimu merupakan pembayaran tanpa batas atas utang Benedict, 1982:122. 3. Giri kewajiban merupakan pembayaran yang tepat sama besar jumlahnya Benedict, 1982:148. Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan pendekatan semiotik, semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda Taum dalam Endraswara, 2013:41. Penelitian semiotik meliputi analisis sastra sebagai sebuah penggunaan bahasa yang bergantung pada sifat-sifat yang menyebabkan bermacam-macam cara modus wacana mempunyai makna Preminger, dkk dalam Jabrohim, 2001:71. Lambang atau tanda di dalam karya sastra adalah lambang bahasa yang mencerminkan sebuah nilai budaya. Sehingga kata-kata atau bahasa yang terdapat dalam novel “Tokyo Tower” tersebut disimbolkan sebagai tanda yang akan diinterpretasikan sebagai wujud refleksi dari adanya perilaku on, gimu, dan giri dari para tokoh cerita. 8

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian