Konsep Moral Jepang Analisis Pesan Moral On, Gimu, dan Giri dalam Novel “Tokyo Tower” Karya Lily Franky

21

2.5 Konsep Moral Jepang

Jepang memiliki beragam nilai moral, salah satunya adalah moral mengenai budaya malu. Budaya malu yang akan digunakan penulis pada analisis ini adalah budaya malu tentang utang budi dan pembayaran utang budi yang diungkapkan oleh Ruth Benedict, yaitu on, gimu, dan giri.

2.5.1 On

Dalam semua pemakaiannya on mengandung arti suatu beban, suatu utang, sesuatu yang harus dipikul seseorang sebaik mungkin. Seseorang yang menerima on akan merasa dirinya lebih rendah dari si pemberi on. Karena on diterima bukan hanya dari seorang atasan atau seseorang yang berusia lebih tua saja, namun on juga diterima dari orang setingkatnya Benedict 1982: 105. Di Jepang, bantuan atau kebaikan yang diterima seseorang akan menjadi on bagi si penerimanya. Hal ini yang membuat masyarakat Jepang tidak sembarangan memberikan bantuan, karena mereka takut kalau bantuan atau kebaikan yang mereka lakukan akan menjadi beban bagi si penerima bantuan atau kebaikan tersebut. Kebaikan dan kasih sayang seorang ibu juga merupakan on bagi anaknya. Segala sesuatu yang dilakukan sang Ibu baginya ketika ia masih bayi, semua pengorbanan ibunya baginya sebagai anak, segala sesuatu yang dilakukan ibunya untuk kepentingan dirinya sebagai pria dewasa, dan semua hal yang menjadi utangnya terhadap ibunya semata-mata karena ibunya itu ada Benedict, 1982: 106. Benedict 1982:108 juga menjelaskan bahwa on dari orang tua adalah pemeliharaan sehari-hari dan segala kerepotan yang harus dihadapi bapak dan ibu. 22

2.5.2 Gimu

Gimu adalah salah satu jenis kewajiban dalam pembayaran sebuah on. Gimu merupakan pembayaran tanpa batas atas utang Benedict, 1982: 122. Yang dimaksud dengan tanpa batas adalah, dimana seseorang yang menanggung on akan membalas atau membayar utang yang tidak memiliki batasan jumlah dan jangka waktu. Orang yang menanggung on tidak akan berhenti membayar utangnya, meskipun dia sudah pernah membayarnya sekali atau dua kali. Karena dia merasa on yang dibebankan terhadapnya sangat berat yang tidak akan cukup bila hanya dibalas sekali atau dua kali saja . Benedict 1982: 129 menjelaskan bahwa membesarkan dan mendidik anak- anak sendiri merupakan gimu bagi setiap orang tua di Jepang. Karena bagi bangsa Jepang ini merupakan pembayaran kembali utang-utang kepada nenek moyangnya dengan cara meneruskan kepada anak-anakanya, asuhan yang telah diterimanya sendiri. Gimu sendiri dikelompokkan menjadi dua jenis kewajiban yang berbeda : pembayaran on kepada orang tua sendiri, yang adalah ko, dan pembayaran kembali on kepada Kaisar, yang adalah chu. Kedua gimu ini adalah pembayaran on tanpa batas Benedict 1982: 122. Gimu tetap wajib dibayar seseorang meskipun hal yang diminta dari orang yang membebankan on terhadapnya sulit. Menurut Benedict 1982:140-141 bagaimanapun banyaknya tuntutan sukar yang dituntutnya sari seseorang, gimu setidaknya adalah sekelompok kewajiban yang menjadi utang seseorang kepada lingkaran keluarga terdekatnya dan kepada Pengusaha yang menjadi lambang negaranya, cara hidupnya dan cinta kepada negaranya. 23

2.5.3 Giri

Giri juga merupakan kewajiban membayar kembali utang selain gimu. Giri dikelompokkan menjadi dua, yaitu giri terhadap dunia, dan giri terhadap nama seseorang. Pembayaran kembali giri dianggap sebagai suatu pembayaran kembali yang tepat sama besar jumlahnya Benedict, 1982: 148. Di Jepang memiliki larangan untuk memberikan hadiah yang nilainya lebih tinggi sebagai balasan hadiah yang telah diberikan sebelumnya. Karena memiliki batasan waktu, maka apabila seseorang melewati batas waktu dari pembayaran giri tersebut, maka giri orang tersebut akan terus membesar. Misalnya, pada seorang murid yang merasa harus membayar giri terhadap guru SD nya yang telah mendidiknya namun giri tersebut tidak dibayarnya selama bertahun-tahun, maka giri iya tanggung semakin menumpuk. Ini merupakan salah satu contoh giri terhadap dunia. Giri terhadap nama seseorang adalah kewajiban untuk menjaga agar reputasinya tidak bernoda Benedict, 1982: 152. Giri terhadap nama ini merupakan kewajiban yang berada di lingkup on. Maksudnya, seseorang melakukan kewajiban tidak dilakukan tanpa dasar utang tertentu yang dipunyai orang itu pada orang lain. Seseorang yang tidak mampu membayar giri hingga jatuh tempo, maka ia akan bunuh diri untuk membersihkan namanya dan sebagai wujud pambayaran giri nya. Ini merupakan salah satu contoh giri terhadap nama. Benedict 1982:155 berpendapat bahwa giri ini juga mencakup banyak tingkah laku yang tenang dan terkendali. Tidak memperlihatkan perasaan, pengendalian diri yang diharuskan dari seorang Jepang yang mempunyai harga diri, merupakan bagian dari giri terhadap nama. 24 Giri juga menyinggung tentang bagaimana seharusnya cara hidup yang tepat dan sesuai dengan tempat yang dia tinggali. Seperti yang di jelaskan oleh Benedict 1982:156 bahwa giri terhadap nama juga mewajibkan seseorang untuk hidup sesuai dengan tempatnya dalam hidup ini.

2.6 Ruang Lingkup Pendekatan Moralitas dan Semiotika