Pengertian Politik Luar Negeri Bebas Aktif

83 Politik Luar Negeri Indonesia di Era Globalisasi

3. Landasan Politik Luar Negeri Indonesia

Pelaksanaan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif memilki landasan yang kuat dan kokoh. Landasan tersebut tercantum pada alinea pertama dan keempat Pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 serta pasal 11 UUD 1945. Dalam alinea pertama disebutkan, penjajahan harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Sedangkan dalam alinea keempat dinyatakan, ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial Pasal 11 ayat 1 UUD 1945 berbunyi, Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain. Selain landasan tersebut, pelaksanaan politik luar negeri Indonesia bebas aktif juga berdasar pada Keterangan Pemerintah di depan sidang BP-KNIP tanggal 2 September 1948. Politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif tetap diabdikan untuk mencapai kepentingan dan tujuan nasional bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Secara sosial bangsa Indonesia menghendaki kehidupan yang damai dengan semua negara di dunia. Sebab itu, kita tidak hanya menjalin kerjasama dengan negara-negara tertentu saja. Kita terbuka terhadap semua bangsa dan negara dalam menjalin kerjasama. Secara kejiwaan, apabila bangsa kita membatasi diri hanya dengan negara- negara tertentu saja, maka dapat menyebabkan bangsa kita terkucil oleh salah satu kelompok. Karena alasan itu juga, bangsa Indonesia menentukan haluan politik luar negeri yang bebas aktif. Bebas artinya dalam menjalin hubungan internasional tidak dibatasi pada negara-negara tertentu saja. Aktif artinya, bangsa kita tak mau tinggal diam dalam upaya menciptakan perdamaian dan keamanan internasional.

4. Pelaksanaan Politik Luar Negeri Bebas Aktif pada Masa Orde Lama

Bagaimana pelaksanaan politik luar negeri Indonesia pada masa orde lama 1959 - 1965? Pada masa orde lama Demokrasi Terpimpin, politik luar negeri Indonesia pernah belok ke arah negara-negara Eropa Timur atau Uni Sovyet, dan memusuhi negara-negara eropa. Hal ini disebabkan oleh dua faktor penting, yaitu: 84 Aku Warga Negara Indonesia untuk SDMI Kelas VI a. Faktor dari dalam negeri intern, yaitu karena dominannya besarnya pengaruh Partai Komunis Indonesia PKI menguasai kehidupan politik Indonesia; b. Faktor dari luar negeri ekstern, yaitu kurang simpatiknya bangsa eropa dan Amerika dalam menghadapi berbagai persoalan di negara Indonesia. Dengan dua alasan itu, pemerintah Indonesia akhirnya membelokkan haluan politiknya ke arah timur Uni Sovyet. Indonesia mengambil haluan politik luar negeri dengan membentuk Poros Jakarta Hanoi Phnom Penh Peking Pyongyang. Dianutnya politik luar negeri yang cenderung condong ke Sovyet menyebabkan perubahan kehidupan sosial politik bangsa Indonesia. Partai Komunis Indonesia PKI berkembang dengan leluasa. Partai-partai politik lain dibubarkan satu per satu, sehingga dalam negara hanya ada satu partai, yaitu Partai Komunis Indonesia PKI. Puncaknya terjadilah peristiwa G30SPKI pada tanggal 30 September 1965. B B B B B Perwujudan Politik Luar Negeri Perwujudan Politik Luar Negeri Perwujudan Politik Luar Negeri Perwujudan Politik Luar Negeri Perwujudan Politik Luar Negeri Indonesia Bebas Aktif Indonesia Bebas Aktif Indonesia Bebas Aktif Indonesia Bebas Aktif Indonesia Bebas Aktif Bagaimana perwujudan politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif? Sebagai bangsa yang menganut politik luar negeri bebas aktif, Indonesia melakukan berbagai kegiatan yang merupakan perwujudan dari politik luar negeri bebas aktif itu. Di antara kegiatan yang dilakukan bangsa Indonesia dapat kamu baca seperti berikut ini.

1. Menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika KAA di Bandung

Mengapa diadakan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955? Sebagai bangsa yang pernah merasakan betapa pahitnya hidup dalam penjajahan, bangsa Indonesia memprakarsai diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika bersama dengan negara India, Pakistan, Birma, dan Sri Lanka. Persiapan untuk menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika dilakukan di Colombo Sri Lanka pada tanggal 28 April - 2 Mei 1954 dan di Bogor Indonesia pada tanggal 29 Desember 1954.