Pengertian dan Makna Nilai Juang

5 Nilai-nilai Juang dalam Proses Perumusan Pancasila 1 Persatuan; 2 Kekeluargaan; 3 Keseimbangan lahir dan batin; 4 Musyawarah; 5 Keadilan rakyat. Sedangkan dalam pidato tanggal 1 Juni 1945, Ir. Sukarno mengemukakan asas dan dasar negara Indonesia merdeka sebagai berikut: 1 Kebangsaan Indonesia; 2 Internasionalisme atau perikemanusiaan; 3 Mufakat atau demokrasi; 4 Kesejahteraan sosial; 5 Ketuhanan yang berkebudayaan. Ir. Sukarno menyarankan lima asas untuk berdirinya bangunan negara itu hendaknya diberi nama Pancasila, artinya lima dasar. Gagasan ini ia kemukakan atas saran dari salah seorang temannya, ahli bahasa. Akan tetapi beliau tidak menyebutkan nama temannya itu. b. Sidang Panitia Kecil 22 Juni 1945 Dalam sidang pertama BPUPKI disepakati bahwa untuk menindaklanjuti sidang yang belum mencapai kesimpulan dibentuk Panitia Kecil. Panitia Kecil ini bertugas merumuskan hasil sidang I dengan lebih jelas. Anggota Panitia Kecil ada sembilan orang sehingga sering disebut Panitia Sembilan. Kesembilan tokoh tersebut ialah: • Ir. Soekarno Ketua merangkap anggota; • Drs. Mu. Hatta Wakil Ketua merangkap anggota; • A.A. Maramis, S.H. anggota; • Abikusno Cokrosuyoso anggota; • Abdul Kahar Muzakkir anggota; • Haji Agus Salim angota; • K.H. Wahid Hasyim anggota; • Achmad Soebardjo, S.H. anggota; • Mr. Muh. Yamin anggota. Sidang Panitia Sembilan ini dilaksanakan tanggal 22 Juni 1945 di Gedung Jawa Hokokai Jakarta. Selain panitia sembilan, anggota BPUPKI lainnya juga hadir dalam rapat tersebut, sehingga jumlah peserta rapat ada 38 orang. 6 Aku Warga Negara Indonesia untuk SDMI Kelas VI Dalam sidang Panitia Kecil tanggal 22 Juni 1945 dihasilkan piagam Jakarta. Isi Piagam Jakarta selengkapnya adalah sebagai berikut: Bahwa sesunguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa menghan-tarkan rakyat Indonesia kepada pintu gerbang Negara Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil, dan makmur. Atas berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan yang luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaannya. Kemudian daripada itu, untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh Tumpah Darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu hukum dasar Negara Indonesia yang berbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan, dengan berdasar kepada: Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. c. Sidang II BPUPKI Sidang II BPUPKI diselenggarakan pada tanggal 10 sampai dengan 16 Juli 1945. Dalam sidang ini dibicarakan mengenai penyusunan Rencana Pembukaan Undang-undang Dasar dan rencana Undang-undang Dasar serta rencana lain yang berhubungan dengan kemerdekaan bangsa Indonesia. Dalam rapat tanggal 11 Juli 1945 dibentuk Panitia Perancang Undang-Undang Dasar dengan susunan sebagai berikut: • Ir. Sukarno; • R. Otto Iskandardinata; • B.P.H. Purbaya; • K.H. Agus Salim; • Mr. Achmad Subarjo; • Mr. R. Supomo; Apa perbedaan Piagam Jakarta dengan Pembukaan UUD 1945?