sebesar 13,46 dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lainnyaa yang tidak digunakan dalam penelitian.
Untuk likuiditas dengan ukuran amihud risk, dapat dilihat pada Tabel 4.6 bahwa nilai adjusted R
2
adalah sebesar 0.864818. Hal ini dapat diartikan bahwa nilai koefisien determinan R
2
diperoleh sebesar 86,48. Hal ini menunjukkan bahwa mispricing dipengaruhi oleh variabel independennya. Sedangkan sisanya sebesar
13,52 dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lainnyaa yang tidak digunakan dalam penelitian.
Untuk likuiditas dengan ukuran amihud share turnover, dapat dilihat pada Tabel 4.10 bahwa nilai adjusted R
2
adalah sebesar 0.865849. Hal ini dapat diartikan bahwa nilai koefisien determinan R
2
diperoleh sebesar 86,58. Hal ini menunjukkan bahwa mispricing dipengaruhi oleh variabel independennya.
Sedangkan sisanya sebesar 13,42 dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lainnyaa yang tidak digunakan dalam penelitian.
4.5 Analisis Hasil Pengujian Hipotesis
4.5.1 Pengaruh Ukuran Size Perusahaan terhadap Tingkat Mispricing
Saham Perusahaan
Pengujian hipotesis 1 bertujuan untuk menguji pengaruh ukuran size perusahaan di Indonesia, apakah berpengaruh signifikan atau tidak. Berdasarkan
hasil regresi dengan menggunakan Eviews 7 pada Tabel 4.2 menunjukkan bahawa variabel ukuran size perusahaan memiliki koefisien negatif dan tidak berpengaruh
Universitas Sumatera Utara
signifikan 0.9776 α = 0.05. Tabel 4.6 menunjukkan bahwa variabel ukuran
perusahaan memiliki koefisien yang negatif dengan pengaruh tidak
signifikan pada α = 5 0.9872 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki
pengaruh negatif dan tidak begitu berpengaruh signifikan terhadap tingkat mispricing saham perusahaan di Indonesia. Semakin besar ukuran size perusahaan, maka
semakin kecil tingkat mispricing saham perusahaan sehingga hipotesis pertama dari penelitian ini yang ditelah disebutkan pada Bab 2 ditolak.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Brennan dan Wang 2010, Doukas, Kim dan Pantzalis 2010, Hirshleifer dan Jiang 2007.
Temuan-temuan dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa ukuran size perusahaan mempunyai pengaruh negatif terhadap tingkat mispricing saham
perusahaan. Dengan kata lain, semakin besar ukuran suatu perusahaan maka akan semakin besar tingkat mispricing saham perusahaan tersebut Aji, 2012. Perbedaan
utama antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada sampel penelitian dimana observasi yang menjadi bahan penelitian ini adalah saham-saham
perusahaan perbankan yang terdapat di Indonesia. Namun, beda halnya pada Tabel 4.10 menunjukkan bahwa variabel ukuran
size perusahaan memilki koefisien positif denga n pengaruh signifikan pada α = 5
0.8849 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif dan tidak juga signifikan terhadap tingkat mispricing saham perusahaan di
Indonesia, sehingga hipotesis pertama dari penelitian ini yang ditelah disebutkan pada Bab 2 ditolak.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil uji hipotesis dapat diindikasikan bahwa saham perusahaan berukuran kecil cenderung mengalami mispricing karena memiliki relative valuation
yang rendah, yang merupakan valuation ambiguity Doukas, Kim dan Pentzalis, 2010. Salah satu indikator yang digunakan untuk mengetahui nilai relative valuation
adalah price earning ratio PER. Nilai PER menandakan harga saham yang bersedia dibayarkan oleh investor setiap pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan. Nilai
PER yang rendah menunjukkan bahwa investor memiliki ekspetasi yang rendah terhadap saham perusahaan. Hal ini dapat menyebabkan harga menyimpang dari
harga wajarnya sehingga terjadi mispricing Aji, 2012.
4.5.2 Pengaruh Book to Market Ratio Perusahaan terhadap Tingkat Mispricing