Definisi Efficient Market Hypothesis

Jika return pada pasar modal yang efisien sesuai dengan martingale model, maka harga saham juga akan sesuai dengan submartingale model. Model ini menyatakan bahwa harga saham periode mendatang akan lebih besar dari harga saham periode terakhir. Jika informasi yang digunakan adalah informasi masa lalu, maka model ini digunakan untuk mendeskripsikan pasar efisien bentuk lemah weak form. 4. The Random Walk Model Model ini menyatakan bahwa perubahan harga saham diasumsikan bergerak secara random acak. Perubahan harga saham yang dimaksud meliputi return dari saham tersebut. Model ini juga menyatakan bahwa return saham sifatnya adalah independent dan terdistribusi secara identik.

2.5.2 Efficient Market Hypothesis

2.5.2.1 Definisi

Konsep pasar efisien pertama kali dikemukakan dan dipopulerkan oleh Fama 1970. Dalam konteks ini yang dimaksud dengan pasar adalah pasar modal capital market dan pasar uang. Suatu pasar yang efisien adalah sebuah pasar yang efisien dalam mengelola informasi, dimana harga-harga sekuritas yang diamati pada suatu waktu tertentu didasarkan pada evaluasi yang “benar” dari seluruh informasi yang tersedia pada saat itu Fama, 1970; 1976: 133. Suatu pasar dimana harga-harga “merefleksikan sepenuhnya” informasi yang tersedia disebut efisien. Semakin efisien suatu pasar modal, semakin besar kemungkinan suatu sekuritas dihargai pada atau Universitas Sumatera Utara mendekati nilai intrinsiknya. Efisiensi pasar modal ini juga ditunjang oleh peraturan yang diterbitkan oleh regulator bahwa emiten harus mengungkapkan informasi- informasi tertentu. Berdasarkan berbagai informasi yang ada, investor melakukan mekanisme penjualan dan pembelian sehingga harga sekuritas mencerminkan konsensus pasar. Jika investor bertransaksi dalam sebuah pasar yang efisien maka mereka dapat mendasarkan pada harga-harga yang merefleksikan berbagai rangkaian informasi, termasuk informasi laporan keuangan, dan mereka tidak harus memproses semua informasi secara langsung. Hipotesis pasar efisien merupakan konsep penting dan secara luas diterima semenjak ketertarikan pada efisiensi pasar terjadi pada akhir 1950-an dan awal 1960- an dalam tema “Theory of Random Walks” pada literatur keuangan dan “Rational Expectations Theory” dalam literatur ekonomi Jensen, 1978. Para ahli teori random walks pada umumnya berangkat dari premis bahwa perubahan sekuritas utama merupakan contoh yang baik dari pasar “efisien” Fama, 1965 dan aturan perdagangan “relatif kuat” dalam model Levy tentang perilaku harga sekuritas secara menakjubkan mendekati prediksi teori pasar efisien tentang perilaku harga sekuritas Jensen dan Benington, 1970. Hasil pengujian empiris efisiensi pasar menunjukkan bahwa terdapat tiga kategori berdasarkan sifat informasi yaitu strong form test, semi strong form test, dan weak form Fama, 1970. Pengujian bentuk-kuat strong-form berkaitan dengan apakah investor individual atau kelompok memiliki akses monopolistik terhadap informasi yang relevan untuk pembentukan harga, sehingga harga secara langsung Universitas Sumatera Utara bereaksi terhadap informasi itu, atau dengan kata lain apakah para investor yang memiliki informasi privat yang tidak sepenuhnya merefleksikan informasi pasar. Grossman dan Stiglitz 1980 menyatakan prasyarat hipotesis versi kuat adalah bahwa informasi dan biaya perdagangan, biaya dari harga yang merefleksikan informasi, selalu bernilai 0. Pada bentuk semi-kuat menguji informasi termasuk informasi yang tersedia bagi publik, seberapa cepat harga-harga sekuritas merefleksikan pengumuman informasi publik. Pada bentuk lemah menguji informasi hanya pada harga historis atau return berikutnya, dengan kata lain bagaimana return di masa lalu mampu dengan baik memprediksikan return di masa datang. Jensen 1978 mengungkapkan bahwa versi efisiensi pasar yang lebih lemah dan ekonomis terjadi jika harga merefleksikan informasi pada titik dimana manfaat marjinal informasi laba yang dihasilkan tidak melebihi biaya marjinalnya. Fama 1976: 137-166 mengungkapkan bahwa terdapat empat model ekuilibrium pasar yang dapat dipergunakan untuk menguji efisiensi pasar. Model pertama adalah return ekspektasian positif yang menyatakan bahwa jika pasar efisien dan jika model ekuilibrium pasar benar maka investor atau analis pasar yang tidak setuju dengan pasar dan memposisikan pada return ekspektasian negatif pada suatu sekuritas akan menjadi salah. Hal ini mengimplikasikan adanya risiko kerugian yang akan ditanggung oleh investor yang salah dalam mengambil dan mengekspektasikan return pasar tersebut. Pada model ekuilibrium kedua, Fama mengajukan return ekspektasian konstan. Pada model ini, jika pengujian efisiensi pasar merupakan Universitas Sumatera Utara pengujian asumsi ekuilibrium pasar secara simultan dan selama didasarkan pada autokorelasi hasil terbukti konsisten dengan hipotesis bahwa pasar efisien. Pengujian ini juga dapat diinterpretasikan sebagai bukti yang konsisten dengan asumsi bahwa return ekspektasian ekuilibrium bersifat konstan sepanjang waktu. Model ketiga dari ekuilibrium pasar adalah return menyesuaikan pada model pasar. Pengujian ini terutama berhubungan dengan penyesuaian harga atas informasi spesifik perusahaan, seperti pengumuman laba, penerbitan sekuritas baru, stock- splits, dan sebagainya. Return menyesuaikan pada hubungan risiko return merupakan model keempat dari ekuilibrium pasar. Model ini menunjukkan bahwa pengujian teknisi efisiensi pasar dimana pasar menentukan harga pada t-1 sehingga terdapat hubungan positif antara return ekspetasian suatu sekuritas dari t-1 dengan risiko sekuritas tersebut. Pasar yang tidak efisien, suatu saham memiliki kemungkinan untuk menghasilkan abnormal return, yang berarti bahwa return saham akan melebihi tingkat risiko yang dimiliki saham tersebut. Pasar dapat dikatakan efisien jika memenuhi kondisi-kondisi berikut Gumanti dan Utami, 2002: 1. Banyak terdapat investor rasional dan berorientasi pada maksimisasi keuntungan yang secara aktif berpartisipasi di pasar dengan menganalisis, menilai, dan berdagang saham. Investor-investor ini adalah price taker, artinya pelaku itu sendiri tidak akan dapat mempengaruhi harga suatu sekuritas. 2. Tidak diperlukan biaya untuk mendapatkan informasi dan informasi tersedia bebas bagi pelaku pasar pada waktu yang hampir sama tidak jauh berbeda. Universitas Sumatera Utara 3. Informasi diperoleh dalam bentuk acak, dalam arti setiap pengumuman yang ada di pasar adalah bebas atau tidak terpengaruh dari pengumuman yang lain. 4. Investor bereaksi dengan cepat dan sepenuhnya terhadap informasi baru yang masuk di pasar, yang menyebabkan harga saham segera melakukan penyesuaian. Sebagaimana diuraikan Utama 1992, terdapat beberapa faktor yang diduga turut mendukung ketidakefisienan pasar, seperti tingkat likuiditas yang masih rendah dan belum terbukanya emiten dalam mengungkapkan informasi sebenarnya. Selanjutnya, Sukamulja 2011 mengemukakan beberapa kondisi investor di pasar modal Indonesia yang dapat berkontribusi terhadap lemahnya efisiensi pasar, di antaranya Bapepam, 2011: 1. Investor memiliki informasi yang tidak simetris; 2. Investor cenderung irasional dalam mengambil keputusan, diantaranya karena pengetahuan yang kurang memadai; 3. Investor sering kali bereaksi berlebihan terhadap suatu perkembangan terbaru; 4. Investor cenderung kurang mengikuti konsep investasi pasar modal misalnya, mempertimbangkan risiko dan imbal hasil serta berinvestasi untuk jangka panjang.

2.5.2.2 Bentuk Pasar Efisien

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas Saham dan Return Saham pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

14 130 117

PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN SOLVABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN ASURANSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010 - 2014

1 7 71

Analisis Pengaruh Likuiditas Terhadap Yield Spread Sukuk (Pada Sukuk Korporasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015)

0 15 181

PENGARUH LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2013.

0 5 18

Pengaruh Profitabilitas, Kecukupan Modal, dan Likuiditas terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 – 2014

0 5 93

PENDAHULUAN Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013.

0 4 7

PENGARUH RISIKO SISTEMATIS DAN LIKUIDITAS SAHAM TERHADAP RETURN SAHAM PADA INDUSTRI PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2010-2012.

1 1 20

Pengaruh Risiko Sistematis dan Likuiditas Saham Terhadap Return Saham pada Industri Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2012.

1 9 26

Pengaruh Profitabilitas, Kecukupan Modal, dan Likuiditas terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 – 2014

0 0 10

Analisis Pengaruh Likuiditas terhadap Mispricing pada Saham yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

0 0 11